Liputan6.com, Jakarta - Para tunawisma di Edinburgh, Skotlandia, dilaporkan diusir ke luar kota. Hal ini dilakukan demi memberi ruang bagi gelombang besar wisatawan penonton konser Taylor Swift pada 7--9 Juni 2024.
Mengutip New York Post, Sabtu (1/6/2024), Shelter Scotland, badan amal terdaftar yang mengampanyekan hak penyewa di Inggris Raya, memberi tahu BBC bahwa beberapa tunawisma dipindahkan menggunakan taksi ke Glasgow, Aberdeen dan Newcastle. Di sana, mereka mendapat akomodasi gratis.
Advertisement
Kota-kota ini berjarak lebih dari dua jam dari Edinburgh. Shelter Scotland menyebutnya sebagai "ketidakadilan yang mencolok" bagi mereka yang terdampak karena harus bersaing dengan wisatawan.
Direktur badan amal tersebut, Alison Watson, mengatakan, "Layanan garis depan kami sudah melihat orang-orang yang membutuhkan tempat tidur malam ini diberi tahu bahwa satu-satunya pilihan mereka adalah meninggalkan kota."
Menurut BBC, Dewan Kota Edinburgh menolak memindahkan para tunawisma yang sudah tinggal di akomodasi sementara. Anggota dewan penyelenggara perumahan Jane Meagher mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Kami menyadari situasi ini dan bekerja sama dengan rumah tangga yang terdampak untuk menemukan akomodasi alternatif yang sesuai."
Superstar pop berusia 34 tahun itu baru saja menyelesaikan pertunjukan di Madrid pada Rabu, 29 Mei 2024 dan Kamis, 30 Mei 2024, yang mana ia tampil di depan temannya Blake Lively dan Ryan Reynolds. Taylor Swift kemudian menuju Lyon, Prancis, dalam jadwal Eras Tour-nya.
Babak Akhir The Eras Tour
Pertunjukan pertama Taylor Swift di Edinburgh, Skotlandia dijadwalkan pada Jumat, 7 Juni 2024. Beberapa Swifties, sebutan penggemarnya, dari seluruh dunia dikabarkan terbang ke Eropa untuk konsernya di sana karena tiketnya disinyalir lebih murah dibandingkan di negara asalnya.
AP melaporkan awal bulan ini bahwa warga Amerika membeli 20 persen tiket untuk konser tersebut. Empat pertunjukan pelantun lagu Wildest Dreams ini terjual habis di Paris. Sekitar 10 ribu penonton konser AS dilaporkan juga membeli tiket untuk pertunjukan Eras Tour-nya di Stockholm.
Melanie Fish, juru bicara dan pakar perjalanan Expedia, mengatakan saat itu bahwa para penggemar menyadari trik "berhemat" nonton konser Swift. Ia berbagi, "'Tunggu dulu, saya bisa menghabiskan 1.500 (dolar AS) untuk pergi melihat artis favorit saya di Miami, atau saya bisa mengambil 1.500 (dolar AS) itu dan membeli tiket konser, tiket pesawat pulang pergi, dan tiga malam di kamar hotel (di berbagai kota di Eropa).'"
Advertisement
Eras Tour Sumbang Rp15,16 Triliun
Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, 17 Mei 2024, Barclays menyebut, konser Taylor Swift Eras Tour akan meningkatkan pengeluaran di Inggris hampir 1 miliar dolar AS ( sekitar Rp15,92 triliun dalam asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.923).
Melansir CNN, Bank Inggris tersebut mengatakan dalam sebuah laporan, hampir 1,2 juta Swifties akan hadiri pertunjukan Taylor Swift di Inggris pada musim panas ini. Rata-rata penggemar akan habiskan 642 pound sterling (sekitar Rp12,89 juta, asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.914). Dana itu dialokasikan pada perjalanan, akomodasi, dan pengeluaran lain.
Totalnya, akan sumbangkan dana sekitar 755 juta pound sterling (sekitar Rp15,16 triliun) ke ekonomi setempat. Ini hanyalah contoh terbaru dari Swiftonomics, kemampuan musisi memengaruhi perekonomian kota dan negara yang dikunjungi dalam tur global yang dimulai pada Maret tahun lalu di Amerika Serikat.
15 Pertunjukan di Inggris
Taylor Swift akan menampilkan 15 pertunjukan di empat kota di Inggris, Wales, dan Skotlandia pada Juni dan Agustus 2024. Tiket konsernya terjual habis dalam beberapa menit setelah dijual, dengan penggemar rata-rata habiskan 206 poundsterling (sekitar Rp4,13 juta) untuk satu tiket, kata Barclays.
Menurut riset Barclays, penonton konser di Inggris akan habiskan rata-rata 848 poundsterling (sekitar Rp17 juta) untuk setiap konser, termasuk harga tiket. Artinya, biaya rata-rata setiap penonton konser, yakni lebih dari 12 kali lipat untuk keluar malam di Inggris.
Chief Behavioral Scientis Barclays Peter Brooks menuturkan, harga yang dibanderol, meski mungkin tampak mahal, nyatanya jauh lebih murah daripada yang dibayar banyak orang Amerika Serikat untuk menyaksikan Eras Tour.
"Jika menyangkut ikon budaya seperti Taylor Swift, yang juga kita lihat pada Elvis dan Beatlemania pada tahun 50an dan 60an, para pendukungnya memiliki hubungan yang kuat dengan artis tersebut, serta fandom lain, sehingga keinginan untuk membelanjakan uang jadi semakin kuat," tulis Brooks.
Advertisement