Lakukan 4 Trik ini untuk Jaga Kesegaran Buah dan Sayur Anda Lebih Lama

Jadi, bagaimana cara agar Anda mengurangi sampah makanan dan menjaga produk tetap segar lebih lama? Simak langkah-langkah bermanfaat di bawah ini..

oleh Santi Rahayu diperbarui 04 Jun 2024, 20:40 WIB
Ilustrasi Makanan Berat Sumber Vitamin dan Mineral. Credit via Shutterstock.com

Liputan6.com, Jakarta - Kita semua tahu produk yang segar seperti buah, sayuran, dan rempah-rempah bagus untuk kesehatan, tapi mereka cenderung cepat rusak jika tidak dimakan.

Hal ini terjadi karena bahkan setelah dipanen, produk dari tanaman hidup cenderung melanjutkan proses biologisnya, termasuk respirasi, yaitu menghasilkan energi dari karbohidrat, protein, dan lemak yang tersimpan sambil melepaskan karbon dioksida dan uap air. 

Dilansir dari Science Alert, Selasa (4/6/2024), selain itu produk segar juga mudah rusak karena adanya berbagai mikroba yang terdapat di dalamnya. Baik yang tidak berbahaya, maupun yang berbahaya yang biasa disebut patogen.

Menyimpan makanan tersebut ke dalam lemari es saja tidak akan menyelesaikan masalah, karena jenis tanaman yang berbeda akan bereaksi berbeda terhadap cara penyimpanannya.

Jadi, bagaimana cara agar Anda mengurangi sampah makanan dan menjaga produk tetap segar lebih lama? Simak langkah-langkah bermanfaat di bawah ini:

1. Kesegaran dan Kualitas Dimulai dari Pertanian

Petani selalu bertujuan untuk memanen produk ketika kondisinya sudah pas untuk dikonsumsi, namun faktor pra-panen maupun pasca-panen akan memengaruhi kesegaran dan kualitas. Bahkan sebelum Anda membelinya.

Faktor pra-panen bersifat agrikultural, seperti kondisi iklim, jenis tanah, dan ketersediaan air.

Faktor pasca-panen meliputi pencucian dan pembersihan setelah panen, pengangkutan dan distribusi, pengolahan dan pengemasan, serta penyimpanan. Sebagai konsumen, kita tidak memiliki kendali untuk mengatur faktor-faktor ini secara langsung.

Terkadang sayuran yang kita beli tidak sebagus itu. Tapi kita bisa mewaspadai hal-hal yang akan memengaruhi hasil panen setelah kita membawanya pulang.

Satu hal utama yang harus diwaspadai adalah produk yang cacat atau rusak. Hal ini dapat terjadi pada setiap tahap penanganan pasca-panen, yang mempercepat pembusukan sayuran dan buah Anda.

Hilangnya kelembapan produk melalui kulit yang rusak mempercepat kerusakan dan hilangnya nutrisi. Kerusakan tersebut juga akan memudahkan mikroba pembusuk untuk masuk.


2. Cuci atau Tidak?

Kiat Mencuci Sayur dan Buah yang Aman

Anda tidak perlu mencuci buah atau sayuran sebelum menyimpannya. Banyak produk yang kita beli sudah dicuci sebelumnya.

Faktanya, jika Anda mencuci produk yang Anda beli dan tidak mengeringkannya hingga benar-benar kering setelahnya, akan membuatnya lebih lembap dan mempercepat pembusukan di lemari es.

Tapi sebaiknya, cuci produk Anda sebelum Anda menggunakannya. karena penting untuk menghilangkan kotoran dan serangga patogen di dalamnya.

Jangan gunakan cuka dalam air cucian buah dan sayur, meskipun Anda melihat cara itu dilakukan oleh banyak orang di sosial media.

Penelitian menunjukan cuka tidak berpengaruh dalam menurunkan jumlah mikroba pada produk segar.

Sama halnya dengan soda kue, meskipun ada beberapa bukti bahwa soda kue dapat menghilangkan residu pestisida dari permukaan beberapa produk, hal ini tidak disarankan untuk dilakukan di rumah. Agar lebih mudah, gunakan saja air keran biasa.


3. Tempat Penyimpanan yang Benar

Ilustrasi perempuan mengambil buah di Kulkas Belleza Varia. (Dok. Polytron)

Hal utama yang Anda perlukan adalah memperhatikan jenis kemasan dan tempat penyimpanan yang tepat. Anda perlu menghilangkan kelembapan, pembusukan, dan menghindari kematangan berlebihan.

