Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari hobi membatik, Priska Yeniriatno (36) mengembangkan usaha batik bahkan menjadi tujuan wisata di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Priska belajar membatik ketika kuliah di Yogyakarta. Saat itu, ia masih menjalani kuliah pada semester akhir. Setelah bekerja, Priska Yeniriatno memutuskan keluar dan menekuni apa yang menjadi hobinya yaitu membatik. Sebelumnya ia telah memiliki toko konvensional, tetapi kolaps karena gempuran e-commerce. Kemudian, Priska mengambil kesempatan mengembangkan usaha batik ketika ada seruan untuk memakai batik ke kantor hingga sekolah.
Advertisement
"Awal 2013 mulai mengenalkan batik di Singkawang. 2015 bertemu dengan tim. Membatik buat saya menjadi meditasi mengembalikan saya kepada diri saya,” ujar dia seperti ditulis, Senin (3/6/2024).
Priska menuturkan, melalui batik, ia seperti berdoa dan bercerita. Oleh karena itu, salah satu batik khas yang dibuatnya yakni Batik Kote Singkawang terinspirasi dari budaya masyarakat Kota Singkawang dan beberapa tanaman endemik yang hampir punah yakni Anggrek dan Tengkawang Singkawang. Selain itu, ia juga mendapatkan inspirasi motif batik dari cap go meh dan naga.
“Singkawang masih muda, masih mencari jati diri, motif masih mencari-cari. Hobi membatik bikin motif karakter dan lukisan. Kemudian melakukan riset apa yang jadi identitas Singkawang itu sendiri. Ketemu endemik anggrek emang ada di Singkawang,” kata dia.
Perempuan lulusan jurusan akuntansi dari salah satu universitas di Yogyakarta ini menghadapi tantangan sumber daya manusia (SDM). Apalagi mengenalkan dan mengajarkan membuat batik. “Jelas SDM (tantangan-red). Buat yang sama sekali belum tahu batik bisa mandiri dengan batik. Dari sama sekali tak mengenal batik, hingga bikin batik. Kita mengajari batik belum tentu langsung jatuh cinta dengan batik,” tutur dia.
Atasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Priska mendorong mereka untuk memiliki mimpi untuk memenuhi kebutuhannya. Ia memberikan pelatihan kepada anak-anak muda dan ibu-ibu.
"Kalau tidak ada mimpi, harapan, tidak akan bisa mencukupi kebutuhan. Mereka punya mimpi, kejar kebutuhan mereka. Kalau manusia tak akan pernah cukup, subyektif, kita cari mimpi, penuhi kebutuhan dengan cara ini,” ujar Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 Tingkat Provinsi ini.
Kemudian ia pun mengikuti SATU Indonesia Awards pada 2017. Melalui iklan di salah satu media sosial, ia mengetahui kegiatan tersebut dan mengikutinya. Saat itu, ia belum memiliki cita-cita untuk melestarikan budaya seperti membatik tetapi bermula dari hobi.
Seiring waktu, ia membangun SDM untuk membantu dirinya membuat batik Singkawang. “Kalau saya pribadi mengerjakan batik Singkawang tidak mampu karena permintaan sudah mulai banyak,” ujar dia.
Advertisement
Ikut SATU Indonesia Awards
Ia menceritakan saat ikut SATU Indonesia Awards tersebut seperti membukakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di formulir mengenai tujuan dia membatik di Singkawang. Tujuannya membatik tak hanya mengembangkan hobi tetapi juga berdampak untuk melestarikan budaya membatik.
Setelah menjalani proses, ia pun mendapatkan apresiasi dari Astra. Ia mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 Tingkat Provinsi. Selanjutnya setelah mendapatkan apresiasi dari Astra, ia membangun kampung batik di tiga penjuru amtara lain di Nyarumbkop, Sedau dan Cisadene. Kampung ini dikenal sebagai kampung ragam corak Singkawang. Kampung batik ini yang kemudian berkembang menjadi tujuan wisata.
"Jadi destinasi wisata baru, bukan kampung batik di Pekalongan semua pintu di mana-mana batik. Tapi memang potensi suatu daerah, punya potensi wisata dibuka melalui batik,” ujar Priska.
Adapun kampung wisata batik yang dibangun Priska telah memberdayakan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat, menyediakan fasilitas bagi wisatawan yang berkunjung untuk melihat proses produksi batik, membeli batik sebagai oleh-oleh, dan mengikuti workshop bagi mereka yang ingin belajar membatik. Bahkan Priska tak hanya mengembangkan batik tetapi juga produk lainnya."Ada produk kerajinan anyaman, tenun, ukiran, dan craft," kata dia.