Teknologi AI Bantu Pekerjaan Bea Cukai dalam Hitungan Detik, Begini Caranya

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi AI untuk mengotomatisasi entri data dalam proses bea cukai hanya dalam hitungan detik.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Mei 2024, 15:45 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Adopsi teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin marak digunakan dalam pengembangan komputer dan otomatisasi. Saat ini, berbagai sektor dan lini industri kerap memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi operasionalnya. Termasuk proses pembebasan bea cukai yang memegang peranan vital dalam perdagangan internasional.

Alumni Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 7, Fr8co hadir dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi AI untuk mengotomatisasi entri data dalam proses bea cukai hanya dalam hitungan detik.

Melihat kompleksitas yang sering terjadi dalam proses pembebasan bea cukai, Fr8co menghadirkan solusi cerdas dan adaptif untuk meningkatkan efisiensi operasional, sekaligus meminimalisir risiko kesalahan manusia untuk mencapai tingkat produktivitas dan akurasi yang tinggi. 

“Fr8Co menawarkan integrasi canggih dengan sistem CEISA dan INSW untuk mempercepat dan menyederhanakan proses pembebasan bea dan cukai. Melalui platform Fr8co, pengguna dapat memperoleh nomor pengajuan dan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) secara langsung serta menerima pembaruan responsif dari Bea Cukai. Ini memungkinkan pengguna untuk mengelola dokumen, pengangkut, dan barang dengan efisiensi yang lebih maksimal,” ungkap CEO Fr8co Anthony Susanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Teknologi AI

Melalui tampilan dashboard yang modern dan user-friendly, pengguna hanya perlu mengunggah dokumen yang diperlukan. Setelah itu, teknologi AI yang dikembangkan oleh Fr8co akan secara otomatis mengisi data berdasarkan dokumen yang telah diunggah.

Hal ini menghindari pengguna untuk mengisi data secara manual yang seringkali memakan waktu. Teknologi ini juga mampu membaca dokumen yang kabur atau rusak, yang umumnya sulit terbaca oleh mata manusia. Namun, sistem yang digunakan Fr8co tetap mampu mengenali dan mengisi data dengan tingkat akurasi yang tinggi, memastikan efisiensi dan keakuratan dalam pemrosesan data.

Ke depannya, Fr8co menetapkan target ambisius untuk menjadi platform utama bagi bea cukai di Indonesia. Selain itu, dalam beberapa periode mendatang, Fr8co juga berencana mengembangkan sistem teknologinya menjadi lebih lengkap untuk mempermudah dan mempercepat proses perizinan di Indonesia.

 


Kemenperin Tak Paham Isi 26.000 Kontainer Tertahan di Pelabuhan

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif buka suara terkait puluhan ribu kontainer yang tertahan di sejumlah pelabuhan di Indonesia. Dia mengaku belum mengetahui isi pasti dari sederet kontainer tersebut.

Atas kondisi tersebut, Febri turut membantah pasokan bahan baku industri dalam negeri terganggu imbas tertahan di pelabuhan. Menurutnya, pasokan dalam negeri tak terganggu dengan kondisi tersebut.

"Saya sampaikan sampai sekarang kami belum tahu. Apakah itu isinya bahan baku, apakah isinya produk hilir atau barang jadi, yang lebih tahu itu sebenarnya itu kawan-kawan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, karena itu kewenangan mereka," ungkap Febri dalam konferensi pers di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (20/5/2024).Dia mengatakan, isi puluhan ribu kontainer perlu dipastikan keabsahannya. Febri menegaskan tidak ada gangguan kepada rantai pasok industri dalam negeri imbas penumpukan kontainer tersebut.

 


Tak Ada Laporan Pengusaha

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sejauh ini, diakuinya belum ada laporan dari pelaku industri yang bahan bakunya tertahan atau terganggu akibat tersendatnya arus lebih dari 26.000 kontainer di beberapa pelabuhan.

"Tapi dengan mengatakan penumpukan itu akan berdampak terhadap supply chain lokal industri dalam negeri, kami membantahnya karena tak ada industri yang lapor atau mengeluh pada kami sejak pemberlakuan lartas ini mereka kesulitan bahan baku," kata dia.

Pengetatan syarat masuk beberapa komoditas sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Beberapa komoditas seperti bahan baku memerlukan pertimbangan teknis dari Kemenperin. Hanya saja, pada aturan terbaru, Permendag 8/2024 pertek itu dihapus untuk beberapa komoditas.

"Artinya lancar-lancar aja tuh, berarti bahan baku yang mereka impor slama ini ga numpuk di pelabuhan," sambungnya.

Febri mengatakan, berdasarkan rapat pada 16 Mei 2024, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengaku belum tau apakah kontainer yang tertahan dimiliki oleh perusahaan dengan Angka Pengenal Importir Umum atau Angka Pengenal Importir Produsen.

"Sebaiknya ditanyakan ke kawan-kawan Bea Cukai, apa isi kontainer yang numpuk di pelabuhan," pungkasnya.

 

Infografis Poin Penting Revisi Aturan Kebijakan Impor. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya