Liputan6.com, Jakarta - Çelebi Aviation mengakuisisi PT Prathita Titiannusantara (PTN) yang fokus di layanan ground handling, kargo, dan gudang. Perusahaan asal Turki itu pada tahap awal berinvestasi senilai 7,6 juta euro, sekitar Rp134 miliar, untuk mengakuisisi PTN yang mengelola layanan ground handling di 26 bandara di seluruh Indonesia.
Ketua Dewan Direksi Çelebi Aviation Holding, Canan Çelebioğlu menyatakan bahwa pengumuman itu dilakukan bersamaan dengan ulang tahun ke-66 perusahaan. Indonesia menjadi negara keenam tempat Celebi beroperasi setelah Turki, Jerman, Hungaria, India, dan Tanzania dengan jumlah karyawan hampir 20 ribu di seluruh dunia.
Advertisement
"Indonesia memiliki potensi menjanjikan untuk terus tumbuh dengan keanekaragaman budaya yang sangat kaya. Bantu lansekap aviasi dan membuat jadi mitra perjalanan andal saat ini," katanya dalam sambutan di Jakarta, Kamis, 30 Mei 2024.
Dave Dorner, Group CEO Çelebi Aviation menyatakan dengan mengakuisisi PTN, pihaknya tak perlu waktu lama untuk bisa memulai operasi di Indonesia. Pada tahap awal, pihaknya fokus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan ground handling, kargo, hingga gudang di 26 bandara di Indonesia yang dioperasikan PTN sebelumnya.
"PTN memiliki riwayat panjang melayani ground handling. Tapi, kami tidak menutup kemungkinan berekspansi melayani baik lounge, kargo penumpang, dan layanan lainnya ketika kesempatan sudah datang dan berkontribusi dengan ekosistem ini," ucap Dave.
Pihaknya akan mempercepat digitalisasi layanan dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki. "Bisnis kami adalah pusat simpul dari berbagai aktor, seperti maskapai, bea cukai, penumpang. Dengan teknologi saat ini terkait digitalisasi, dari sekian operasi tadi dibuat satu layanan penuh, mulus tanpa sekat," sambung dia.
Peningkatan Kapasitas SDM di Indonesia
Dave menyebut dengan terdigitalisasi, layanan di bandara bisa semakin ramah lingkungan karena emisi karbon bisa ditekan. Terlebih, tren layanan di bandara saat ini semakin membutuhkan teknologi informatika yang sangat kuat. Pekerjaan yang semula dilakukan manual beralih ke sistem yang terintegrasi karena output-nya menargetkan customer akhir.
"Paling cepat 1,5 tahun ke depan akan di-deploy dan diterapkan (ke 26 bandara)," kata dia.
Untuk itu, pihaknya di tahap awal menginvestasikan waktu, biaya, dan tenaga pada pelatihan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Lewat Celebi Academy, mereka akan melatih pekerja di Indonesia dalam penggunaan berbagai teknologi, seperti AI dan VR, secara online. Modul pelatihan yang dimiliki kini dilengkapi dalam bahasa Indonesia agar mudah dipahami.
"Indonesia memiliki mitra ground handling kredibel selama beberapa periode tertentu. Kami bisa identifikasi kesenjangan yang ada dan menjembatani dalam hal transformasi ekosistem ini," ucap Dave.
"Dari perspektif ini, bukan berarti kami sudah tahu semua dan akan mengubah semuanya, karena sudah ada groundhandler yang bagus, pasti ada cara sangat baik, reputasi, kualitas karyawan, orang-orang dan perlengkapan yang baik. Tapi, kami ingin hadirkan ke ekosistem di Indonesia, teknologi dengan cara yang belum ada di sini," imbuh dia.
Advertisement
Tepis Kemungkinan Pengurangan Tenaga Kerja
Murali Ramachandran, Presiden India dan Asia Tenggara untuk Çelebi Aviation, menambahkan bahwa digitalisasi layanan ground handling di bandara adalah dengan memanfaatkan geotagging dan geomapping. Penggunaan kedua teknologi tersebut yang didukung kecerdasan buatan (AI) disebutkan Dave belum akan menggantikan peran manusia sepenuhnya.
"Tapi, tingkatkan kualitas pekerja menjadi bermutu tinggi dan mengefektifkan interaksi yang kompleks dari berbagai pihak, seperti maskapai, bandara, dan pihak berwenang. Ketika tidak transparan, sangat sulit melihat kesalahan dan bagaimana memperbaikinya," ucap Dave.
Murali juga menyebut penggunaan teknologi, termasuk AI dan VR, di sektor aviasi tidak akan mengubah sektor yang padat karya itu. Pihaknya meyakinkan bahwa mereka tetap membutuhkan karyawan untuk menghasilkan output yang maksimal.
"Kita sudah terpapar dengan teknologi, seperti check-in wajah, tapi tidak akan sangat mengubah industri... Kita tidak bicara intervensi seperti itu, tapi hasilkan output yang membuat kehidupan lebih mudah dan pelanggan dapat informasi dengan mudah dan dipahami," ucapnya.
Ia mencontohkan kasus di India. Menurut dia, saat Celebi masuk ke negara itu, pihaknya hanya mempekerjakan 700 orang, tetapi kini jumlah karyawan mencapai 9.000 orang untuk mengelola sembilan bandara di India. "Jadi, tidak ada pengurangan karyawan, malah bertambah," ucapnya.
Daftar Bandara yang Akan Dikelola Celebi Aviation
Daftar 26 bandara yang akan dikelola Celebi Aviation:1. Ambon
2. Banjarmasin
3. Bandung
4. Balikpapan
5. Batam
6. Cengkareng
7. Jambi
8. Jayapura
9. Halim
10. Jogja
11. Kertajati
12. Kualanamu
13. Kupang
14. Lombok
15. Manado
16. Padang
17. Pangkal Pinang
18. Pekanbaru
19. Palembang
20. Palu
21. Pontianak
22. Sorong
23. Semarang
24. Surabaya
25. Tanjung Karang
26. Ujung Pandang
Dari Jepang, Bandara Internasional Kansai merayakan tonggak sejarah besar: tidak pernah ada bagasi yang hilang dalam 30 tahun. Bandara itu pun memenangkan penghargaan Skytrax sebagai World’s Best Airport for Baggage Delivery 2024 (Bandara Terbaik Dunia untuk Pengiriman Bagasi 2024).
"Kami percaya bahwa rekor tidak adanya bagasi yang hilang sejak pembukaan bandara adalah hasil dari upaya sehari-hari dan kerja hati-hati dari semua orang yang terlibat, termasuk maskapai penerbangan dan perusahaan penanganan," kata pihak bandara dalam siaran persnya, mengutip dari nypost.com, Senin, 27 Mei 2024.
Bandara Kansai berada di Osaka dan pertama kali dibuka pada 1994, melayani sekitar 20 juta hingga 30 juta penumpang setiap tahunnya. Penghargaan yang telah diterima bandara sebanyak delapan kali ini didasarkan pada evaluasi waktu tunggu sebelum pengambilan bagasi, efisiensi pengiriman bagasi, dan respons terhadap bagasi yang hilang.
Bandara Kansai ini menangani sekitar 10 juta barang bagasi pada tahun fiskal 2023. 'Pekerjaan pengecekan berlapis-lapis' yang membuat rekam jejak Bandara Kansai begitu sukses, berkat dua atau tiga staf yang menilai jenis dan jumlah tas untuk setiap pesawat, serta informasi transit penumpangnya.
Advertisement