Liputan6.com, Jakarta - Sabtu sore itu, suasana Taman Langsat, Jakarta Selatan sedikit sejuk. Setelah hujan beberapa saat, warga mulai berdatangan. Mereka ingin bersantai dan menikmati udara sejuk di bawah pepohonan.
Beberapa di antaranya terlihat menenteng makanan, minuman, hingga perlengkapan piknik. Misalnya tikar yang dapat digunakan untuk makan bersama. Ada pula yang duduk sambil baca buku, atau tiduran di rumput.
Advertisement
Sejumlah anak-anak berlarian. Sebagian menikmati permainan di area playground, seperti jungkat-jungkit, ayunan, hingga perosotan. Aktivitas olahraga juga tampak di kawasan taman ini.
Sementara di salah satu sudut taman terlihat sekeluarga terdiri dari orang tua dan tiga anaknya membentangkan tikar yang dibawa. Mereka langsung mengeluarkan berbagai bekal yang sudah disiapkan dari rumah. Sejumlah cemilan, minuman, dan makanan berat disantap bersama sambil menikmati suasana sejuk Sabtu sore.
Lokasi samping danau penuh teratai menjadi pilihannya. Sesekali mereka mengabadikan momen bersama. Bahkan menginformasikan kegiatan hari itu kepada salah satu kerabatnya lewat gawai.
"Ini lagi di taman, bareng-bareng. Kapan-kapan ikutan ya," kata salah satu anaknya kepada kerabatnya di sambungan telepon.
Mereka bukan baru sekali menikmati hari libur untuk berkumpul keluarga di Taman Langsat. Gratis dan tak terlalu jauh dari rumah menjadi alasan utama. Biasanya transportasi online jadi andalan ketika ingin ke taman.
"Biasanya bawa kain tikar ke sini. Soalnya ada lokasi yang bisa digunain untuk piknik, enggak perlu jauh ke Bogor, suasananya juga mendukung," ucap Mariska kepada Liputan6.com.
Alasan yang sama juga disampaikan oleh Riana ketika mengunjungi Taman Langsat. Dia bersama sahabatnya setiap bulan menyempatkan diri bercengkrama bersama di taman. Cukup menggunakan transportasi publik saja katanya.
Biasanya Riana membawa bekal dari rumah ataupun membeli di sekitar kawasan Blok M. Setelah turun dari Stasiun MRT Jakarta, dia dan temannya memilih berjalan kaki ke lokasi. Jarak Tamam Langsat dari Stasiun MRT Blok M hanya sekitar 800 meter saja.
"Enak di sini, banyak pohon adem. Tinggal bawa makan, sampah dibuang, murah meriah. Suasana juga enggak kayak di Jakarta," ujar Maria kepada Liputan6.com.
Menikmati Malam di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Setelah dari Taman Langsat, Liputan6.com juga mengunjungi Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang masih berada di kawasan Blok M, Jakarta Sleatan. Sore hari menjelang malam pengunjung semakin ramai. Banyak kegiatan yang dilakukan.
Mulai dari berburu kuliner, bercengkrama dengan keluarga ataupun sahabat, hingga untuk berswafoto.
Taman literasi ini sudah direvitalisasi dan diresmikan pada 18 September 2022. Taman yang dulu kumuh itu sekarang menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat Jakarta.
Taman Literasi Martha Christina Tiahahu menawarkan sejumlah fasilitas. Misalnya galeri, amphitheater, taman plaza, taman bermain, forest walk, kolam teratai paviliun literasi, sampai selasar pandang.
Kemudian, taman ini juga memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti ruang baca, ruang diskusi, perpusatakaan, kantor, kedai kopi, musala, dan toko buku. Selain itu juga taman ini tersedia area bermain yang dilengkapi dengan wahana permainan anak.
Sebenarnya pengunjung Taman Literasi tak hanya warga Jakarta, namun juga dari beberapa kota penyangga. Misalnya Dhea Putri yang jauh-jauh dari Bekasi yang ingin menikmati malam bersama beberapa sahabatnya menuju Taman Literasi. Akses transportasi publik yang mudah menjadi alasannya datang.
"Kendaraan enggak susah, tinggal KRL terus MRT langsung sampai. Banyak kuliner sekitar sini, terus suasana enak, jadi seneng jauh-jauh ke sini," kata Dhea kepada Liputan6.com.
Pengamat tata kota, Nirwono Joga mendorong Pemprov DKI Jakarta terus mempercepat perluasan ruang terbuka hijau (RTH). Sebab selama 20 tahun terakhir penambahan RTH di DKI Jakarta sangat lambat. Sejak tahun 2000 sampai 2020 tercatat hanya bertambah hampir 1 persen saja.
Nirwono menyarankan beberapa strategi harus segera dilakukan. Misalnya dengan penghijauan bantaran jalur hijau atau regenerasi di tepian 13 sungai utama. Lalu revitalisasi di tepian danau atau waduk. Kemudian membangun taman lingkungan yang baru.
"Bukan hanya memperindah yang sudah ada, karena itu tentu bukan menambah luas RTH," kata Nirwono saat dihubungi.
Langkah lainnya yaitu dengan pembangunan taman atap atau roof garden dan taman dinding atau vertical garden. Meskipun pelaksanaannya tidak secara signifikan dapat menambah luas RTH setiap wilayah. Biasanya taman yang ada di gedung bertingkat hanya berfungsi untuk penghuninya dan kurang berdampak di lingkungan yang lebih luas.
