Alami Pembesaran Pembuluh Darah Aorta? Metode TEVAR Bisa Jadi Solusi Penyembuhannya!

Aorta merupakan pembuluh darah utama dan terbesar yang ada di tubuh manusia.

oleh Fachri pada 30 Mei 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi dokter sedang melakukan metode TEVAR. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Aorta merupakan pembuluh darah utama dan terbesar yang ada di tubuh manusia. Aorta pun berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Sementara itu, aneurisma merupakan pembesaran abnormal pada sebagian atau seluruh pembuluh darah aorta yang diakibatkan lemahnya dinding pembuluh darah. Dari situ lah, aneurisma aorta torakalis terjadi.

Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, Vaskular, Sub spesialis Toraks Konsultan RS EMC Alam Sutera, dr. Achmad Faisal, Sp.BTKV, Subsp. T(K) menyebut, penyebab paling umum dari aneurisma aorta torakalis adalah pengerasan arteri (aterosklerosis).

“Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dalam jangka panjang, atau perokok lama,” sebutnya.

dr. Faisal juga mengungkapkan, terdapat beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan aneurisma torakalis terjadi seperti usia, penyakit jaringan ikat seperti Sindroma Marfan, peradangan pada aorta, cedera akibat jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, dan penyakit Sifilis.

"Beritahu dokter jika Anda memiliki riwayat keluarga ada yang mengalami gangguan jaringan ikat (seperti Sindrom Marfan) dan nyeri dada atau punggung yang berulang,” ungkapnya.


Gejala yang Muncul

Penanganan aneurisma aorta yang minimal invasif.

dr. Faisal mengatakan bahwa aneurisma terjadi secara perlahan selama bertahun-tahun. Ia pun menyebut, sebagian besar pasien tidak memiliki gejala sampai aneurisma mulai mengalami kebocoran atau membesar.

“Aneurisma sering ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan radiologis untuk kepentingan diagnostik penyakit lain,” katanya.

dr. Faisal menyebut, gejala akan timbul secara tiba-tiba pada saat aneurisma membesar dengan cepat dan aneurisma mengalami robek.

“Jika aneurisma menekan struktur di sekitarnya, gejala yang mungkin bisa terjadi seperti suara serak, sulit menelan, dan pembengkakan di leher,” sebutnya.

“Gejala lainnya mungkin meliputi nyeri dada atau punggung atas, kulit sering atau cepat lembab, mual dan muntah, detak jantung cepat,” jelas dr. Faisal.

Dirinya mengatakan, sebagian besar aneurisma aorta torasik terdeteksi melalui tes diagnostik yang dilakukan karena rontgen dada, echocardiogram, CT scan dada atau MRI.

“CT scan dada menunjukkan ukuran aorta dan lokasi tepat aneurisma dan aortografi dapat mengidentifikasi aneurisma dan cabang-cabang aorta yang mungkin terlibat,” kata dr. Faisal.


Operasi Aneurisma

Prosedur TAVI merupakan seni bedah modern secara minimal invasif yang diperuntukkan untuk individu (terutama kalangan lanjut usia) dengan stenosis aorta yang parah sehingga pembedahan tidak lagi memungkinkan. (Foto: dok. Istimewa)

dr. Faisal mengungkapkan, terdapat risiko aneurisma dapat terbuka (ruptur) jika tidak menjalani operasi. Menurutnya, pengobatan bergantung pada lokasi aneurisma.

"Aorta terdiri dari tiga bagian, bagian pertama bergerak ke atas menuju kepala dan itu disebut aorta ascendens, bagian tengah melengkung yang disebut arcus aorta, dan bagian terakhir bergerak ke bawah, menuju kaki yang disebut aorta descendens,” ungkapnya.

dr. Faisal menganjurkan untuk pasien dengan aneurisma aorta ascendens atau arcus aorta guna operasi mengganti aorta jika ukuran diameter aneurisma lebih besar dari 5 - 6 sentimeter, sayatan dibuat di tengah tulang dada, aorta diganti dengan graft prostetik dan ini adalah operasi sangat besar yang membutuhkan mesin jantung-paru.

“Untuk pasien dengan aneurisma aorta torakalis descendens, operasi besar dilakukan untuk mengganti aorta dengan graft prostetik jika aneurisma lebih besar dari 6 sentimeter dan operasi ini dilakukan melalui sayatan di sisi kiri dada, yang mungkin mencapai ke perut,” ujarnya.

dr. Faisal pun menyebut bahwa terdapat beberapa komplikasi yang akan terjadi usai melakukan bedah aorta seperti pendarahan, infeksi graft, infarkt jantung, aritmia, gangguan fungsi ginjal, paralisis, dan stroke.

“Angka kematian pasca operasi terjadi pada 5 - 10% pasien dan komplikasi setelah pemasangan stent aneurisma termasuk kerusakan pada pembuluh darah yang memasok kaki, yang mungkin masih memerlukan operasi lain,” sebutnya.


Penanganan dengan Metode TEVAR

dr. Faisal menjelaskan, metode TEVAR merupakan teknik bedah minimal invasif yang dilakukan secara intervensi dengan memasukan kateter berisi ring melalui sayatan kecil pada pangkal paha ke pembuluh darah utama aorta.

“Perangkat ini terbuat dari jaring logam berlapis bahan yang sangat kuat dan bertujuan untuk melapisi pembuluh darah utama aorta yang mengalami pelebaran atau bahkan pecah dan membantu menjaganya tetap stabil dalam fungsinya mengalirkan darah dengan baik ke seluruh tubuh,” jelasnya.

“Perangkat ini akan memperbaiki pembuluh darah aorta dan membantu menjaganya tetap terbuka dan memungkinkan darah mengalir dengan baik ke seluruh tubuh,” kata dr. Faisal.

Nah, jika Anda ingin menjalankan tindakan metode TEVAR dengan tim dokter yang berpengalaman dan berkompeten di bidangnya seperti dr. Achmad Faisal, Sp.BTKV, Subsp. T(K), bisa memilih RS EMC Alam Sutera, ya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya