Liputan6.com, Sanaa - Serangan udara gabungan Inggris-Amerika Serikat (AS) yang menargetkan pemberontak Houthi di Yaman menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya. Demikian diakui juru bicara (jubir) militer kelompok itu Yahya Saree pada Jumat (31/5/2024).
Itu merupakan jumlah korban tewas tertinggi yang diakui secara publik dari berbagai serangan balasan yang dilakukan sehubungan dengan serangan kelompok itu terhadap pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Sabtu (1/6).
Advertisement
Tiga pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, menggambarkan serangan pada hari Kamis (30/5) mengenai 13 titik yang mencakup fasilitas bawah tanah, peluncur rudal, lokasi komando dan kontrol, kapal Houthi dan fasilitas lainnya. Mereka menyebutnya sebagai respons terhadap lonjakan serangan baru-baru ini oleh Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden.
Jet tempur F/A-18 AS yang terlibat dalam serangan tersebut, menurut para pejabat AS, lepas landas dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower di Laut Merah. Kapal perang AS lainnya di wilayah tersebut juga ikut serta.
Namun, kelompok Houthi pada Jumat pagi fokus pada serangan yang mereka katakan mengenai gedung yang menampung Radio Hodeida dan rumah-rumah warga sipil di kota pelabuhan di Laut Merah. Saluran berita satelit Al Masirah menayangkan gambar seorang pria yang berlumuran darah dibawa menuruni tangga dan yang lainnya di rumah sakit, menerima bantuan.
Mereka menuturkan bahwa semua korban tewas dan hampir semua korban luka akibat serangan itu berasal dari sana.
Kelompok Houthi menggambarkan semua orang yang terbunuh dan terluka di Hodeida adalah warga sipil, sesuatu yang tidak dapat segera dikonfirmasi. Pasukan Houthi yang menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, sejak tahun 2014 dilaporkan seringkali tidak berseragam.
Al Masirah melaporkan bahwa serangan lainnya terjadi di luar Sanaa dekat bandaranya dan peralatan komunikasi di Taiz. Hanya sedikit informasi lain yang dirilis di situs-situs tersebut. Satu orang dilaporkan terluka di Sanaa.
Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat Houthi, mengancam AS dan Inggris dengan pembalasan lebih lanjut.
"Kami akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi," tulisnya di X.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa FGR4 Topan Angkatan Udara Kerajaan Inggris melakukan serangan di Hodeida dan lebih jauh ke selatan di Ghulayfiqah. Mereka menggambarkan targetnya adalah bangunan yang diidentifikasi sebagai rumah bagi fasilitas kendali darat drone dan penyimpanan drone jarak jauh, serta senjata permukaan-ke-udara.
"Serangan tersebut dilakukan untuk membela diri dalam menghadapi ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh Houthi," kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. "Ada ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh Houthi."
Aksi Bela Palestina
AS dan Inggris telah melancarkan serangan terhadap Houthi sejak bulan Januari. AS secara rutin juga telah melakukan serangan sejak saat itu.
Kelompok Houthi meningkatkan serangan terhadap pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai wujud dukungan terhadap Palestina. Mereka menuntut Israel mengakhiri perang di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina.
Menurut Administrasi Maritim AS, Houthi sudah melancarkan lebih dari 50 serangan terhadap kapal-kapal di kawasan itu, menewaskan tiga pelaut, menyita satu kapal dan menenggelamkan kapal lainnya sejak November 2023. Pekan ini, mereka menyerang sebuah kapal yang membawa gandum ke Iran.
Dalam laporan yang dilansir Reuters disebutkan bahwa Houthi melancarkan serangan balasan dengan menembakkan rudal ke arah kapal induk USS Dwight D. Eisenhower sebagai tanggapan atas serangan gabungan AS dan Inggris. Hal itu diakui jubir Houthi pada hari Jumat.
Namun, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak mengetahui adanya serangan terhadap Eisenhower.
Advertisement