Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan. Pada bulan istimewa ini, ada dua momen spesial sekaligus, yakni ibadah haji dan hari raya Idul Adha.
Pada bulan Dzulhijjah, ada kewajiban muslim sekaligus ibadah-ibadah sunnah muakad. Di antaranya, haji dan ibadah qurban yang hanya ada di bulan Dzulhijjah, tanpa bisa digantikan di bulan lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Karena bulan mulia, maka amalan-amalan lainnya pun jadi spesial. Di antaranya, puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, puasa Arafah dan puasa sunnah lainnya.
Ulasan mengenai jadwal dan tata cara puasa-puasa sunnah ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (2/5/2024).
Artikel kedua yang juga mencuri perhatian pembaca adalah bacaan doa setelah sholat Fajar yang salah satu fadhilahnya mempermudah segala urusan.
Sementara, artikel ketiga yaitu selera ulama yang tak boleh sama dengan awam. Apabila serupa, kata Gus Baha, maka kebenaran akan hancur.
Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Jadwal Puasa Sunnah Juni 2024: Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah-Arafah, Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
Memasuki Juni 2024, umat Islam perlu tahu jadwal puasa sunnah yang dapat dikerjakan selama bulan tersebut. Terlebih Juni 2024 bertepatan dengan Dzulhijjah 1445 H, salah satu bulan haram yang dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah.
Ada beberapa puasa di bulan Dzulhijjah yang dapat diamalkan muslim, di antaranya puasa 9 hari pertama Dzulhijjah, puasa Tarwiyah-Arafah, puasa Ayyamul Bidh, dan puasa Senin-Kamis.
Mengenai puasa tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar.” (HR At-Tirmidzi).
Puasa lainnya pun seperti Tarwiyah-Arafah, Ayyamul Bidh, dan Senin-Kamis memiliki keutamaan bagi yang mengamalkannya. Bagi yang melaksanakannya akan dicatat sebagai pahala dan amal baik.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah dan Arafah pada 9 Dzulhijjah. Adapun puasa Ayyamul Bidh, pada bulan Dzulhijjah hanya dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 Dzulhijjah, karena 13 Dzulhijjah masih hari tasyrik yang diharamkan berpuasa.
Menurut Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in, puasa Ayyamul Bidh Dzulhijjah tetap dilakukan sebanyak tiga hari, yakni pada 14, 15, dan 16 Dzulhijjah.
Bagi Anda yang ingin melaksanakan puasa-puasa tersebut, berikut jadwal lengkapnya. Jadwal puasa sunnah Juni 2024 ini berdasarkan kalender Hijriyah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Advertisement
2. Bacaan Doa Setelah Sholat Fajar, Amalkan agar Dipermudah Segala Urusan
Di antara amalan sunnah yang dapat dilaksanakan menjelang waktu subuh adalah sholat fajar atau yang sering disebut qobliyah subuh.
Setelah menunaikan ibadah sunnah ini, kita juga dianjurkan untuk membaca doa setelahnya. Ibadah ini mempunyai banyak keutamaan sehingga dapat menjadi salah satu amalan rutin harian.
Rasulullah SAW telah memberi teladan bagi umatnya dengan selalu melakukan sholat fajar semasa hidupnya. Kebiasaan itu sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim;
"Nabi SAW tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih baik daripada menjaga sholat sunnah rakaat sebelum subuh.'' (HR Muslim).
Bagi Anda yang ingin membiasakan dan menyempurnakan amalan sunnah ini maka dapat dilengkapai dengan membaca doa setelahnya. Dikutip dari laman dream.co.id, berikut adalah rangkaian ibadah dan bacaan doa setelah sholat fajar.
3. Apabila Selera Ulama Seperti Ini, Kebenaran Bisa Hancur Menurut Gus Baha
Ulama kondang asal Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Bahauddin Nursalilm atau populer dengan sapaan Gus Baha melarang ulama atau kiai yang mengikuti seleranya orang awam.
Sebab, jikalau ulama atau kiai sampai mengikuti selera atau keinginan orang awam maka kebenaran akan hancur. Mengupas hal ini, Gus Baha menukil kisah Lukman Al-Hakim yang merupakan kisah yang sangat masyhur di kalangan umat Islam.
“Diingat-ingat ya, ini pegangannya orang alim kiai-kiai Tasawuf yang ikhlas, kiai-kiai alim, jangan menjadi ulama itu mengikuti seleranya orang awam, sebab kalau mengikuti seleranya orang banyak itu kebenaran menjadi hancur,” kata santri Mbah Moen ini sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Rizaleffendi1335, Sabtu (01/06/2024).
“Zaman Lukman Al Hakim itu pertama mendidik anaknya begini, nak kalau kamu yakin kebenaran, lakukan saja dan jangan peduli dengan omongannya orang,” imbuh ulama yang dijuluki manusia Al-Qur’an ini.
“Omongannya orang seperti apa ya ayah?” tanya anak Lukman Al Hakim sebagaimana dituturkan Gus Baha.
“Ayuh ikut aku, ini masyhur cerita ini,” kata Gus Baha mengatakan jawaban Lukman Hakim kepada ayahnya.
Advertisement