Liputan6.com, Bandung - Flu Singapura pertama kali ditemukan di Toronto, Kanada, pada tahun 1957. Meskipun istilah awamnya disebut 'Flu Singapura', penyakit yang menyerang anak-anak ini awalnya bukan berasal dari Singapura.
Flu Singapura adalah varian baru dari virus influenza A yang berasal dari virus H2N2. Virus ini segera menyebar ke seluruh Asia dan berbagai belahan dunia, setelah pertama kali dilaporkan di Singapura pada bulan Februari 1957.
Gejala yang mirip dengan flu menyebabkan penyakit ini dikenal dengan nama 'Flu Singapura'. Meskipun bisa menyerang siapa saja, anak-anak memiliki faktor risiko yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Jadi, meskipun namanya mengacu pada Singapura, asal usulnya sebenarnya berada di tempat lain.
Bukan seperti flu biasa, penyakit ini punya gejala berupa bintik-bintik di kulit yang terasa sakit. Namun, flu Singapura kadang bisa juga terjadi pada orang dewasa.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir laman Good Doctor, Flu Singapura adalah penyakit tangan, kaki dan mulut. Penyakit yang kerap menyerang anak-anak dan bayi ini disebabkan oleh adanya infeksi virus.
Dalam dunia medis, flu Singapura disebut dengan hand, foot, and mouth disease. Sedangkan Kementerian Kesehatan RI mengartikannya sebagai PTKM (Penyakit Tangan Kaki Mulut).
Masa inkubasi dari virus ini adalah 3-7 hari. Jadi penderita akan mulai menunjukkan gejala 3-7 hari usai terpapar virus.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus enterovirus. Jenis yang paling sering sebabkan PTKM adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).
Virus ini bisa menyerang bayi, anak-anak dan juga orang dewasa dan orang yang punya sistem kekebalan tubuh rendah.
Namun, orang dewasa yang terpapar virus ini biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Meski begitu, orang dewasa berpotensi menjadi pembawa virus atau carrier.
Simak Video Pilihan Ini:
Paparan Flu Singapura
Virus ini bisa menyerang anak-anak dan juga orang dewasa. Namun, anak-anak dan balita adalah golongan yang paling rentan terhadap penyakit ini.
Tempat seperti sekolah, taman bermain hingga penitipan anak kerap menjadi tempat penyebaran flu singapura pada anak.
Sebab sistem kekebalan tubuh mereka masih belum terlalu kuat. Anak yang sudah pernah tertular dengan virus ini sistem imunnya akan menciptakan kekebalan terhadap virus penyebab PTKM.
Dengan begitu mereka tidak akan terpapar virus itu lagi. Kekebalan ini biasanya terjadi setelah anak menginjak usia 10 tahun.
Setelah masa inkubasi selesai, penderita PTKM akan mulai menampakkan beberapa gejala. Berikut beberapa gejala dan ciri-ciri flu Singapura yang umum terjadi adalah:
- Demam
- Tenggorokan sakit saat menelan
- Hilangnya nafsu makan
- Letih, lesu, dan lemas
- Sakit kepala
- Jika terjadi pada anak dan bayi biasanya mereka akan lebih rewel
Dua hari setelah demam biasanya gejala akan makin memburuk. Berikut beberapa gejala dan ciri-ciri lain yang biasanya muncul:
- Timbul bintik-bintik merah di dalam area rongga mulut, saat pecah bintik ini akan berubah menjadi sariawan
- Bintik-bintik dan ruam merah berair juga akan muncul di area tangan serta kaki.
- Selain itu, bintik juga bisa muncul di area lain seperti lengan, tungkai, bokong, serta kulit disekitar area kemaluan
- Bintik-bintik berwarna merah ini tidak gatal tetapi terkadang bisa timbulkan rasa sakit
Selain demam, sakit tenggorokan, dan munculnya bintik, PTKM juga bisa timbulkan komplikasi lain yang berbahaya. Berikut beberapa komplikasi dan bahaya Flu Singapura yang bisa terjadi:
- Dehidrasi. Bintik di dalam mulut bisa menyebabkan ketidaknyamanan untuk makan dan minum. Hal ini bisa sebabkan dehidrasi.
- Pembengkakan selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (radang selaput otak atau meningitis).
- Sebabkan pembengkakan otak atau ensefalitis.
- Terjadi pembengkakan otot jantung atau miokarditis.
- Kelumpuhan
- Lepasnya kuku jari di tangan dan kaki setelah beberapa minggu pasca fase akut PTKM.
Advertisement
Cara Mengatasi dan Pengobatannya
Saat PTKM terjadi, jangan dibiarkan mengingat bahaya Flu Singapura adalah menular pada orang lain. Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya di rumah, seperti:
- Beristirahat - Beli salep yang dijual bebas di apotek. Salep ini bukan salep khusus, tapi untuk meredakan gejalanya. Salep berguna untuk meredakan gatal yang disebabkan oleh lecet dan juga ruam akibat bintik-bintik yang muncul- Minum obat pereda rasa nyeri- Konsumsi tablet hisap atau obat sirup untuk meredakan sakit tenggorokan.- Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi- Makan makanan yang lembut seperti sup. Namun, hindari makanan yang panas dan juga pedas.- Konsumsi makanan dingin
Obat yang digunakan mungkin bergantung pada gejala yang dirasakan. Berikut adalah pilihan obat yang bisa digunakan untuk penyakit yang satu ini:
- Untuk meredakan sakit kepala, gunakan ibuprofen, paracetamol, atau acetaminophen. Sedangkan untuk meredakan gejala gatal pada kulit, gunakan obat salep. Salep untuk penyakit ini yang umum mengatasi gatal adalah hydrocortisone.
- Bila Anda mengalami rasa sakit di mulut, obat kumur yang dijual di apotek. Sementara itu, untuk gejala seperti sakit tenggorokan obat pelega tenggorokan seperti lozenges atau obat lain yang mengandung bahan mint, menthol, madu, maupun licorice.
- Berkumur dengan campuran air hangat dan garam juga dapat membantu membersihkan mulut.
Penderita PKTM direkomendasikan untuk makan es krim, minuman dingin, dan yoghurt. Sementara pantangan Flu Singapura untuk makanan dan minuman adalah makanan pedas, asam, jus dan soda. Makanan dengan kandungan pedas, asam, dan soda dapat memperburuk kondisi mulut.
6 Cara Pencegahan Flu Singapura
PTKM termasuk penyakit yang sangat menular, akan tetapi kita bisa melakukan beberapa langkah pencegahan agar tidak tertular penyakit ini.
Kunci utama dari pencegahan ini adalah pola hidup yang bersih. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda terapkan:
1. Cuci tangan dengan sabun
Ajaklah anak untuk rajin mencuci tangan dengan sabun. Begitu pula dengan Anda yang kerap bersentuhan dan berinteraksi langsung dengan anak.
Seperti mengganti popok, membersihkan ingus anak, dan menyentuh barang-barang yang anak gunakan.
2. Tutup mulut dan hidung saat bersin
Selain cuci tangan, ajarkan pula anak untuk menutup mulut dan hidung saat mereka bersin. Seperti yang kita tahu, virus ini bisa menular lewat cairan.
Tutup menggunakan tisu atau bisa juga dengan lengan bagian dalam. Jika gunakan tisu, pastikan langsung membuangnya ke tempat sampah.
3. Lakukan sterilisasi
Penting pula untuk membersihkan peralatan di rumah dengan cairan desinfektan, terutama peralatan yang kerap tersentuh oleh penderita PTKM.
Selain itu, dilansir dari NHS, Anda juga disarankan untuk mencuci pakaian kotor dan sprei dengan air panas.
4. Jangan gunakan barang secara bersamaan
Untuk menghindari penularan, sebaiknya jangan menggunakan barang seperti handuk, peralatan makan, sikat gigi, atau gunting kuku secara bersamaan.
5. Liburkan anak
Jika anak Anda sudah masuk usia sekolah, maka ada baiknya untuk meliburkan anak dari sekolah ataupun penitipan anak selama sakit. Ada baiknya untuk melakukan karantina sampai gejala semakin membaik.
6. Hindari menyentuh bagian wajah
Tangan yang kotor meningkatkan risiko penularan virus. Maka dari itu ada baiknya kurangi menyentuh wajah terutama mata, hidung, dan mulut. Apalagi jika belum cuci tangan.
Advertisement
Penanganan Flu Singapura Pada Bayi
Penanganan flu Singapura pada bayi dan anak-anak pasti akan lebih merepotkan. Dilansir dari Morinaga, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala penyakit ini pada bayi:
- Berikan anak makanan yang lembut dan mudah ditelan. Jika perlu tambahkan suplemen yang mengandung nucleotides dan lactoferrin. Nucleotides adalah protein yang mampu memperkuat sistem imun dan memperbaiki sistem metabolisme
- Sedangkan Lactoferrin bertugas sebagai anti mikroba dan mengatur kinerja sistem kekebalan tubuh. Kedua nutrisi ini bisa bantu anak membangun kekebalan tubuh terhadap virus dan bakteri
- Berikan obat penurun panas untuk meredakan demam
- Pastikan memberikan anak cukup minum. Tidak masalah untuk memberikan minuman dingin, karena bisa redakan sakit tenggorokan- Pastikan anak tidur dan istirahat cukup
- Oleskan salep anti gatal ke ruam-tuam yang timbul- Kurangi sariawan dengan ajak anak untuk berkumur dengan air garam
Flu Singapura pada bayi dan anak kerap ditujukan lewat gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Namun, penyakit ini pada orang dewasa seringkali muncul tanpa gejala.
Meski tidak menunjukkan gejala, orang dewasa yang terinfeksi tetap bisa menularkan. Untuk itu, menjaga kebersihan sangatlah penting agar tetap sehat.
Kasus flu Singapura pada ibu hamil sebenarnya jarang terjadi. Namun, jika benar terjadi pada ibu hamil, sesaat sebelum melahirkan, bisa jadi infeksi virus akan menular pada bayi.
Kebanyakan kasus bayi yang lahir dari ibu hamil yang memiliki penyakit ini hanya mengalami gejala ringan. Dalam kasus yang sangat jarang, ada kemungkinan flu Singapura pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau dapat mempengaruhi perkembangan bayi.
Berdasarkan informasi dari CDC, tidak ada vaksin flu Singapura. Para peneliti masih melakukan riset lebih jauh untuk vaksin ini. Untuk itu, penerapan kebersihan menjadi kunci yang tepat mencegah penyakit ini.
3 Mitos Terkait Flu Singapura
Kurangnya edukasi di masyarakat Indonesia nyatanya memunculkan berbagai mitos terkait penyakit ini.
Ada banyak mitos yang beredar seperti apakah pasien yang terinfeksi boleh kena angin atau boleh mandi? Berikut adalah ulasan dari beberapa mitos dan fakta terkait Flu Singapura:
1. Anak yang sedang sakit PTKM tidak boleh mandi
Salah satu pantangan flu Singapura yang paling terkenal adalah larangan mandi. Langkah ini justru untuk mempercepat proses penyembuhan dari penyakit, tubuh anak harus selalu bersih. Jika tak nyaman dengan air dingin, Moms bisa memandikan anak dengan air hangat.
2. Pakai bedak agar bintik dan ruamnya cepat hilang
Bubuk bedak yang menempel pada bintik apalagi yang berair justru bisa bertahan di luka dalam waktu lama. Hal tersebut justru bisa meningkatkan anak terkena infeksi virus lain dan menghambat proses penyembuhan.
3. Paparan angin bisa membuat PTKM pada anak semakin buruk
Apakah flu Singapura boleh kena angin? Pertanyaan ini juga seringkali menjadi pertanyaan di masyarakat. Paparan angin pada anak tidak akan mempengaruhi kondisi kesehatan bayi. Sebaliknya, tindakan ini justru bisa menularkan virus ke orang lain.
Namun yang paling dicatat dan dilakukan oleh seluruh masyarakat disaat merebaknya berbagai penyakit, perilaku hidup berih dan sehat (PHBS) harus tetap dijalankan.
Tujuannya tidak lain agar kesehatan tubuh tetap terjaga dengan prima. Selain itu mengosumsi makanan dan minuman yang sehat dan dibutuhkan oleh tubuh.
Advertisement