Liputan6.com, Kota Batu - Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Batu, Jawa Timur, meninggal dunia usai dikeroyok sejumlah rekan sebayanya.
Kasat Reskrim Polres Batu AKP Rudi Kuswoyo mengatakan, pihaknya telah mengamankan lima orang anak yang berhadapan dengan hukum untuk dimintai keterangan.
Advertisement
"Sudah mengamankan anak berhadapan dengan hukum lima orang. Saat ini, kami mintai keterangan dan proses masih berjalan. Lima orang tersebut, ada yang satu sekolah ada yang teman bermain," kata Rudi, Jumat (31/5/2024).
Rudi menjelaskan, sementara untuk korban meninggal dunia berinisial R (14) warga Kecamatan Batu, Kota Batu dilakukan proses autopsi untuk mencari penyebab pasti kematian dari siswa yang bersekolah di salah satu SMP Negeri di Kota Batu.
Menurutnya, selain meminta keterangan dari lima orang anak yang berhadapan dengan hukum tersebut, pihak kepolisian juga telah meminta keterangan dari dua orang tetangga korban. Sementara untuk orang tua korban, masih belum bisa dimintai keterangan.
"Orang tua masih berduka, dan kami masih menunggu untuk melakukan pemeriksaan kepada kedua orang tua korban," ucapnya.
Terkait dengan kronologi peristiwa yang menyebabkan korban meninggal dunia, lanjutnya, pihak kepolisian masih belum bisa memberikan keterangan secara rinci karena masih melakukan pemeriksaan intensif kepada lima orang anak yang berhadapan dengan hukum tersebut.
"Untuk kronologi pengeroyokan masih belum. Proses pemeriksaan masih berjalan. Lima orang anak yang berhadapan dengan hukum masih dilakukan pemeriksaan di Mapolres Batu," imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban berinisial R yang tinggal Jalan Bromo RT 4 RW 12, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu meninggal dunia Jumat (31/5). Korban diduga dikeroyok sejumlah rekannya pada Sabtu (25/5).
Saat itu, berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban tengah belajar kelompok dan kemudian pulang ke rumahnya. Saat pulang ke rumah, korban terlihat biasa saja, namun pada Minggu (26/6) korban mengaku sakit kepala kepada orang tuanya.
Pada Jumat (31/5), korban kembali mengeluh sakit kepala dan mengalami mual. Pada akhirnya, korban dibawa ke rumah sakit terdekat, namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan. Pihak keluarga korban kemudian melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian.
Perlunya Pengawasan Siswa di Luar Sekolah
Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai meminta langkah penguatan pengawasan siswa di luar jam sekolah, menyusul adanya aksi pengeroyokan yang berujung korban meninggal dunia di wilayah setempat.
Aries yang juga merupakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Jumat, mengatakan peristiwa yang menimpa R (14) salah satu siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang meninggal dunia akibat dikeroyok teman-temannya, menjadi keprihatinan yang mendalam.
"Ini berita duka yang tidak kita inginkan. Saya mengingatkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, agar ada pemantauan jam-jam di luar sekolah, baik oleh sekolah maupun orang tua," kata Aries.
Ia menjelaskan peranan orang tua menjadi kunci pengawasan anak bagi para siswa khususnya di luar jam sekolah. Ia berharap peristiwa yang menimpa salah satu siswa SMP di wilayah Kota Batu tersebut tidak lagi terulang.
Menurutnya, kegiatan siswa di luar sekolah seperti belajar kelompok, sebaiknya dilakukan di dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut, lanjutnya, akan memudahkan pengawasan aktivitas anak agar tidak terjerat hal-hal yang negatif.
"Saya mendengar peristiwa tersebut terjadi di luar jam sekolah dengan alasan kerja kelompok. Tentunya, kerja kelompok perlu diawasi, di mana tempatnya," kata Aries.
Advertisement