Liputan6.com, Jakarta Setelah demam Kita Bikin Romantis mewabah di media sosial beberapa waktu terakhir, Maliq & D’Essentials kini kembali dengan gebrakan baru untuk para penggemarnya. Yakni sebuah album baru dengan tajuk menggelitik: Can Machines Fall In Love?.
Dalam siaran pers yang diterima Showbiz Liputan6.com baru-baru ini, rupanya ada makna tersendiri di balik judul album ini.
Advertisement
Yakni pandangan pribadi para personel Maliq selama mengerjakan album di tengah kecanggihan teknologi. Salah satunya, adalah pengaruh AI alias kecerdasan buatan yang mempengaruhi kreativitas, cara bekerja, dan cara berproduksi.
“Kami tidak membenci teknologi, namun menganggap perasaan masih suatu hal yang terkuat untuk sampai ke pendengar dan kami belum merasakan teknologi bisa menggantikannya,” kata Widi Puradiredja.
Album Can Machines Fall In Love? sendiri memakan waktu selama hampir satu tahun untuk proses produksinya.
“Ini merupakan satu album penuh ‘rasa,’ yang ditulis dengan segenap jiwa, raga, hati, dan emosi kami saat ini,” kata Angga Puradiredja, Widi Puradiredja, Indah Wisnuwardhana, Jawa, Lale, dan Ilman Ibrahim yang merupakan personel grup ini.
Album Kesembilan
Can Machines Fall In Love? merupakan album kesembilan setelah terakhir meluncurkan mini album Raya pada tahun 2021.
Terdapat total tujuh nomor di dalamnya, termasuk dua single yang sudah rilis. Track dalam album ini adalah “Intro,” “Dadidu di Dada,” Aduh,” “Terus Terang,” “Kita Bikin Romantis,“ “Begini Begitu,”, dan “Hari Terakhir.”
Advertisement
Lirik yang Dibiarkan Mengalir
Dalam acara Hearing Session Experience di FLIX Cinema awal Mei lalu, Maliq @ D’Essentials sempat membocorkan perbedaan utama dalam pembuatan album ini. Yakni penulisan lirik lagu-lagu dan pilihan aransemen musik yang mengalir apa adanya.
“Kami enggak terlalu mikir sebenarnya dari sisi lirik album ini akan jatuh cinta, apakah akan sedih-sedihan. Kami on the spot aja semuanya, apa yang relevan di anak-anak. Hampir semua lirik itu enggak ada yang datang mentahan. Pasti semua anak-anak relate sama penulisannya,” kata Widi.
Album yang Terasa Seperti Sebuah Anugerah
Sementara untuk jenis musik dalam Can Machines Fall In Love?, mengacu pada album 1-4 grup ini. "Kira-kira begini jenis musik Maliq,” Widi meneruskan.
“Setelah bersama lebih dari 20 tahun dengan membawa suasana pop penuh harmoni dan cerita-cerita full of love, hope, and joy. And keepin’ us in the groovy emotion is blessing. This is what we feel about this album,” tutur Indah.
Advertisement