Menakar Dampak Merger Operator ke Kinerja Tower Bersama Infrastructure

Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Herman Setya Budi menanggapi prospek bisnis tower seiring merger perusahaan operator.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Mei 2024, 16:00 WIB
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membeberkan prospek bisnis tower seiring penggabungan usaha (merger) perusahaan operator. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membeberkan prospek bisnis tower seiring penggabungan usaha (merger) perusahaan operator. Baru-baru ini, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Herman Setya Budi menuturkan, penggabungan usaha perusahaan operator menjadi sentimen positif untuk jangka panjang. Memang, untuk jangka pendek akan terjadi konsolidasi tower.

"Merger ini akan membuat industri telekomunikasi menjadi lebih sehat. Sehingga kita melihat efeknya medium-long term itu akan sehat. Memang dalam jangka pendek akan ada konsolidasi infrastruktur yang berada di tempat yang sama," kata Herman dalam paparan publik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Kamis (30/5/2024).

Sebagai gambaran, Herman menyebut merger perusahaan operator sebelumnya yakni antara PT Indosat Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia.

Sebelumnya, juga ada merger antara PT XL Axiata Tbk dan Axis Telekom Indonesia. Pada dua aksi tersebut, secar agaris besar dampaknya pada perseroan relatif sama. Di mana terjadi konsolidasi infrastruktur pada awal, tetapi andil mendongkrak pendapatan pada masa mendatang.

"Memang akan ada kekurangan infrastruktur, seperti tower dan sebagainya. Tapi melihat kepada efek (merger operator) yang telah terjadi di masa lalu, cukup signifikan mempengaruhi pertumbuhan. Jadi memang ada konsolidasi. Tapi di saat yang sama juga ada pertumbuhan karena operator jadi sehat, memiliki uang, memiliki kesempatan untuk tumbuh," jelas Herman.

 

 

 


Permintaan Infrastruktur Bakal Meningkat

Sebuah tower terlihat di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Seiring sehatnya kinerja perusahaan operator usai merger, Herman mengatakan permintaan untuk infrastruktur juga akan meningkat. Sehingga ini menjadi kondisi yang menguntungkan bagi perseroan sebagai penyedia tower.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan segera digabung atau merger. Induk pengendali XL Axiata, Axiata Group Bhd., bersama induk pengendali Smartfren Telecom, grup Sinar Mas, mengumumkan telah menandatangani nota kesepahaman tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger EXCL dan FREN.

Nantinya, merger kedua emiten tersebut akan menghasilkan entitas perusahaan yang baru, MergeCo. Entitas baru itu disebut memiliki total nilai aset mencapai sebesar Rp 133 triliun dengan asumsi tidak ada penyesuaian penggabungan), terbesar kedua di Indonesia.


Pembagian Dividen Final Rp 683,6 Miliar

Petugas PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melakukan perawatan rutin tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyetujui pembagian dividen final Rp 683,6 miliar. Hal itu telah disetujui dalam  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis 30 Mei 2024.

Secara keseluruhan, Tower Bersama Infrastructure membagikan 80 persen laba tahun buku 2023 sebagai dividen atau senilai Rp 1,25 triliun. Termasuk dividen interim sebesar Rp 565,9 miliar yang telah didistribusikan sebagai dividen interim pada 27 Desember 2023.

"Sehingga dividen tunai final yang akan dibagikan sebesar Rp 683,6 miliar, atau Rp 30,20 per saham," kata Helmy Yusman Santoso dalam paparan publik perseroan, Kamis (30/5/2024).

Dividen final itu akan didistribusikan pada 3 Juli 2024 kepada seluruh pemegang saham yang tercatat di Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal recording date 11 Juni 2024, dan tanggal cum dividen atau akhir periode perdagangan saham dengan hak atas dividen pada 7 Juni 2024.

Selain itu, para pemegang saham menyetujui perubahan susunan manajemen melalui pengangkatan Leonardus Wahyu Wasono Mihardjo sebagai Direktur Perseroan. Dengan demikian, komposisi Direksi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk menjadi sebagai berikut:

Presiden Direktur: Herman Setya Budi

Wakil Presiden Direktur: Hardi Wijaya Liong

Direktur: Helmy Yusman Santoso

Direktur: Budianto Purwahjo

Direktur: Leonardus Wahyu Wasono Mihardjo

 


Rencana Buyback

Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Indonesia menargetkan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia tenggara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Para pemegang saham juga menyetujui rencana pembelian kembali saham perseroan (buyback) sebesar 396.500.000 lembar atau 1,75% dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan untuk periode 12 bulan sejak persetujuan RUPST," ungkap Helmy.

RUPST menyetujui rencana penerbitan surat utang atau Notes dalam mata uang asing, dengan jumlah pokok keseluruhan sebanyak-banyaknya USD 900 juta. Aksi itu akan dilaksanakan dalam 1 atau beberapa kali penerbitan dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal diperolehnya persetujuan RUPST, melalui penawaran kepada investor di luar wilayah Negara Republik Indonesia.

Aksi ini merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

Para Pemegang Saham juga menyetujui rencana perubahan kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh PT Tower Bersama dan PT Solu Sindo Kreasi Pratama, yang merupakan perusahaan terkendali dari Perseroan, berupa penambahan kegiatan usaha menyewakan sistem ketenagalistrikan dengan menggunakan baterai bagi menara telekomunikasi dan menyewakan properti untuk memenuhi ketentuan Pasal 32 juncto Pasal 22 ayat (1) butir a POJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya