Penampakan Buaya Muara Bikin Resah Warga Kencong Jember, Dinas Terkait Diminta Segera Bertindak

Buaya muara yang muncul dipermukaan sungai itu sempat terekam kamera handphone warga dan viral di media sosial. Hingga saat ini, buaya tersebut berkeliaran di Sungai kencong.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 31 Mei 2024, 22:09 WIB
Kemunculan buaya muarah di Sungai Kencong Jember meresahkan warga (Istimewa)

Liputan6.com, Jember - Warga Kecamatan Kencong Jember, resah dengan kemunculan seekor buaya muara berukuran sekitar satu meter di permukaan sungai Kencong.

“Sangat menakutkan jika tidak segera ditangkap, karena saya sering cari rumput di kawasan sungai tersebut,”ujar salah satu warga setempat, Toman pada Jumat (31/5/2024).

Buaya muara yang muncul dipermukaan sungai itu sempat terekam kamera handphone warga dan viral di media sosial. Hingga saat ini, buaya tersebut berkeliaran di Sungai kencong. Bahkan menurut kesaksian warga, kemunculan buaya itu sudah empat kali terjadi.

“Saat saya mantau debit air, kok ada yang aneh di Sungai, dan setelah saya amati ternyata ada buaya,” kata Petugas pengelola air suangi Kencong Indra.

Indra mengaku sering mendapat laporan dari warga perihal sering munculnya buaya di Sungai kencong tersebut. Dengan sering munculnya buaya tersebut dia mengaku takut karena sangat membahayakan jiwa.

“Karena kan sampai saat ini buaya itu belum tertangkap,”tambahnya.

Kepala Desa Kraton Agus Priyanto mengatakan, pihaknya akan memasang papan peringatan ukuran besar agar warga berhati-hati terhadap buaya.

“Kami semua khawatir akan kejadian yang tidak diinginkan, untuk itu telah kami pasang papan peringatan, agar warga mengetahuinya,” paparnya.

Pihaknya juga segera melaporkan kemunculan buaya muara itu di Sungai Kencong ke pihak terkait. Agar bisa mendapatkan perhatian dan segera ditangani.

“Segera akan saya laporkan ke instansi terkait di peemerintah Kabupaten Jember, agar nantinya bisa tertangani segera biar tidak meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya