Liputan6.com, Jakarta - Meskipun masyarakat di Amerika Serikat terbuka untuk membeli kendaraan listrik, dan banyak produsen dengan antusias mendorong kendaraan roda empat ramah lingkungan masuk ke pasar, namun jalan untuk mencapai penggunaan elektrifikasi massal masih butuh waktu di Negeri Paman Sam.
Disitat dari Motor1, beberapa penelitian telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir, dan menunjukan pembeli mobil di Amerika lebih memilih mesin konvensional atau hibrida dibanding listrik murni atau BEV.
Advertisement
Bahkan, sebuah survei terbaru tampaknya telah mengkonfirmasi hal tersebut, dan memang kondisi tersebut tidak banyak berubah.
KPMG mempublikasikan hasil Survei Perspektif Amerika yang pertama kalinya, yang mengumpulkan jawaban dari 1.100 orang dewasa di seluruh negeri dan 400 orang lainnya dari Atlanta, Boston, Chicago, New York, dan San Francisco.
Di antara banyak wawasan yang diberikannya adalah melihat keinginan orang Amerika untuk membeli mobil listrik untuk membantu transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Namun, pembeli mobil masih lebih suka mengisi bahan bakar, dibanding harus mengecas listrik.
Tidak banyak pembeli mobil di AS yang mempertimbangkan kendaraan listrik, jumlahnya masih sekitar satu dari lima. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit daripada di China dengan spektrum EV yang jauh lebih luas.
Preferensi Mobil Listrik
Hanya 20 persen atau satu dari lima koresponden, yang mengatakan bahwa lebih memilih mobil listrik dibanding mobil konvensional atau hibrida.
Proporsi terbesar responden (38 persen) mengatakan, mereka masih akan membeli mobil pembakaran murni, sementara 34 persen mengatakan masih akan memilih hibrida.
Kecenderungan untuk membeli mobil hibrida sedikit lebih tinggi di Pantai Barat, di mana 43 persen pembeli mengatakan lebih memilih untuk membeli mobil hibrida.
Menurut survei tersebut, salah satu alasan utama orang tidak mau membeli mobil listrik saat ini adalah karena tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menunggu pengisian daya.
Advertisement