Karena hal itu Pemprov DKI Jakarta diminta untuk mengoptimalkan pengembangan dan memaksimalkan pemanfaatan RTH sebagai fungsi ekologis. Yakni untuk penyerap polusi udara, serta penyerap air alami atau pengendali banjir.
Nirwono juga menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta dapat belajar banyak mengenai standar panduan pengelolaan hutan kota dengan kota lainnya di negara tetangga. Misalnya di Singapura, Melbourne, hingga Tokyo.
Sementara itu, Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mendorong Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) untuk menjadikan lahan ataupun aset yang telah dibebaskan untuk menjadi RTH. Kata dia, pemanfaatan tersebut nantinya dapat dinikmati oleh masyarakat untuk melepas penat terutama di lingkungan padat penduduk.
Selain itu, Isa juga meminta agar Distamhut mulai mengkaji lahan-lahan yang dimiliki untuk dijadikan RTH.
"Perlu menjadi pengingat dan perhatian bahwa masyarakat sangat merindukan adanya taman-taman bermain di tengah lingkungan permukiman," kata Ida Mahmuda beberapa waktu lalu.
Advertisement
Rencana Penambahan RTH di DKI Jakarta pada Tahun 2024
Pemprov DKI Jakarta berencana membangun dan melakukan penataan sebanyak 29 ruang terbuka hijau atau RTH di sejumlah wilayah pada tahun 2024. Total luas RTH tersebut yakni mencapai 5,1 hektare. Hal tersebut guna mewujudkan Kota Jakarta yang sehat, tertata rapi dan berkelanjutan.
Hal tersebut merupakan langkah mewujudkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta melalui unggahannya di instagram menyatakan sepanjang tahun 2023 telah membangun sebanyak 23 RTH dengan luas total yakni 6,7 hektare.
Sedangkan di tahun 2024 direncanakan ada penambahan dan penataan di lima wilayah administrasi. Rinciannya yakni 5 lokasi di Jakarta Pusat, 5 lokasi di Jakarta Barat, dan 6 lokasi di Jakarta Timur. Kemudian 5 lokasi di Jakarta Utara dan 8 lokasi di Jakarta Selatan. Berikut sebarannya:
Jakarta Pusat
1. Penataan Taman Kwista (1.449 meter persegi)
2. Penataan Fly Over Slipi Skatepark di Jalan Palmerah Selatan, Tanah Abang, Gelora, Tanah Abang (4.229 meter persegi)
3. Penataan TPU di Wilayah (2.212 meter persegi)
4. Jalan Pecenongan Raya
5. Simpang lima Senen dan Underpass Senen Jalan Suprapto
Jakarta Barat
1. Penataan RTH Jalur Hijau Samping BCA Slipi (3.012 meter persegi)
2. Jalan Tanjung Duren III E, Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan (1.750 meter persegi)
3. Jalan Samping Kosambi Baru RW.09 Dan RW.10, Duri Kosambi, Cengkareng (13.457 meter persegi)
4. Taman Cosmos Kedoya Utara, Kebon Jeruk
5. Taman Tegal Alur, Kamal Kalideres
Jakarta Timur
1. Kampung Setu, RT.007/RW.004, Setu, Cipayung (4.324 meter persegi)
2. Jalan Swadaya IV, RT.006/RW.002, Pondok Ranggon, Cipayung (2.288 meter persegi)
3. Pinang Ranti, Makasar (4.168 meter persegi)
4. Kolong Fly Over Cipinang Lontar
5. Jalur Hijau Basuki Rahmat.
6. RTH Kupingan Pemuda, Kelurahan Rawamangun, Kec. Pulogadung
Jakarta Utara
1. Jalan Kebantenan V, Semper Timur, Cilincing (2.737 meter persegi)
2. Penataan Kawasan Kampung Royal, Penjaringan (1.542 meter persegi)
3. Taman Gang CC, Која (570 meter persegi)
4. Jalur Jalan Yos Sudarso-Depan Kodim (Lanjutan)
5. Taman Jalur Jalan Printis Kemerdekan (arah Pulo Gadung)
Jakarta Selatan
1. Reformasi RT.001/RW.009, Petukangan Utara, Pesanggrahan (1.058 meter persegi)
2. Jalan Jeruk Purut, RT.009/RW.03, Cilandak Timur, Pasar Minggu (3.385 meter persegi)
3. Jalam Tebet Dalam 1, No. 8, RT.1/RW.1, Manggarai Selatan, Tebet (240 meter persegi)
4. Jalan Raya Tanjung Barat No. 640 9, RT.13/RW.5, Pasar Minggu (900 meter persegi)
5. Lebak Bulus V, Cilandak (1.684 meter persegi)
6. Jalan AUP, Jatipadang, Pasar Minggu (1.981 meter persegi)
7. Media Jalan Tendean Mampang (bawah Fly Over)
8. Jalur Hijau Jalan Darmawangsa Tanggul, Kebayoran Baru
Berdasakan informasi jakartasatu.jakarta.go.id, RTH DKI Jakarta sebesar 33,34 juta meter persegi atau 33,34 kilometer persegi. Jumlah itu mencakup 5,2 persen dari luas Jakarta yang mencapai 661,5 kilometer persegi.
Cakupan yang ada tersebar di Jakarta Timur sebanyak 26,2 persen, Jakarta Selatan (24,87), Jakarta Utara (20,93), Jakarta Pusat (12,69) dan Jakarta Barat 8,64 persen.
Distamhut DKI juga telah menanam 10.474 pohon di RTH dan jalur hijau. Kegiatan itu dilakukan untuk menanggulangi polusi udara, sekaligus sebagai penyeimbang area hijau dengan pembangunan proyek infrastruktur.