Gibran Dinilai Tidak Hanya Menjadi Ban Serep Saat Menjabat Wapres

Keberadaan Gibran Rakabuming Raka di samping Prabowo dinilai menjadi kekuatan simbolik atas janji memberi ruang politik pada anak muda.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 31 Mei 2024, 07:54 WIB
Sejumlah lembaga survei menunjukkan hasil penghitungan cepat memperlihatkan angka pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dalam Pemilihan Presiden 2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dinilai tidak hanya sekadar diposisikan sebagai ban serep atau cadangan dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. Chief Political Officer dari Political Strategy Group (PSG), Arief Budiman menilai, meski kekuasaan terbatas, posisi wapres tetap memiliki fungsi politis dan konstitusional.

"Baik secara fungsi konstitusionalnya, maupun secara politik atas dasar kalkulasi kepentingan berbagai pihak yang tak menghendakinya melangkahkan kaki secara strategis selama lima tahun ke depan. Walaupun tetap pula tak bisa dikatakan Gibran punya ruang gerak besar untuk menjelma penuh sebagai kepanjangan tangan Jokowi," kata Arief dalam keterangannya, Jumat (31/5/2024).

Menurut Arief, Prabowo tidak akan 'memarkir' Gibran dalam urusan politik. Sebab, keberadaan Gibran di samping Prabowo dinilai menjadi kekuatan simbolik atas janji memberi ruang politik pada anak muda.

"Dalam ruang konstitusional, Gibran akan berperan sebagai wakil presiden pada ruang gerak yang sangat terbatas bahkan nihil dari sisi kewenangan membuat kebijakan, tapi cukup lapang secara langkah politik," tambah Arief.

Arief menilai, langkah-langkah Gibran ke depan sangat mungkin besar di lini politik. Apalagi dari sikapnya sejak terpilih tak akan mengambil posisi seperti Ma'ruf Amin yang lebih banyak menepi dalam urusan politik.

"Gibran akan tetap berusaha tampil menjadi figur politik sentral melalui permainan simbolik yang selama ini menjadi kekuatan utamanya. Terutama untuk membesarkan sosoknya sebagai tokoh populis di kalangan anak muda, yang memang menjadi kekuatan utamanya," tutur Arief.


Gibran Berperan Sebagai Jembatan Kepentingan

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terpilih pada Pemilu 2024 dengan perolehan suara sebanyak 96.214.691 suara atau 58,59 persen dari total suara sah nasional dan memenuhi sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jika Gibran tetap berada di luar pusaran kepartaian, tambah Arief, maka Gibran bisa berperan sebagai penjembatan kepentingan antara parpol-parpol pendukung pemerintahannya selain Gerindra. Sebagai imbal balik, Gibran bisa mengorkestrasi isu politik praktis secara lebih luas melalui parpol-parpol tersebut.

"Lebih jauh lagi, Gibran akan selalu tampak seksi di mata para parpol sebagai sosok alternatif untuk diusung pada Pilpres 2029 bila pada saatnya nanti mereka tak memiliki kandidat dari internalnya,” kata Arief.

Agar mampu memaksimalkan peran sebagai wakil presiden, menurut Arief, Gibran perlu membuka ruang bagi para pemangku kepentingan kebijakan publik dari pelbagai sektor untuk menyampaikan aspirasi, pandangan, bahkan kritik atas proses pembentukan kebijakan publik atau peraturan perundang-undangan di tingkat nasional.

"Sehingga, bisa menegaskan kesan Gibran sebagai jembatan atau katalis pemerintahan kolaboratif yang selama 10 tahun pemerintahan Jokowi kerap dianggap tidak berjalan," pungkasnya.

Infografis Prabowo-Gibran Mulai Bahas Susunan Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya