Mengenal Rashid Rover, Misi Bulan Pertama Negara Arab

Rashid Rover membawa harapan baru untuk membuka tabir misteri bulan dan memperluas pengetahuan umat manusia tentang satelit alami Bumi ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Jun 2024, 03:00 WIB
Misi Apollo 11 di permukaa Bulan (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Rashid Rover adalah penjelajah bulan pertama dari dunia Arab. Wahana antariksa ini menandakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan eksplorasi ruang angkasa.

Misi ambisius ini diluncurkan oleh Uni Emirat Arab (UEA) pada Desember 2022. Rashid Rover membawa harapan baru untuk membuka tabir misteri bulan dan memperluas pengetahuan umat manusia tentang satelit alami Bumi ini.

Melansir laman Space pada Jumat (31/05/2024), Rashid Rover dibawa oleh Roket Falcon 9 milik SpaceX. Falcon 9 meluncur dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida, Amerika Serikat (AS).

Menariknya, Rashid Rover memiliki ukuran dan bentuk yang kecil. Panjang wahana antariksa ini hanya setengah meter, berat 10 kilogram dan dilengkapi dengan empat roda.

Meski berukuran kecil, Rashid Rover memiliki potensi besar berkembangnya industri luar angkasa UEA. Nama Rashid diambil dari mendiang Sheikh Rashid, ayah dari Sheikh Mohammed bin Rashid, penguasa Dubai saat ini.

Lembaga yang bertanggung jawab pembuatan wahana ini adalah para insinyur yang ada di Mohammed bin Rashid Space Center (MBRSC) di Dubai. Mereka juga bertanggung jawab akan kontrol selama menjalankan misinya.

Pembuatan Rashid Rover telah dimulai sejak 2017 lalu. Tim yang merancangnya sepenuhnya berasal dari UEA.

Ada 11 orang yang berada di belakang kesuksesan terciptanya wahana tersebut. Rashid Rover dilengkapi dengan empat kamera dan instrumen ilmiah.

Rashid Rover akan mempelajari sifat-sifat tanah Bulan dan geologi di bulan. Misi khusus wahana antariksa dari negara Arab ini adalah mempelajari pergerakan debu dan mempelajari kondisi plasma permukaan dan selubung bulan.

 


Debu Bulan

Debu Bulan atau yang disebut regolith, adalah salah satu tantangan yang dihadapi astronaut jika ingin mendarat di sana. Debu itu menempel di pakaian luar angkasa, menyebabkan erosi dan masalah operasional karena sangat tajam.

Rashid Rover tidak akan menggembara sendiri di permukaan Bulan. Sebagai wahana penjelajah, Rashid Rover dirancang untuk bekerja sama dengan wahana pendaratnya. Wahana pendukung itu adalah milik perusahaan eksplorasi Bulan ispace dari Jepang yang bernama HAKUTO-R.

Sayangnya, Rashid Rover mengalami kegagalan saat mendarat di Bulan pada tanggal 11 April 2023. Misi ini awalnya berjalan dengan lancar, tetapi rover mengalami masalah teknis saat fase pendaratan akhir.

Meskipun tim di balik misi berhasil memulihkan Rashid Rover beberapa hari kemudian, pendaratannya tidak mulus seperti yang diharapkan. Rover mendarat dengan keras di permukaan Bulan.

Hal ini menyebabkan kerusakan pada beberapa komponennya. Penyebab pasti kegagalan pendaratan masih belum diketahui secara pasti.

Meskipun mengalami kegagalan, misi Rashid Rover tetap mencapai beberapa pencapaian penting. Rover ini berhasil mengirimkan gambar-gambar resolusi tinggi dari permukaan Bulan dan melakukan beberapa eksperimen ilmiah sebelum mengalami kerusakan.

Meskipun Rashid Rover tidak mencapai tujuan utamanya untuk menjelajahi permukaan Bulan, misi ini tetap menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan eksplorasi ruang angkasa Arab. Misi ini menunjukkan komitmen UEA untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan membuka jalan bagi misi-misi ambisius di masa depan.

Sementara ini UEA sudah mempersiapkan Rashid Rover 2 yang akan menjadi misi Lunar selanjutnya. Dalam misi yang akan datang, UEA akan menjalin kerja sama dengan China.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya