Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini ada pengumuman rebalancing indeks FTSE. Di mana PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang merupakan saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di IHSG berhasil masuk dalam FTSE Global Equity Index Quarterly untuk periode Juni 2024.
Berdasarkan pengumuman resmi yang disampaikan pihak FTSE Russell, masuknya BREN dalam indeks bergengsi tersebut akan efektif pada Senin 24 Juni 2024 mendatang. BREN masuk ke dalam Large Cap Index FTSE.
Advertisement
Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menjelaskan bahwa BREN beroperasi di sektor energi terbarukan. Sektor ini memiliki prospek pertumbuhan yang sangat baik mengingat peningkatan global dalam transisi menuju sumber energi berkelanjutan.
"Sepertinya hal tersebut yang membuat FTSE Global tertarik untuk memasukan saham BREN ke Indeks mereka. Biasanya saham yang masuk pada FTSE Global Equity Index akan di menambah minat investor global yang tentu berpotensi membuat harga sahamnya banyak diburu investor," kata Lanjar kepada Liputan6.com, Jumat (31/5/2024).
Meskipun demikian, Lanjar mengatakan valuasi saham BREN bisa dibilang tidak murah, dibandingkan perusahaan sejenis pada industri renewable energy.
Sebelumnya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga mencatatkan rebalancing dan efektif masuk ke dalam indeks MSCI pada 1 Juni mendatang. Pada saat kejadian itu diumumkan, saham TPIA mencatatkan kenaikan harga yang signifikan.
"Berkaca dari kondisi tersebut, BREN berpotensi mencatatkan pergerakan serupa, dan membuat IHSG juga ikut bergerak naik lantaran BREN merupakan saham nomor satu di IHSG saat ini," kata Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani pada kesempatan yang berbeda. Rekomendasinya, Buy BREN dengan spport pada 10.800 dan resist pada 12.400.
Prospek TPIA
Dalam catatan Lanjar, TPIA saat ini bisa dibilang sebagai pemain utama dalam industri petrokimia di Indonesia. Di mana TPIA memiliki posisi strategis dengan pangsa pasar yang besar. Produk petrokimia memiliki permintaan yang stabil dari berbagai sektor industri seperti kemasan, otomotif, dan konstruksi. Hal tersebut sepertinya menjadi pertimbangan MSCI untuk memasukan saham TPIA pada komposisi Indeks mereka.
"Masuknya TPIA ke dalam MSCI berpeluang menambah minat investor global terhadap saham tersebut namun dengan volatilitas harga minyak dan bahan baku yang masih tinggi saat ini. Investor direkomendasikan untuk menjaga porsi investasi dan meningkatkan toleransi risiko yang lebih besar," imbuh Lanjar.
Masuknya Chandra Asri Group dalam MSCI Global Standard Indexes merupakan bukti kinerja keuangan yang solid, inisiatif pertumbuhan strategis, dan komitmen terhadap keberlanjutan. MSCI mencatat kapitalisasi pasar Chandra Asri Group yang mengesankan dan kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan free float, yang memenuhi ambang batas indeks. Inklusi ini menegaskan posisi Chandra Asri Group sebagai pemain utama dalam industri kimia dan infrastruktur global.
Advertisement
Tingkatkan Visibilitas
Penambahan Chandra Asri Group dalam Indeks Standar Global MSCI diharapkan dapat meningkatkan visibilitas perusahaan kepada sejumlah investor institusional secara global. Di samping itu, juga menghasilkan likuiditas yang lebih besar dan berpotensi mengurangi biaya modal.
"Bagi investor saat ini, penambahan ini memberikan afirmasi terhadap posisi pasar dan praktik tata kelola yang solid dari Chandra Asri Group," kata CFO Chandra Asri Group, Andre Khor.
Chandra Asri Group sempat menjadi sorotan dengan akuisisi strategis aset Shell di Shell Energy and Chemical Park di Singapura melalui kemitraannya dengan Glencore. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan kehadiran Perusahaan di kancah di regional dan kapasitas operasional Chandra Asri Group.
Akuisisi ini juga akan lebih memperkokoh posisi Chandra Asri Group sebagai pemimpin di industri kimia dan infrastruktur dan memperkuat ketahanan bisnisnya melalui skala yang lebih besar dan terintegrasi, serta mendorong ekspansi penawaran produk dan peluang pertumbuhan di pasar Asia Tenggara.