Liputan6.com, Des Moines - Lebih dari empat juta ekor ayam di Iowa harus dimusnahkan setelah terdeteksi adanya kasus flu burung. Demikian pengumuman yang diberikan negara bagian tersebut pada Selasa, (28/5/2024)
Para petugas sedang dalam proses membunuh 4,2 juta ekor ayam setelah penyakit ini ditemukan di sebuah peternakan yang berlokasi di Sioux County, Iowa.
Advertisement
Virus ini merupakan wabah terbaru dari wabah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun sebelumnya. Dan sekarang, virus ini juga menyerang sapi perah. Seperti dilansir dari NBC News, Rabu (5/6).
Virus ini dikonfirmasi di sebuah peternakan telur ayam di sebelah barat Minneapolis, Minnesota yang menyebabkan pembantaian kepada hampir 1,4 juta ekor ayam.
Secara keseluruhan, 92,34 juta unggas telah terbunuh sejak wabah penyakit ini dimulai pada tahun 2022, menurut Departemen Pertanian AS.
Meskipun wabah flu burung ini telah menjadi penyakit yang umum di antara unggas, penyebarannya ke sapi telah menambah kekhawatiran kita tentang penyakit ini.
Pada Mei 2024, seorang pekerja peternakan sapi perah kedua didiagnosis menderita flu burung, dan virus tersebut terdeteksi pada daging dan susu sapi. Virus ini telah dikonfirmasi pada peternakan sapi perah di sembilan negara bagian.
Penyebarannya ke Manusia Tergolong Rendah
Meskipun wabah ini semakin besar, para pejabat kesehatan dan pertanian menjelaskan bahwa risiko penularannya terhadap masyarakat tetap rendah.
Departemen Pertanian AS mengatakan bahwa daging dari seekor sapi perah yang sakit tidak diizinkan masuk ke dalam pasokan makanan negara, jadi daging sapi tetap aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Para pekerja yang terpapar dengan hewan yang terinfeksi memiliki risiko yang lebih tinggi. Tiga kasus yang dikonfirmasi pada manusia di Amerika Serikat meliputi dua pekerja pabrik susu dan seorang pria yang bekerja sebagai penyembelih unggas yang terinfeksi di peternakan unggas.
Advertisement
Deteksi Kasus Flu Burung, Jepang Bunuh 40.000 Unggas
Selain di Amerika Serikat, Pihak berwenang di barat daya Jepang pada Sabtu 25 November 2023 bergegas membendung wabah flu burung pertama musim ini, dengan mengidentifikasi sekitar 40.000 unggas untuk dimusnahkan dan menerapkan tindakan karantina di peternakan terdekat.
Mengutip Kyodo News, Minggu (26/11/2023), jenis virus yang sangat menular diketahui terdeteksi di sebuah peternakan unggas di Kashima, Prefektur Saga, sehingga mendorong otoritas prefektur dan nasional di sekitarnya untuk membentuk satuan tugas.
NHK menyebut jenis flu burung yang terdeteksi patogen tipe H5.
Pemerintah Prefektur Saga mengatakan pada Sabtu pagi bahwa kasus flu burung dikonfirmasi di sebuah peternakan di Kashima, dan pemusnahan 40.000 unggas diperkirakan selesai pada Minggu pagi waktu setempat.
Adapun pergerakan sekitar 255.000 unggas di 12 peternakan unggas yang terletak dalam radius 10 kilometer dari pusat wabah dan produk terkait seperti telur dibatasi, sementara lokasi desinfeksi kendaraan didirikan di seluruh prefektur.
Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Ichiro Miyashita mengatakan pada pertemuan gugus tugas kementeriannya bahwa tindakan cepat akan diambil untuk memerangi virus ini, termasuk dengan mengirimkan tim survei epidemiologi.
Menurut otoritas prefektur Saga, peningkatan jumlah ayam yang mati dilaporkan pada hari Jumat, dan hasil dari dua tes dasar menunjukkan positif. Tes genetik kemudian mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut.
Flu Burung Terjadi di Kamboja, Balita 2 Tahun Meninggal Dunia
Sementara itu, kasus flu burung (H5N1) kembali terjadi di Kamboja. Tahun ini, ada tiga orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Ini adalah pertama kalinya kasus flu burung terjadi di Kamboja sejak 2014 atau hampir satu dekade lalu.
Dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (10/10/2023), korban meninggal dari Kamboja itu mulai dari anak perempuan berusia dua tahun hingga pria berusia 50 tahun.
Seorang anak perempuan berusia dua tahun adalah orang kedua di Kamboja yang meninggal karena flu burung pada pekan ini,serta orang ketiga pada tahun ini, demikian kabar dari Kementerian Kesehatan negara tersebut
Uji laboratorium mengkonfirmasi bahwa anak yang tinggal di provinsi Prey Veng tersebut, meninggal hari Senin karena flu burung H5N1, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut mengumumkan pada hari Minggu bahwa seorang pria berusia 50 tahun di provinsi tetangga Svay Rieng juga meninggal karena H5N1.
Pada bulan Februari lalu, ada juga kasus seorang anak perempuan berusia 11 tahun menjadi korban meninggal akibat flu burung pertama di negara tersebut sejak tahun 2014. Ayahnya juga ditemukan tertular namun selamat.
Advertisement