Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang menyebutkan operasional transportasi Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) dihentikan akibat pemadaman listrik di Palembang menyusul gangguan transmisi SUTT 275 kV Lubuk Linggau - Lahat.
"Pemadaman listrik tersebut mulai sekitar pukul 11.00 WIB, sehingga membuat semua perjalanan LRT Sumsel terhenti, karena third Rail off/mati dampak dari gangguan tersebut," kata Manajer Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti di Palembang, Selasa.
Advertisement
Ia menjelaskan penumpang yang masih dalam perjalanan LRT tidak dapat melanjutkan perjalanannya dan dievakuasi melalui walkway.
"Namun sebelum dilakukan evakuasi, petugas kami telah memastikan kondisi power sistem di jalur sudah aman dan ada petugas kami yang memandu proses tersebut. Sedangkan bagi penumpang yang telah memiliki tiket di stasiun keberangkatan belum melakukan perjalanan akan mendapat voucher tiket LRT yang dapat dipergunakan sampai 7 hari ke depan," jelasnya.
Sebagai operator LRT Sumsel PT KAI Divre III Palembang menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini karena dampak dari gangguan listrik membuat semua perjalanan LRT Sumsel tidak dapat dilanjutkan.
"Kami berharap gangguan dapat segera berakhir sehingga perjalanan LRT Sumsel dapat kembali normal. Sebagai operator PTKAI akan terus melakukan koordinasi dengan Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) agar operasional LRT Sumsel kembali normal," kata Aida.
Mati Listrik Berjamaah di Palembang, Jambi dan Bengkulu, PLN Beberkan Penyebabnya
PT PLN Persero Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu melaporkan adanya gangguan pada transmisi SUTT 275 kV Linggau - Lahat. Gangguan ini menyebabkan mati listrik di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.
"Pemadaman listrik terjadi akibat gangguan transmisi SUTT 275 kV Linggau - Lahat yang berdampak pada sistem kelistrikan di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu," jelas PLN dalam klarifikasinya dikutip dari Antara, Selasa (4/6/2024).
PLN juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan.
"Saat ini, petugas kami sedang berusaha mengembalikan kondisi listrik ke normal," tambahnya.
Mati Lampu Sejak Jam 11.00 WIB
Sementara itu, warga Palembang melaporkan bahwa listrik padam sejak sekitar pukul 11:00 WIB.
"Sudah sejak pukul 11:00 lampu mati. Untung saya sudah mengecas ponsel sampai penuh. Semoga listrik cepat pulih," kata Intan, seorang warga Palembang.
Indra, warga Sukabangun Palembang, juga berharap agar listrik cepat kembali normal karena pemadaman cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada siang hari.
Advertisement
42 Juta Pelanggan Ditarget Terima Subsidi Listrik di 2025, Siapa Saja?
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR, Senin, 3 Juni 2024 mengajukan subsidi listrik sebesar Rp 88,36 triliun pada RAPBN 2025.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu menjelaskan target pelanggan subsidi listrik pada 2025 sebesar 42,08 juta.
Nantinya, subsidi listrik ini akan disalurkan kepada golongan yang berhak, rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong transisi energi yang lebih efisien dan adil.
Jisman mengungkapkan total anggaran subsidi listrik pada 2025, sekitar 45-46% atau Rp 38,18 triliun hingga Rp 40,16 triliun diperuntukan rumah tangga dengan daya 450 VA. Kemudian sebesar 18% atau Rp 15,75 triliun hingga Rp 16,68 triliun untuk alokasi subsidi listrik rumah tangga 900 VA.
Bisnis Kecil
Adapun subsidi untuk bisnis kecil sebesar Rp 9,39 triliun hingga Rp 10,18 triliun atau setara 11,31% sampai 11,52% dari total subsidi.
“Golongan industri kecil mendapatkan alokasi subsidi listrik sebesar Rp 5,93 triliun hingga Rp 6,51 triliun atau setara 7,15% hingga 7,37%,” jelas Jisman, Senin (3/6/2024).Anggaran Lebih Besar dari 2024Tak hanya itu, pemerintah juga mendapat subsidi listrik sebesar Rp 0,36 triliun hingga Rp 0,39 triliun dan untuk golongan sosial sebesar Rp 11,16 triliun hingga Rp 13,08 triliun.
Jumlah anggaran subsidi listrik dalam RAPBN 2025, lebih besar hingga Rp Rp15,12 triliun dari APBN 2024 yang sebesar Rp 73,24 triliun. Besaran subsidi ini berdasarkan asumsi inflasi sekitar 1,5 hingga 3,5%.
Kemudian nilai kurs sebesar Rp 15.300 hingga 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS), dan harga jual minyak mentah di Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price 75-85 USD/barrel.
Advertisement