70% Industri Kecil Terancam Gulung Tikar, Kenapa?

Pengusaha industri konveksi skala kecil dan menengah memprediksi semakin banyak Industri Kecil Menengah (IKM) akan gulung tikar jika produk impor barang jadi mulus masuk ke Indonesia. Bahkan diprediksi penutupannya bisa mencapai 70 persen hingga akhir tahun 2024.

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Jun 2024, 20:30 WIB
Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB) Nandi Herdiaman menyoroti berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024. Menurutnya aturan itu malah membuka kembali keran impor pakaian jadi yang dikhawatirkan menggerus pasar industri lokal dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha industri konveksi skala kecil dan menengah memprediksi semakin banyak Industri Kecil Menengah (IKM) akan gulung tikar jika produk impor barang jadi mulus masuk ke Indonesia. Bahkan diprediksi penutupannya bisa mencapai 70 persen hingga akhir tahun 2024.

Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB) Nandi Herdiaman menyoroti berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024. Menurutnya aturan itu malah membuka kembali keran impor pakaian jadi yang dikhawatirkan menggerus pasar industri lokal dalam negeri.

Padahal, dia sudah mulai merasakan angin segar dari berlakunya Permendag 36/2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang membatasi masuknya barang jadi ke Indonesia. Aturan ini semula berlaku efektif pada 10 Maret 2024, yang selanjutnya direvisi kembali oleh pemerintah.

"Nah sekarang terjadi ketika ada Permendag 8/2024 ini langsung nih, anehnya para penjual online itu, reseller itu berhenti kerja sama dengan IKM. Ini gimana nasib kami?," tanya Nandi di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (3/6/2024).

Dia mengatakan, sejak terbitnya aturan baru tersebut, sudah banyak rekan-rekannya pengusaha IKM tidak memproduksi pesanan. Bahkan disebutkan sudah terjadi penurunan produksi sebesar 20 persen.

Dia turut menanggapi isu kalau isi kontainer yang tertahan di pelabuhan berisi barang-barang atau pakaian jadi. Jika demikian, dia khawatir barang-barang itu mengalahkan produk lokal di pasar dalam negeri dan menggerus IKM sektor konveksi ini hingga 70 persen di akhir tahun 2024.

"Mudah-mudahan isu kontener banyak ini jangan sampai isinya jangan sampai pakaian jadi, kalau pakaian jadi yaa mungkin di akhir 2024 aja bisa 70 persen yang tutup IKM," tegasnya.

 


Usulan Pelaku Industri Kecil Menengah

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, Nandi turut mengulas awal mula lahirnya Permendag 36/2023 yang membatasi impor barang jadi. Menurutnya, hal itu tak terlepas dari permintaan para pengusaha kecil.

"Nah tiba-tiba sekarang pak Menteri (menerbitkan) Permendag 8/2024 ini malah dipermudah untuk impor. Saya ada keganjilan, sebetulnya pak menteri ini udh tau bahwa produk dalam negeri ini, IKM ini itu udah banyak penutupan, udah banyak merumahkan karyawan," tuturnya.

"Makanya aneh nih, yang mendorong beliau waktu pembakaran thrifting itu kan dari usulan kami, lalu waktu TikTok (pembatasan TikTok Shop) juga itu dari kami, bahwa memang kami persaingan di online, di TikTok ini sangat luar biasa mau barang bekas atau pun men-direct produk China ke dalam negeri," sambungnya.

 


Semakin Banyak Pengangguran

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dia menilai, jika Permendag 8/2024 tidak diubah lagi, kemungkinan kondisi IKM sektor konveksi ini akan kembali berkurang. Bahkan, diprediksi akan kembali ke kondisi pandemi seperti pada 2019-2022 lalu.

"Ini nasib kami akan terjadi ke 2019 sampai 2022, yang dimana kami itu sangat sulit udah 40 persen penutupan ini akan terjun bebas lagi," katanya.

"Ya kalau memang tidak bisa dirubah ya tunggu pengangguran (semakin banyak), sementara kami ini padat karya, tunggu aja pengangguran di Indonesia. Jadi berharap kepada pak Menteri ini, lindungi kami, dikarenakan kami ini oenampung juga para PHK yanh dari pabrik garmen dan tekstil, membina juga agar bisa padat karya," pungkas Nandi

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya