Liputan6.com, Jakarta Para Pimpinan MPR RI menyambangi NasDem Tower di Menteng, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan dalam rangka merangkum pandangan tokoh nasional atas kinerja mereka selama menjabat.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyampaikan, kunjungan jajarannya kepada sejumlah Ketua Umum Partai Politik merupakan silaturahmi kebangsaan yang telah terjadwal di penghujung kepungurusan mereka di MPR RI.
Advertisement
“Sebelum kita menutup kepengurusan kepemimpinan kami, kami ingin meninggalkan semacam catatan atau dokumen kearifan sebagai legacy dari kami, terutama kita akan merangkum beberapa pandangan tokoh nasional untuk kepimpinan MPR yang akan datang, maupun kepada pemerintahan baru yang akan datang,” tutur Bamsoet di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2024).
Dalam kunjungan itu, dia ditemani Wakil Ketua MPR RI yakni Fadel Muhammad, Amir Uskara, Ahmad Basarah, dan Hidayat Nur Wahid. Untuk kesempatan selanjutnya, mereka pun akan menemui beberapa tokoh, termasuk Megawati Soekarnoputri.
“Kita sudah bertemu dengan Pak SBY, kita juga sudah bertemu dengan Pak Try Sutrisno, JK, kemudian Pak Budiono. Kita juga sudah bertemu Pak Soedarto ketua MPR periode lalu. Besok kami bertemu dengan Pak Amin Rais, dan lusa kita akan Bertemu dengan Cak Imin dan seterusnya,” jelas dia.
“Kita akan meminta waktu kepada Ibu Megawati, Pak Jokowi, kemudian para ketua parpol lain termasuk Ketum Pak Airlangga dan seterusnya. Sehingga nanti terakhirnya kami akan bertemu dengan Pak Prabowo menyampaikan beberapa catatan dokumen masukan dari para tokoh,” sambungnya.
Bahas Demokrasi dengan Surya Paloh
Bamsoet mengulas pertemuannya dengan Ketum Nasdem Surya Paloh, bahwa demokrasi hari ini masih jauh dari harapan para pendiri bangsa, sebagaimana harapan masa depan demokrasi sesuai Pancasila sila ke-4.
“Hal yang sama juga terkait pertemuan dengan Pak SBY, betapa kita semua mengkhawatirkan masa depan demokrasi yang terjebak dengan demokrasi angka-angka, demokrasi yang lari dari demokrasi substansial, hanya sekedar demokrasi prosedural yang hanya mengejar angka, sehingga kita terjebak pada demokrasi transaksional yang begitu mahal dan ini mengancam masa depan bangsa kita, baik idelogi bangsa kita maupun persatuan atau kesatuan bangsa kita,” ungkap Bamsoet.
Advertisement
Melakukan Evaluasi
Dia pun mengajak semua pihak untuk terus melakukan evaluasi demi perbaikan demokrasi negeri ini.
Termasuk perlunya mengkaji lebih dalam Undang-Undang Dasar (UUD) secara menyeluruh, yakni apakah UUD yang telah berubah empat kali dengan amendemen ini telah sesuai dengan impian para pendiri bangsa.
“Apakah sistem demokrasi kita, pilihan kita hari ini lebih banyak manfaatnya atau justru lebih banyak mudharatnya bagi masa depan bangsa kita. Itu yang jadi tema sentral pembicaraan kita dengan Pak Surya. Maka kami bertekad untuk memberikan rekomendasi kepada MPR yang akan datang dan meyakinkan ketum parpol pentingnya kita melakukan kajian menyeluruh terhadap UUD kita,” Bamsoet menandaskan.