Bursa Saham Asia Melesat di Tengah Investor Menanti Data Manufaktur China

Jelang data ekonomi China, bursa saham Asia Pasifik melejit pada perdagangan Senin, 3 Juni 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jun 2024, 09:22 WIB
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan saham Senin (3/6/2024). (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan saham Senin (3/6/2024). Penguatan bursa saham Asia Pasifik tersebut jelang survei swasta mengenai sektor manufaktur China.

Dikutip dari CNBC, survei manufaktur Caixin dilakukan setelah data resmi pada Jumat, 31 Mei 2024 menunjukkan sektor manufaktur China secara tak terduga mengalami kontraksi pada Mei 2024.

Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,2 persen. Indeks CSI 300 di China melemah 0,21 persen jelang data tersebut dirilis. Investor juga akan fokus pada pasar India karena jajak pendapat pada akhir pekan menunjukkan Perdana Menteri India Narendra Modi dan aliansinya yang dipimpin Partai Bharatiya Janata ditetapkan untuk masa jabatan ketiga berturut-turut.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 1 persen. Indeks Topix bertambah 0,9 persen. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,80 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan menanjak 1,75 persen, dan indeks Kosdaq naik tipis 0,3 persen.

Wall street berjangka relatif tenang jelang perdagangan pertama pada Juni. Indeks Dow Jones berjangka naik 25 poin atau kurang dari 0,1 persen. Indeks S&P 500 mendatar dan indeks Nasdaq 100 berjangka susut 0,1 persen.

Adapun indeks utama menunjukkan kinerja yang kuat pada Mei dengan ketiganya mencatatkan bulan positif keenam dalam tujuh bulan. Indeks Nasdaq naik 6,9 persen, dan mencatat kinerja bulanan terbaik sejak November 2023.


Nvidia Bakal Geser Apple jadi Perusahaan Termahal Kedua Dunia

Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP

Sebelumnya, Nvidia akan segera melampaui Apple untuk menjadi perusahaan termahal kedua di dunia.

Hal itu didorong oleh penerima manfaat terbesar dari lonjakan adopsi teknologi Kecerdasan Buatan (AI) yang akan mengambil alih posisi pembuat iPhone, yang telah menjadi perusahaan terbesar berdasarkan nilai pasar di Wall Street selama bertahun-tahun.

Mengutip US News, Senin (3/6/2024) ketergantungan pada hampir semua teknologi AI seperti ChatGPT, OpenAI pada chip kelas atas Nvidia telah menaikkan nilai saham perusahaan hampir tiga kali lipat selama setahun terakhir menjadi USD 2,68 triliun.

Sementara itu, Apple tergeser oleh Microsoft dari posisi teratas awal tahun ini ketika perusahaan itu bergulat dengan melemahnya permintaan iPhone dan ketatnya persaingan di Tiongkok. 

"Hal ini tentu penting karena Apple telah begitu dominan dalam jangka waktu yang lama, terutama dalam hal pertumbuhan dan inovasi. Namun belakangan ini, kurva inovasi Apple tampaknya telah mendatar, sehingga menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat di masa depan," kata Brian Mulberry, manajer portofolio klien di  Zacks Investment Management.

"Di sisi lain, Nvidia telah mampu menangkap gelombang demi gelombang pertumbuhan. Dimulai dengan permintaan game, kemudian kripto dan sekarang AI, mereka telah mampu mencocokkan inovasi dengan permintaan dan itu sama dengan pertumbuhan yang eksplosif," jelasnya.

Seperti diketahui, perusahaan semikonduktor tersebut sangat populer di bursa S&P 500 dan Nasdaq dan berperan penting dalam mendorong saham-saham AS ke rekor tertinggi. 

 

 


Pertumbuhan Nvidia Tembus USD 2 Triliun pada 2024

CEO NVIDIA, Jensen Huang (I-Hwa Cheng/AFP/Getty Images)

Nvidia juga menjadi perusahaan tercepat yang mencatat kinerja pertumbuhan dari USD 1 triliun menjadi USD 2 triliun pada tahun 2024, melampaui Amazon.com, perusahaan induk Google, Alphabet, dan Saudi Aramco.

Nvidia juga populer di pasar derivatif. GraniteShares 2x Long NVDA Daily ETF, yang melacak dua kali persentase perubahan harian di Nvidia, adalah ETF saham tunggal terbesar.

Dana tersebut menghasilkan omset harian sebesar USD 1 miliar untuk pertama kalinya menjelang hasil Nvidia minggu lalu dan total aset bersihnya telah mencapai rekor USD 2,82 miliar minggu ini, menurut data Lipper.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya