Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengungkap masih ada bahan baku peledak yang tertahan di pelabuhan. Hal ini terungkap dari curhatan Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose kepadanya.
Mendag mengatakan hal itu saat membuka peluncuran Trade Expo Indonesia ke-39 di Kantor Kementerian Perdagangan. Dia mengatakan, terlebih dulu menjamu Dirut Pindad di kediamannya. Alhasil, dia terlambat datang ke lokasi peluncuran TEI Tahun 2024 ini.
Advertisement
"Saya jam 9 sudah mau jalan dari rumah, sudah mau siap rapi, tapi tamunya enggak abis-abis. Terakhir tadi datang Dirut PT Pindad, datang karena mendesak katanya, ya saya terima," ujar Zulkifli Hasan, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Informasi, acara dijadwalkan dimulai pada 9.30 WIB, namun, orang nomor 1 di Kemendag itu baru datang ke lokasi mendekat pukul 10.00 WIB. Mendag Zulkifli turut menyampaikan curhatan dari Bos Pindad tadi.
Ternyata, ada bahan baku yang dibutuhkan Pindad masih tertahan di pelabuhan. Memang, diketahui banyak barang yang masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak dalam beberapa waktu terakhir.
"Rupanya ada impor bahan peledak gak bisa keluar dari pelabuhan, itu sama-sama susah. Dia susah bahannya gak keluar, Bea Cukai susah takut meledak," ujarnya.
Dia mengatakan, bahan peledak itu diakui sudah datang sejak Maret 2024 lalu. Namun, izin impor bahan peledak Pindad itu baru diurus pada April 2024.
Mendag Zulkifli Hasan menyadari adanya selisih waktu dari kedatangan barang dan pengurusan izin. Diakuinya, itu disebabkan karena aspek pertimbangan teknis (pertek) yang membutuhkan waktu.
"Saya tanya kenapa enggak bisa keluar, katanya barangnya datang Maret, ngurus izinnya baru April, gitu. Jadi ada selisih gitu. Kenapa barang sampe duluan persetujuan impornya baru April? Katanya 'pertek-pertek agak lama pak'," urainya mengulang percakapan dengan Dirut Pindad.
16 Ribu Kontainer Berhasil Keluar
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan update penyelesaian kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan per 26 Mei 2024 telah diselesaikan sebanyak 16.451 kontainer atau 62,3 persen dari total kontainer tertahan yang mencapai 26.415 kontainer di dua pelabuhan tersebut.
"Bahwa ada kontainer 26.415 kontainer ada di Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Saat ini sudah diselesaikan 16.451 kontainer. Ini artinya 62,3 persen total kontainer sudah diselesaikan," kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Senin (27/5/2024).
Adapun rincian total 16.451 kontainer antara lain dari sisi kepabeanan sebanyak 16.552 kontainer, 73 kontainer di reekspor dan 716 kontainer ada di dalam pengawasan Bea Cukai.
"Jangan lupa bahwa meskipun kita melakukan ini kita tetap mengawasi, dalam artinya yang ingin kita selesaikan adalah berhentinya supply chain gara-gara kontainernya nggak bisa keluar, itu memperngaruhi produksi dan ini kita selesaikan," terangnya.
Advertisement
Bekerja 24 Jam
Bendahara Negara itu bilang sejak terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024, pihaknya terus bekerja selama 24/7 hari untuk menyelesaikan kontainer yang tertahan, mulai dari meminta para importir untuk submit dokumen, komunikasi dengan pemilik barang, bahkan menjembatani tempat penimbunan sementara.
"Jadi semenjak kami ke Tanjung Priok, ini teman-teman di Bea cukai bekerja 24/7. Kalau kemarin libur empat hari, sekarang mereka nggak ada yang libur mereka terus bekerja. Jadi dalam hal ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) dan saya mintakan kepada Dirjen (Direktur Jenderal Bea Cukai) seluruh jajaran Bea cukai dan kita juga menambahkan karyawan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak agar menyelesaikan ini," terang Bendahara Negara itu.