Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat. Penguatan rupiah terjadi di tengah melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pada awal perdagangan Jumat pagi, kurs rupiah naik 15 poin atau 0,09% menjadi 16.250 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar 16.265 per USD.
Advertisement
"Semalam data ekonomi AS seperti data PDB kuartal I dan komponennya, klaim tunjangan pengangguran, penjualan rumah tertunda dirilis lebih buruk dari ekspektasi pasar," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Jumat (31/5/2024).
Pelemahan data-data tersebut memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS. Hal itu membuat penguatan dolar AS sebelumnya tertahan dan mengalami koreksi.
Pagi ini indeks dolar AS kembali bergerak di kisaran 104, di sekitar 104,70-an.
Tapi di sisi lain, pelaku pasar masih mau melihat data inflasi terbaru AS dari Indeks Harga Personal Consumption Expenditure (PCE) Inti bulan April yang akan dirilis malam ini sehingga pelemahan dolar AS mungkin tidak terlalu dalam.
Konflik di Timur Tengah yang memanas belakangan ini juga turut menjaga kekuatan nilai dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
Prediksi Rupiah
Ariston memperkirakan rupiah masih berpeluang berkonsolidasi hari ini di kisaran 16.200 per USD sampai dengan 16.280 terhadap dolar AS.
USD Perkasa, Rupiah Ditutup Makin Merana pada Kamis 30 Mei 2024
Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat menjelang di penutupan perdagangan Kamis, 30 Mei 2024. Penguatan dolar AS ini lebih disebabkan karena sinyal hawkish Bank Sentral AS atau The federal Reserve (The Fed).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback atau USD akibat serangkaian sinyal hawkish dari The Fed. Sejumlah pejabat Bank Sentral AS memperingatkan bahwa mereka memerlukan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi sedang mereda.
"Beberapa pejabat The Fed juga menandai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, jika inflasi tetap stabil," kata Ibrahim Assuaibi dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Kamis (30/5/2024).
Revisi data produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal I 2024 akan dirilis pada Kamis waktu setempat. Data kali ini diperkirakan akan menunjukkan ketahanan ekonomi AS yang berkelanjutan.
Yang menjadi perhatian, kekuatan ekonomi AS akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Tak hanya revisi data PDB, fokus utama pekan ini juga berada pada data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
"Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang tetap stabil hingga bulan April yang akan dirilis pada hari Jumat. Beberapa pejabat Fed juga akan menyampaikan pidatonya dalam beberapa hari mendatang," ungkap Ibrahim.
Advertisement
Ketegangan di Timur Tengah
Selain itu, ketegangan di Timur Tengah juga terus meningkat setelah Israel menguasai zona penyangga di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Israel juga terus melakukan serangan mematikan di Rafah, meskipun Mahkamah Internasional sudah mengeluarkan perintah untuk mengakhirinya.
Rupiah Melemah
Nilai tukar rupiah kembali masuk zona merah pada perdagangan hari ini dengan ditutup melemah 105 poin dan sebelumnya sempat melemah 110 poin. Pada Kamis (30/5/2024), rupiah ditutup di level 16.265 per dolar AS, melemah jika dibanding penutupan sebelumnya di level 16.160 per dolar AS.
"Sedangkan perdagangan besok mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 16.250 per dolar AS - 16.330 per dolar AS," beber Ibrahim.