Liputan6.com, Jakarta - Seorang pemegang saham Tesla mengajukan gugatan terhadap CEO Elon Musk. Gugatan tersebut menuduh bos Tesla itu melakukan perdagangan orang dalam (insider trading) ketika Elon Musk menjual saham senilai lebih dari USD 7,5 miliar pada akhir 2022.
Saham Tesla merosot 0,39% di bursa Nasdaq dalam perdagangan 31 Mei 2024, menyusul berita gugatan oleh pemegang saham kepada Elon Musk tersebut.
Advertisement
Pemegang Saham Michael Perry, dalam gugatan yang diajukan di Delaware Chancery Court, mengatakan bahwa harga saham Tesla anjlok setelah publikasi kinerja kuartal IV pada 2 Januari 2023, dan mengklaim bahwa Elon Musk mendapat keuntungan yang tidak semestinya sekitar USD 3 miliar setelah mendapat bisikan dari orang dalam.
"Musk mengeksploitasi posisinya di Tesla, dan dia melanggar kewajiban fidusianya kepada Tesla," kata gugatan tersebut, dikutip dari US News, Sabtu (1/6/2024).
Penggugat meminta pengadilan mengarahkan Elon Musk untuk mengembalikan keuntungan yang diperoleh dari perdagangan tersebut. Gugatan ini juga menunjukkan, Musk menjual saham tersebut di berbagai tanggal yaitu pada November 2022 dan Desember 2022.
Selain Musk, penggugat juga menuduh direktur Tesla melanggar kewajiban fidusia mereka dengan mengizinkan Musk menjual sahamnya.
Dalam gugatannya, Perry mengklaim bahwa Musk, yang pada tahun 2022 mengatakan permintaan kendaraan Tesla sangat baik namun mengetahui angka yang lebih rendah dari perkiraan pada pertengahan November, dengan aksesnya ke data real-time, menjual sahamnya sebelum informasi bersifat publik.
"Seandainya (Musk) menunggu untuk melakukan penjualan ini sampai setelah berita buruk dirilis,... penjualannya akan menghasilkan kurang dari 55% dari jumlah realisasi penjualan pada bulan November dan Desember 2022," jelas gugatan tersebut.
Konflik Elon Musk dengan Regulator AS
Selain pemegang saham Tesla, Musk juga berada di tengah-tengah penyelidikan peraturan untuk menentukan apakah dia melanggar undang-undang sekuritas federal pada tahun 2022 ketika dia membeli saham di platform media sosial Twitter, yang kemudian dia ganti namanya menjadi X.
Musk, dalam responnya pada penyeledikan itu, mengatakan Komisi Sekuritas dan Bursa AS sedang mencoba untuk menjatuhkannya dia melalui penyelidikan yang tidak beralasan.
Seperti diketahui, Musk dan regulator pasar utama AS telah berseteru selama bertahun-tahun, sejak tahun 2018, ketika dia men-tweet bahwa dia telah mendapatkan dana untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan swasta.
Advertisement