Allah Kirim Magnet Keberkahan di Rumah yang Seperti Ini, Kata Buya Yahya

Berkah mengalir di rumah yang ada anggota keluarganya sakit, Begini kata Buya Yahya

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2024, 04:30 WIB
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi Buya Yahya ketika anggota keluarga satu rumah ada yang sakit bukan harus diratapi dengan kesedihan. Namun harus disyukuri, lantaran ada maksud tertentu yang Alah SWT ingin kirimkan kepada anggota keluarga tersebut.

"Siapapun yang dirumahnya diberi oleh Allah satu orang sakit sebetulnya Allah telah meletakkan magnet keberkahan di rumah tersebut," kata pemilik nama lengkap KH Yahya Zainul Ma'arif ini, yang diunggah dalam Youtube kanal @AlBahjahTV.

Menurutnya, seseorang harus memahami hal tersebut. "Harus paham jika sebuah keluarga di dalam rumahnya ada satu orang yang sakit maka sesungguhnya Allah telah memberikan magnet keberkahan bahkan sumber keberkahan di rumah tersebut," ujarnya mengulang pernyataannya.

Lalu siapakah yang mendapatkan keberkahan tersebut? Semuanya atau hanya orang terpilih?

 

Simak Video Pilihan Ini:


Allah Bersama Orang Sakit

Ilustrasi Sakit https://unsplash.com/Anh Nguyen

"Siapa yang mendapatkannya? Yang mendapatkannya adalah yang paling serius dalam merawat orang sakit dan Allah berfirman dalam Hadis Qudsi nya bahwa Allah bersama orang yang sakit," terang Buya.

Ia Kembali menegaskan, Allah bersama orang yang sakit maknanya kebersamaan Allah maka disini adalah lengkap ,dan doa dari orang sakit merupakan rahmat yang Allah turunkan kepada semua orang ngurusi orang yang sakit.

Mengutip hidayatullah.com, dalam salah satu hadits diriwayatkan bahwa para malaikat mendoakan orang yang menjenguk orang sakit, apalagi merawat orang sakit, pasti akan dikaruniai pahala dan pahala yang luar biasa.

Tentu saja merawat orang sakit merupakan tantangan yang sulit. Anda harus menghadapi pasien yang terkadang cemas dan sedih, terkadang marah, mengeluh dan depresi. Dalam banyak situasi, Anda membutuhkan kesabaran tingkat tinggi dan semangat kuat untuk mengelolanya.

Rasulullah pernah bersabda:

إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).


Ini Sabda Rasulullah

Ilustrasi Wanita sakit / Freepik by benzoix

Contoh terdekat adalah ketika ibumu sakit. Sebagai seorang anak, Anda harus bergiliran merawatnya. Ketika kita masih kecil, ibu rela melakukan apa saja jika kamu sakit.

Dia rela begadang semalaman agar Anda tetap sehat. Saat ibumu sakit, inilah saatnya untuk membalas semua jasa dan kebaikan yang telah dicurahkan.

Katakanlah ibumu memiliki lima anak dan masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan kehidupannya. Jadi kita harus membuat jadwal agar semua orang bisa mengurus ibu.

Begitu besar nikmat Allah SWT merawat ibu dan ayah yang sedang sakit. Beruntunglah jika kita yang terpilih. Anda bisa memandikan, mengambil wudhu untuk sholatnya, memberikan kata-kata penyemangat dan penyemangat kepada ibu agar tidak putus asa dan berpikir baik tentang ujian Allah.

Rasulullah bersabda,

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ

“Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421)

Bagi anak, merawat orang tua adalah wasilah ke Surga. Nabi menyebut kerugian seorang anak yang tidak bisa memanfaatkan hal ini.

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda,

رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh merugi) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk Surga.” (HR. Muslim no. 2551).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya