Liputan6.com, Jakarta - Kiswah Ka'bah adalah kain penutup yang digunakan untuk melapisi Ka'bah, bangunan suci yang terletak di tengah Masjidil Haram di kota Makkah, Arab Saudi. Kiswah Ka'bah ini memiliki makna dan nilai simbolis yang sangat penting bagi umat Islam.
Kain Kiswah Ka'bah biasanya terbuat dari kain sutera yang dihiasi dengan berbagai motif dan kaligrafi yang indah. Proses pembuatannya sangatlah rumit dan membutuhkan waktu yang lama, serta dilakukan oleh para ahli di bidang tekstil.
Tapi taukah Anda, ternyata dalam sejarahnya kain Kiswah ini pernah dipotong-potong dan dibagikan kepada Jemaah yang saat itu digunakan untuk menutupi tubuh lantaran suhu panas yang terjadi di Masjidil Haram kala itu?
Seperti dietahui, setiap tahun, Kiswah Ka'bah diganti dengan yang baru pada hari Arafah, saat pelaksanaan ibadah haji. Proses penggantian ini dilakukan oleh para pejabat dan petugas khusus yang bertanggung jawab atas urusan Ka'bah.
Kiswah Ka'bah memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi bagi umat Islam. Selain berfungsi sebagai penutup bagi bangunan suci Ka'bah, kiswah ini juga merupakan simbol dari kebesaran Allah SWT dan kesucian tempat suci dalam agama Islam.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Ternyata Kain Kiswah Pernah Terbakar dan Dipotong-potong
Mengutip islami.co, Kiswah Ka’bah merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari bangunan berbentuk kubus tersebut. Penutup kain hitam itu memperindah tampilan Ka’bah dengan berbagai jahitan dan bordiran kaligrafi emasnya.
Kain kiswah Ka’bah memiliki kisah yang panjang dalam perjalanan sejarah. Pada masa Sayyidina Umar bin Khattab, potongan kain kiswah diberikan pada para jamaah untuk melindungi mereka dari panasnya suhu di kota Mekkah.
Dahulu pada masa pra-fathu makkah, Rasulullah SAW tidak pernah terlibat dalam pemasangan kiswah. Rasul terlibat pertama kali dalam pemasangan Kiswah pasca-fathu makkah.
Jika sekarang Kiswah Ka’bah diganti setiap tahun, pada masa Rasul, kiswah ini tidak pernah diganti. Kain penutup Ka’bah ini mulai diganti setelah terbakar.
Dikisahkan, pada masa itu ada seorang perempuan yang membakar wewangian dekat Ka’bah. Tanpa sengaja,ia turut membakar kiswah tersebut. Sejak saat itu, Rasulullah pun mengganti kain penutup Ka’bah yang didatangkan langsung dari Yaman. Hal ini segera diikuti oleh para Khulafaur Rasyidin yang turut memberi kain penutup Ka’bah.
Advertisement
Biaya Pembuatan Kain Kiswah
Pada tahun 1931, pemerintah Arab Saudi membuat sebuah pabrik kiswah di kota Mekkah. Lokasi persisnya ada di pinggiran Mekkah dengan luas 10 hektar dan berisi total 240 orang pengrajin.
Di dalam pabrik inilah kain kiswah dibuat secara massal mulai dari tahap perencanaan, pembuatan prototipe gambar kaligrafi, pencucian emas dan perak murni sebanyak berkilo-kilogram hingga pemintalan kaligrafi serta penjahitan.
Supaya proses pengerjaannya makin efisien, penjahitan ayat-ayat suci Al Quran akan dilakukan menggunakan bantuan komputer. Dulunya, semua kaligrafi di permukaan kiswah akan dikerjakan secara manual menggunakan tangan para pengrajin.
Biaya pembuatannya juga tentu tak main-main mengingat banyaknya bahan dasar berupa kain sutera serta benang emas yang digunakan. Konon, satu buah kain kiswah menghabiskan dana pembuatan hingga 17 juta riyal atau kira-kira 43 miliar rupiah.
Sebagai pelindung Ka’bah, tentunya kiswah memiliki nilai tinggi serta tidak dibuat secara asal-asalan. Luasnya sendiri mencapai 658 meter persegi dan dibuat dari total 670 kg kain sutera serta 150 kg benang emas. Proses pembuatannya tidak sekaligus satu bagian melainkan dibagi-bagi ke dalam 47 bagian. Tiap bagiannya masing-masing memiliki panjang 47 meter serta lebar 101 meter.
Tiap tahunnya, kiswah yang lama akan diangkat lalu dipotong-potong ke dalam beberapa bagian kecil untuk kemudian dihadiahkan pada kalangan tertentu. Termasuk di antaranya adalah pejabat Muslim asing yang tengah berkunjung ke Arab Saudi.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul