Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) telah menyelesaikan evakuasi besi yang terjatuh di jalur MRT Jakarta antara stasiun ASEAN dan Blok M. Butuh waktu sedikitnya 2 jam untuk proses evakuasi tersebut.
EVP Sekretaris Perudahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan, besi yang jatuh dari crane itu merupakan material pembangunan Gedung Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung. Dia mengatakan, proses evakuasi besi itu selesai sekitar pukul 20.05 WIB, Kamis (30/5/2024) malam.
Advertisement
"Paska kejadian tersebut, Hutama Karya telah melakukan evakuasi material besi dalam 4 (empat) tahap selama 2 jam yang selesai lebih cepat pada pukul 20.05 WIB," ujar Adjib dalam keterangannya, Jumat (31/5/2024).
Dia turut meminta maaf karena kejadian tersebut, operasional MRT Jakarta terganggu dan terpaksa disetop sementara. Diketahui, besi jatuh itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, kemarin. Pihak MRT Jakarta sendiri membutuhkan waktu selama 5 jam untuk melakukan inspeksi dan evakuasi.
Adjib menerangkan crane mati mendadak ketika beroperasi sekitar jalur MRT Jakarta. Berdasarkan investigasi awal, kata dia, insiden ini disebabkan oleh induksi elektromagnetik yang terjadi ketika kereta MRT melintas saat tower crane sedang mengangkat material besi.
"Induksi tersebut mengakibatkan crane mati mendadak, sehingga material besi yang sedang diangkat terjatuh miring dan masuk ke dalam rel MRT mengikuti arus induksi," ujarnya.
"Meskipun begitu, sebelum pekerjaan pengangkatan material dilakukan, Hutama Karya selaku kontraktor telah berkoordinasi dengan pihak MRT dan menyepakati batas aman jarak pengangkatan material, yaitu 6 (enam) meter, sesuai dengan hasil koordinasi tersebut," sambung Adjib.
Evaluasi Pengerjaan Proyek
Lebih lanjut, Adjib turut mengambil langkah evaluasi pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut. Tujuannya, mengantisipasi hal serupa terjadi lagi. Sedikitnya, ada 3 poin yang jadi perhatiannya.
Pertama, evaluasi dan peningkatan prosedur keselamatan kerja, khususnya terkait penggunaan crane di dekat jalur MRT.
Kedua, peninjauan ulang jarak aman pengangkatan material dengan melibatkan ahli elektromagnetik untuk memastikan keselamatan operasional.
Ketiga, peningkatan koordinasi dan komunikasi dengan pihak MRT untuk memastikan setiap langkah yang diambil telah memenuhi standar keselamatan tertinggi.
"Hutama Karya berkomitmen untuk fokus pada penyelesaian di lapangan lebih cepat dan melanjutkan proses investigasi dengan memperbaiki seluruh dampak atas insiden tersebut, serta akan menyampaikan informasi terkini pada kesempatan pertama," pungkasnya.
Advertisement
MRT Jakarta Beroperasi Normal
Sebelumnya diberitakan, moda transportasi MRT Jakarta sudah mulai beroperasi secara normal pagi ini. Sebelumnya, operasional disetop sementara imbas jalur MRT terhalang besi proyek.
"MRT Jakarta Kembali Beroperasi," tulis informasi di Instagram resmi @mrtjkt, dikutip Jumat (31/5/2024).
"Kami siap mengantarkan dengan aman, nyaman, dan tepat waktu. Mari gunakan MRT Jakarta sebagai moda transportasi mobilitas Teman MRT," sambungnya.
Perlu diketahui, ada besi proyek konstruksi Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang memimpa sebagian jalur MRT Jakarta pada Kamis (30/5/2024) sore, kemarin.
Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda), Ahmad Pratomo mengatakan proses evakuasi material membutuhkan waktu selama 5 jam. Alhasil, operasional sejak sore hingga malam kemarin dihentikan total.
"Menyusul insiden jatuhnya material konstruksi dari proyek pembangunan gedung Kejaksaan Agung RI di jalur kereta antara Stasiun ASEAN dan Blok M BCA, berdasarkan hasil investigasi tim di lapangan dibutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk perbaikan, sehingga operasional MRT Jakarta pada hari ini (Kamis, 30 Mei 2024) dihentikan secara total," tuturnya, Kamis (30/5/2024) malam.Dia mengatakan, MRT Jakarta saat ini tengah berupaya melakukan percepatan perbaikan terhadap kerusakan yang ada. Pihaknya memastikan aspek keselamatan agar dapat melayani masyarakat selanjutnya.