Tiga pilihan penyimpanan utama adalah di atas meja, atau di tempat yang sejuk, kering, dan gelap, seperti di dapur.

Berikut beberapa contoh umum produk dan tempat terbaik untuk meletakkannya:

Pisang, bawang merah, bawang putih, kentang, ubi jalar, dan labu utuh akan lebih baik disimpan di dapur atau lemari yang gelap.

Jangan simpan kentang dan bawang bersama-sama, karena bawang menghasilkan gas yang disebut etilen yang membuat kentang lebih cepat busuk. Sementara kelembapan yang tinggi pada kentang akan merusak bawang.

Penting juga, jangan simpan buah-buahan seperti apel, pir, alpukat dan pisang secara bersamaan, karena buah-buahan ini melepaskan gas etilen saat matang, sehingga membuat buah-buahan di dekatnya lebih cepat matang (dan berpotensi membusuk). Kecuali jika Anda memang ingin mematangkan buah Anda dengan cepat.

Semua sayuran hijau, wortel, mentimun, kembang kol dan brokoli akan lebih baik disimpan di (laci penyegar) dengan kelembapan rendah (agar lebih renyah) di dalam lemari es. Anda bisa memasukkannya ke dalam kantong plastik berlubang untuk mempertahankan kelembapan namun tetap menjaga aliran udara.

Namun jangan menaruhnya di dalam kantong yang tertutup rapat karena hal ini dapat memperlambat pematangan sekaligus memerangkap karbon dioksida, yang menyebabkan pembusukan dan bau tak sedap.

Beberapa buah juga akan lebih baik disimpan di lemari es. Misalnya, apel dan buah jeruk seperti jeruk dapat bertahan lebih lama di dalam lemari es (laci penyegar), meskipun dapat bertahan pada suhu ruang untuk waktu yang singkat. Namun, jangan simpan semangka di lemari es terlalu lama, karena rasa dan warna merahnya akan berkurang jika disimpan di lemari es lebih dari tiga hari.

Sebagian besar bumbu dapur dan beberapa sayuran berdaun, seperti seledri, daun bawang, dan asparagus dapat disimpan dengan batangnya di dalam air agar tetap segar. Simpanlah di tempat yang berventilasi baik dan jauh dari sinar matahari langsung, agar tidak terlalu hangat dan layu.


4. Perangi Limbah Makanan dan Bereksperimenlah

Tips menyimpan buah dan sayur./Copyright shutterstock.com

Jangan membeli terlalu banyak produk. Jika memungkinkan, belilah dalam jumlah kecil sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk menjaganya tetap segar.

Jangan pernah membeli produk yang cacat atau rusak jika Anda berencana untuk menyimpannya lebih dari satu hari.

“Proses” sayuran Anda untuk disimpan. Jika Anda membeli dalam jumlah besar - mungkin karena sedang ada obral besar-besaran - pertimbangkan untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang dapat disimpan lebih lama. 

Misalnya, bubur pisang yang terbuat dari pisang yang benar-benar matang dapat disimpan hingga 14 hari pada suhu 4°C. Anda dapat menggunakan pembekuan, perebusan, fermentasi, dan pengalengan untuk sebagian besar sayuran.

Pertimbangkan penyegelan vakum. Pengemasan vakum untuk sayuran dan buah beri juga dapat menjaga kesegarannya lebih lama. Misalnya, kacang-kacangan yang disegel vakum dapat bertahan hingga 16 bulan di lemari es, tetapi hanya akan bertahan sekitar empat minggu di lemari es tanpa segel.

Pantau terus. Aturlah lemari es Anda agar Anda dapat melihat produk dengan mudah dan gunakan semuanya sebelum kehilangan kesegarannya.

Bereksperimenlah dengan trik-trik penyimpanan. Media sosial penuh dengan tips dan trik tentang cara terbaik untuk menyimpan bahan makanan. Ubah dapur Anda menjadi laboratorium dan cobalah tips apa pun yang membuat Anda penasaran.

Anda bahkan bisa menggunakan eksperimen ini sebagai cara untuk mengajari anak-anak Anda tentang pentingnya mengurangi limbah makanan.

Tanamlah beberapa tanaman Anda sendiri. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh kita semua, tapi Anda bisa mencoba menanam beberapa tanaman herbal dalam pot sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk menjaganya tetap segar atau menghabiskan banyak daun mint sekaligus. Menanam sayuran hijau Anda sendiri bisa dangat berguna.

Infografis Tanaman Sayuran yang Cocok Ditanam di Lahan Sempit. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya