Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi perdagangan saham PT Jaya Trishindo Tbk (HELI). Penghentian sementara (suspensi) saham HELI lantaran terjadi penurunan harga kumulatif yang signifikan.
"Dalam rangka cooling down dan sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham HELI pada perdagangan tanggal 30 Mei 2024,” mengutip pengumuman Bursa, Kamis (30/5/2024).
Advertisement
Penghentian sementara perdagangan saham PT Jaya Trishindo Tbk dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham HELI.
Sebelumnya, BEI telah mengumumkan adanya pergerakan harga saham HELI di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA). Saham HELI mengalami koreksi signifikan sejak Senin, 27 Mei 2024.
Saat itu, saham HELI turun 24,95 persen ke posisi 394. Penurunan berlanjut pada Selasa, di mana saham HELI terkoreksi 24,87 persen ke posisi 296. Esoknya, pada Rabu 29 MEi 2024 saham HELI turun 25 persen ke posisi 222. Dalam sepekan, saham HELI telah turun 68,29 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham HELI turun 45,05 persen.
Meski, dalam satu tahun terakhir saham HEli masih naik 11 persen. Lebih lanjut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa.
Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Pembukaan IHSG pada 30 Mei 2024
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali lanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis (30/5/2024). Koreksi IHSG mengikuti bursa saham Asia dan wall street yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,13 persen ke posisi 7.064. Indeks LQ45 tergelincir 1,78 persen ke posisi 870. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.140,77 dan terendah 7.043,44. Sebanyak 293 saham tertekan sehingga bebani IHSG. 127 saham menguat. 177 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 255.467 kali dengan volume perdagangan 4,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 2,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.244.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 0,39 persen. Sektor saham energi susut 0,39 persen, sektor saham basic merosot 0,91 persen, sektor saham industri terpangkas 1,08 persen, dan sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,56 persen.
Selain itu, sektor saham siklikal anjlok 0,64 persen, sektor saham keuangan tersungkur 1,43 persen, sektor saham properti melemah 0,35 persen. Selanjutnya sektor saham teknologi merosot 0,46 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,69 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,81 persen.
Advertisement
Review IHSG pada 29 Mei 2024
Pada awal sesi perdagangan, harga saham BBRI melemah 1,36 persen ke posisi Rp 4.350 per saham. Harga saham BBRI dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 4.400 per saham. Saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.400 dan terendah Rp 4.340 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.141 kali dengan volume perdagangan 923.912 saham. Nilai transaksi Rp 403,7 miliar.
Mengutip riset Ashmore Asset Management, IHSG turun 1,6 persen pada perdagangan Rabu, 29 Mei 2024 didorong aksi jual saham. Investor asing melakukan aksi jual saham USD 102 juta, terbesar dalam dua minggu.
Selain itu, logam dasar melanjutkan kinerja yang lebih baik. Saham MBMA naik 0,7 persen, saham INCO bertambah 2 persen dan saham ANTM menguat 0,7 persen seiring kenaikan harga nikel.
Saham layanan kesehatan juga menguat yang didorong fundamental yang kuat. Saham MIKA naik 1 persen dan saham SILO bertambah 1,2 persen.
Adapun rupiah melemah ke level terendah dalam empat tahun. Saham perbankan masih berada di bawah tekanan, sedangkan saham-saham konsumen membalikkan sebagian kenaikannya baru-baru ini.
Bursa Saham Asia Pasifik
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis, (30/5/2024) mengikuti pergerakan wall street menjelang serangkaian data ekonomi dari wilayah tersebut pada Jumat, 31 Mei 2024.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei Jepang anjlok lebih dari 2 persen. Sedangkan indeks Topix tergelincir 1,4 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Kospi di Korea Selatan turun hampir 1 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,6 persen.
Jepang dan Korea Selatan akan merilis angka produksi industri pada Jumat pekan ini. China juga akan merilis indeks purchasing managers pada Mei. Jepang juga akan merilis data inflasi Tokyo.
Indeks ASX 200 di Australia memperpanjang koreksi dari sesi sebelumnya dan turun 0,7 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 18.409, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di 18.477,01.
Di wall street, tiga indeks acuan tertekan seiring kenaikan imbal hasil treasury. Imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun menguat di atas 4,6 persen pada hari kedua perdagangan.
Imbal hasil yang lebih tinggi dapat menurunkan jumlah investor yang bersedia membayar untuk membeli saham, menaikkan biaya pinjaman dan menekan belanja konsumen dan membuat pasar uang serta obligasi lebih menarik.
Indeks Dow Jones anjlok 1,06 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 0,74 persen. Indeks Nasdaq melemah 0,58 persen.
Advertisement