Liputan6.com, Balikpapan Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) sekaligus Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi ingin menyatukan semua kelebihan sistem aplikasi yang dimiliki oleh masing-masing kota untuk membangun Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat memimpin Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII APEKSI Tahun 2024 di Balikpapan, Selasa (4/6/2024).
“Sehingga nanti dilihat oleh perwakilan dari wali kota yang ada di Indonesia untuk disempurnakan menjadi satu kekuatan besar. Setelah itu kami berikan, sampaikan, dan mohon arahan serta bimbingan kepada Bapak Presiden dan Menteri, bagaimana aplikasi ini bisa diterapkan di seluruh kota di Indonesia,” ujarnya.
Advertisement
Eri pun berharap, jika seluruh sistem aplikasi dan kelebihan dari masing-masing kota itu disatukan, tidak akan ada lagi kota di Indonesia yang tertinggal. Ia juga ingin kelebihan di setiap kota itu bisa disinergikan dengan kebijakan presiden dan pemerintah pusat untuk kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.
Di sisi lain, Eri mendukung adanya konsep kota ramah, nyaman, dan aman bagi masyarakat. Ia menyebut, sejauh ini sudah ada kota-kota yang telah menjalankan konsep tersebut, di antaranya Kota Surakarta, Kota Surabaya, dan Kota Semarang.
“Ada beberapa kota yang sudah menjadi kota yang ramah anak berulang kali, itu kita jadikan satu bagaimana kiat-kiatnya," ujarnya.
"Sehingga kita membuat sistem satu, kita sesuaikan dengan masing-masing wilayahnya, apakah ini kepulauan atau kota, itu semua kita jadikan satu di dalam APEKSI,” imbuh Eri.
Perencanaan Kota yang Detail
Dalam Rakernas XVII APEKSI, turut hadir Presiden Joko Widodo. Ia pun memaparkan terkait perencanaan kota yang harus dirancang secara detail untuk mengantisipasi lonjakan pertumbuhan penduduk di perkotaan pada tahun 2045.
“Karena 70% penduduk kita ini akan ada di perkotaan, 70%. Kalau dunia, di tahun 2050, 80% penduduk dunia ini akan ada di kota, di perkotaan,” ujar Jokowi.
Ia pun mengatakan, jika hal itu tidak diantisipasi maka beban di sebuah kota akan menjadi semakin berat. Oleh sebab itu, Jokowi ingin, setiap kota di seluruh Indonesia harus memiliki perencanaan secara mendetail.
“Sekarang banyak terjadi di negara Eropa maupun Amerika Serikat, (menjadi) kota-kota yang mencekam, karena pengangguran banyak, homeless-nya banyak, dan kita tidak ingin itu terjadi di negara kita, Indonesia,” kata Jokowi.
Dirinya pun berharap agar semua kota di seluruh Indonesia dapat menjadi kota yang liveable (dapat ditinggali), nyaman dihuni, dan loveable (dicintai masyarakatnya).
“Sehingga ketika orang berkunjung ke sana (sebuah kota) kembali berkunjung dan orang yang tinggal di situ sangat mencintai kotanya, karena kotanya memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakatnya,” ujar Jokowi.
Advertisement
Siapkan Transportasi Massal Sejak Dini
Jokowi juga mengingatkan kepada para wali kota soal kemacetan di perkotaan. Dirinya ingin, setiap kota menyiapkan sarana dan prasarana transportasi massal sejak dini.
"Jika hal itu tidak disiapkan dengan perencanaan yang baik, maka 10 atau 20 tahun ke depan kemacetan akan semakin banyak terjadi di perkotaan," ujarnya.
Jokowi juga berpesan kepada seluruh wali kota yang hadir untuk merencanakan sebuah kota yang ramah, aman, dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat, baik itu untuk pejalan kaki, penyandang disabilitas, pesepeda, anak dan perempuan, serta lingkungan.
“Artinya apa? Kota ini harus green, harus smart, dan harus friendly. Jangan sampai membangun kota semakin banyak beton yang didirikan, ada trotoar (pakai) paving block semuanya, mestinya sekarang ini menggunakan paving grass akan lebih baik, akan lebih hijau,” ucapnya.
(*)