Kilas Balik Piala Eropa 1988: Nyala Terang Oranye Belanda di Rumah Musuh Bebuyutan

Terlepas gelar bersejarah Belanda, yang hingga kini masih jadi satu-satunya kehormatan Negeri Kincir Angin, Piala Eropa 1988 juga masuk buku rekor karena alasan lain.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 01 Jun 2024, 22:59 WIB
Kapten tim nasional Belanda, Ruud Gullit saat mengangkat trofi Piala Eropa 1988 usai menaklukkan Uni Soviet 2-0, di Olympiastadion, 25 Juni 1988. (UEFA)

Liputan6.com, Jakarta - Prancis kehilangan kesempatan mempertahankan gelar karena gagal lolos kualifikasi Piala Eropa 1988. Mereka kalah bersaing melawan Uni Soviet pada penyisihan.

Pada turnamen yang masih menggunakan format sama seperti empat tahun sebelumnya, Uni Soviet lolos ke turnamen utama bersama Spanyol, Italia, Inggris, Timnas Belanda, Denmark, dan Republik Irlandia. Nama terakhir jadi satu-satunya debutan pada edisi kali ini.

Tuan rumah Jerman Barat bersaing melawan Italia, Spanyol, dan Denmark di Grup A. Sedangkan Uni Soviet, Belanda, Inggris, dan Republik Irlandia hadir di Grup B.

Jerman Barat keluar sebagai juara dan bertemu Belanda pada semifinal Piala Eropa 1988. Di luar dugaan Belanda mencuri kemenangan 2-1 di markas musuh bebuyutan. Sementar Uni Soviet sukses menyisihkan Italia 2-0.

Final pun menghadirkan rematch laga fase grup. Pada babak itu, Uni Soviet unggul 1-0. Namun, Belanda membalas dendam dengan meraih kemenangan 2-0 berkat gol Ruud Gullit dan Marco van Basten.

Terlepas gelar bersejarah Belanda, yang hingga kini masih jadi satu-satunya kehormatan Negeri Kincir Angin, Piala Eropa 1988 juga masuk buku rekor karena alasan lain.

Tidak ada kartu merah atau skor kacamata, dengan laga babak gugur selesai dalam 90 menit.

Piala Eropa 1988 turut jadi ajang terakhir Jerman Barat, Jerman Timur, dan Uni Soviet berkompetisi pada pentas kontinental. Jerman bersatu dua tahun kemudian. Sedangkan Uni Soviet bercerai menjadi 15 negara pada 1991.

 

2 dari 3 halaman

Bintang Piala Eropa 1988

Aksi legenda tim nasional Belanda, Marco van Basten, pada laga final Piala Eropa 1988 di Olympiastadion, Munchen, 25 Juni 1988. Belanda menang 2-0 atas Uni Soviet. (UEFA)

Setiap pemain memiliki peran penting di balik sukses Belanda. Namun, jika ada satu yang layak dikedepankan, sosok itu adalah Marco van Basten.

Striker AC Milan itu memulai turnamen sebagai cadangan John Bosman. Nama terakhir didahulukan usai jadi top skor kualifikasi lewat catatan sembilan gol.

Setelah masuk sebagai pengganti pada laga pembuka melawan Uni Soviet, sejak itu Van Basten selalu diturunkan pelatih legendaris Rinus Michels. Dia kemudian menahbiskan diri sebagai pemain tersubur turnamen dengan lima kali merobek gawang lawan, salah satunya gol ikonik di final.

"Saya baru saja melewati tahun sulit karena banyak cedera. Namun setelah cetak hattrick ke gawang Inggris, semua berubah dan jadi positif," kata Van Basten, dilansir situs resmi UEFA.

"Butuh banyak keberuntungan dengan tendangan seperti itu," aku Van Basten merujuk golnya di final. "Itu adalah salah satu hal di mana kadang-kadang terjadi."

 

3 dari 3 halaman

Fakta Menarik Piala Eropa 1988

2. Marco Van Basten - Striker yang lahir di Utrecht, Belanda ini membela Ajax Amsterdam selama enam musim dengan total mencetak 128 gol. Mantan bomber AC Milan ini juga sempat menjadi juru racik bagi Ajax pada musim 2008/2009. (AFP/Staff ANP)
  • Kuartet Belanda Hans van Breukelen, Ronald Koeman, Berry van Aerle, dan Gerald Vanenburg menjuarai Piala Eropa hanya beberapa pekan setelah memenangkan Liga Champions bersama PSV Eindhoven.
  • Satu juta orang membanjiri kanal Amsterdam saat timnas Belanda menggelar parade kemenangan usai jadi juara. Beberapa rumah apung tenggelam karena beban warga yang berdansa di atap.
  • Kemenangan atas Jerman Barat pada semifinal merupakan hasil positif pertama Belanda dari tetangga sejak 1956. Pesta usai laga tersebut menghasilkan selebrasi terbesar kedua di Negeri Kincir Angin sejak perayaan berakhirnya Perang Dunia II.
  • Kiper Peter Shilton jadi pemain Inggris keempat yang merebut 100 caps ketika dikalahkan Belanda 1-3, yang seluruhnya dicetak Marco van Basten.
  • Usai ditaklukkan Belanda, Uni Soviet menjadi satu-satunya negara yang menderita kekalahan tiga kali pada final Piala Eropa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya