Beda Keterangan Polri dan Kejagung Soal Konvoi Brimob Usai Jampdisus Dikuntit Oknum Densus

Kasus dugaan penguntitan Jampidsus Kejagung oleh oknum anggota Densus 88 Antiteror Polri masih disorot publik. Apalagi insiden itu juga diwarnai aksi konvoi sejumlah kendaraan Brimob di sekitar Gedung Kejagung.

oleh Tim News diperbarui 31 Mei 2024, 06:19 WIB
Banner Infografis Heboh Anggota Densus 88 Diduga Kuntit Jampidsus (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Mabes Polri menepis adanya keterkaitan antara peristiwa konvoi kendaraan Brimob di sekitar Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan pasca-kejadian penguntitan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Ardiansyah oleh oknum anggota Densus 88 Antiteror Polri.

Keterangan itu berbeda dengan yang disampaikan Kejagung. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengklaim bahwa konvoi Brimob yang viral di media sosial itu merupakan aktivitas patroli yang rutin dilakukan jajaran kepolisian.

"Patroli itu merupakan tugas Kepolisian dan setiap hari dilaksanakan. Mungkin kalau ditanya teman-teman yang tinggal di dekat-dekat kantor atau batalion Brimob atau kompi Brimob, mungkin hampir tiap hari itu ada kegiatan patroli," kata Sandi saat jumpa pers, Kamis (30/5/2024).

Karena itu, Sandi memandang bahwa konvoi patroli oleh anggota kepolisian di mana pun adalah hal yang biasa. Dia pun meminta publik agar kejadian itu tidak disalahartikan dengan persepsi lain.

“Kadang-kadang suka dijabarkan, suka diandai-andaikan, suka dipersepsi dengan hal-hal yang berbeda," ujarnya.

“Namun perlu kita ketahui bersama memang tugasnya polisi untuk melaksanakan patroli. Apakah itu patroli gabungan atau patroli sendiri sendiri atau patroli kaitannya dengan situasi kamtibmas dan sebagainya,” tambah Sandi.

Terlebih, kata Sandi, dalam waktu dekat akan ada acara Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang berlangsung pada 1 Juli 2024. Dia pun menyebut bahwa Polri akan meningkatkan volume patroli dalam rangka persiapan menghadapi HUT Bhayangkara.

“Tentu saja volume kegiatan patroli akan ditambah untuk bisa memastikan bahwa semua kegiatan berjalan dengan baik dan Kamtibmas juga bisa berjalan dengan baik,” ujar jenderal bintang dua Polri ini.

 


Keterangan Kejagung

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung), Ketut Sumedana. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kejaksaan Agung RI membenarkan adanya peristiwa konvoi kendaraan personel Brimob menggeruduk Gedung Korps Adhyaksa adalah satu rangkaian dari kejadian penguntitan Jampidsus Febrie Ardiansyah oleh anggota Densus 88 Antiteror Polri.

“Ya (konvoi Brimob) itu rangkaian semuanya yang sudah dilaporkan kepada pimpinan,” kata Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana saat jumpa pers, Rabu (29/5/2024).

Namun demikian, Ketut tidak menjelaskan lebih lanjut terkait detail dari peristiwa itu. Dia hanya mengaku kalau kejadian itu telah dilaporkan kepada antara pimpinan kedua lembaga.

“Pimpinan sudah menyelesaikannya dengan baik Pak Kapolri, dan Pak Jaksa Agung sudah ketemu,” kata Ketut.

Lebih lanjut, Ketut pun membantah terkait adanya penebalan pengamanan oleh POM TNI pasca penguntitan dan konvoi Brimob. Dia meluruskan pengamanan itu memang sudah menjadi perjanjian MOU.

“Tidak. Saya jelaskan, tidak ada peningkatan pengamanan. Kenapa melibatkan TNI, Pak? Itu banyak pertanyaan kepada kami. Kita punya organik jajaran Kejaksaan Agung, yaitu Jampidmil,” kata dia.

“Di mana jajaran Jampidmil TNI Itu kita gunakan semua ya dalam rangka proses pengamanan pimpinan maupun pengamanan gedung yang ada di Kejaksaan Agung,” tambahnya.

 


Dikuntit Saat Makan di Restoran Prancis

Aksi konvoi personel Brigade Mobil (Brimob) Polri memakai sepeda motor trail dan mobil menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Tangkapan layar)

Sementara dari hasil penelusuran merdeka.com, diketahui bahwa kejadian penguntitan Jampidsus Febrie oleh oknum anggota Densus 88 Polri itu terjadi di salah satu restoran Prancis kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

“Kalau benar, benar ada. Saya pun menyaksikan sebenarnya, kalau itu di lantai 2, iya vip di atas,” kata pengelola restoran saat ditemui merdeka.com, Minggu (26/5/2024).

Dia menyebut peristiwa itu terjadi pada Kamis (16/5/2024) malam. Ketika kondisi restoran terbilang sepi dan penangkapan terbilang senyap, karena tidak sampai membuat kegaduhan di restoran.

Meski begitu, dia tidak hafal secara pasti wajah para penguntit yang belakangan diketahui merupakan anggota Densus 88 Polri. Sebab, saat kejadian para penguntit ada yang diamankan di dalam restoran dan disusul yang menunggu di luar.

“Kebetulan sepi waktu itu, tamu cuman satu kebetulan di bawah. Benar (tiba-tiba pelaku penguntit ketahuan),”ucapnya.

“Aman (tidak gaduh), penangkapan juga gak ada di dalam sini. Di luar, kita kan menjaga juga supaya customer tidak terganggu atau tahu gimana. Tapi soal penangkapan kasus gitu, disini pihak resto tidak mengizinkan,” tambahnya.

 


Konvoi Brimob dan Penjagaan PM TNI

Gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Foto: Merdeka.com)

Sementara sehari setelahnya, saksi mata penjual di sekitar Gedung Kejagung yang ditemui merdeka.com membenarkan adanya konvoi personel Brimob Polri memakai sepeda motor trail dan mobil taktis di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dia menceritakan dengan detail terkait kejadian yang terjadi berlangsung selama tiga hari sejak Sabtu (18/5/2024), Minggu (19/5/2024), sampai puncaknya Senin (20/5/2024) malam.

“Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, Gak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,” ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).

Rombongan konvoi dengan belasan kendaraan itu, melintas sebanyak tiga kali pada malam itu. Awalnya dia sempat tidak curiga, namun ketika rombongan itu kembali untuk ketiga kalinya barulah kecurigaan muncul.

“Kira-kira 8 sampai 9 ada lah malah lebih kayanya. Ada mobilnya juga sih. Kalau gak salah waktu itu ada yang geber-geber di depan pintu. Kalau gak salah denger,” ucapnya.

“Tadinya sih enggak (curiga), cuma pas di sini geber-geber, pasti ada kasus yang agak sensitif,” tambahnya.

Dia juga mengakui bahwa setelah kejadian itu beberapa kali Gedung Kejagung terparkir kendaraan Polisi Militer (PM) TNI. Menurutnya, kondisi itu nampak tidak wajar. Pedagang yang mengaku sudah cukup lama berjualan di sekitaran pintu masuk Gedung Kejagung itu tidak pernah melihat kendaraan PM TNI berjaga di depan.

“Iya. Pokoknya setelah berapa kali, di sini dijagain PM terus. Sebelumnya enggak, terus PM juga sempet muter,” sebutnya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Merdeka.com

Infografis 4 Kasus Besar Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya