Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat masih investigasi penyebab utama padamnya listrik secara total atau blackout yang terjadi pada Selasa, 4 Juni 2024. Adapun padamnya listrik itu menimpa sekitar 600 ribu pelanggan di wilayah itu.
Demikian disampaikan General Manager PLN UID Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho di Padang, Sumatera Barat, Rabu (5/6/2024), seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
"Kejadiannya masih dalam investigasi. Padamnya listrik ini dimulai Selasa, 4 Juni 2024 pukul 1057 WIB di jalur transmisi Lahat-Lubuk Linggau dan ini sedang dilakukan inspeksi,” kata Eric.
Eric menuturkan, terdapat sekitar 90 kilometer jalur yang disusuri secara detail atau terdiri dari 300 tower yang sedang dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui secara pasti penyebab padamnya aliran listrik. Hingga Selasa malam, 4 Juni 2024, PLN sudah memeriksa 270 tower, tetapi belum berhasil menemukan penyebab utama.
Dari pemeriksaan yang dilakukan petugas di lapangan, PLN baru menemukan penyebab minor seperti tower yang berdekatan dengan pohon, jamperan yang terputus dan lainnya. Namun, hal itu belum bisa dipastikan sebagai penyebab utama.
"Tadi malam itu tidak bisa kita tuntaskan seluruhnya karena terhalang visibilitas akibat kondisi yang gelap," ujar dia.
PLN menargetkan pemulihan jaringan listrik sudah bisa dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB. Eric mengatakan, untuk memulai aliran listrik membutuhkan waktu yang cukup lama yakni antara 8 hingga 10 jam sejak kondisi padam. Eric menuturkan, PLN UID Sumbar mempunyai dua jalur transmisi masing-masing 150 kV dan 275 kV.
Seharusnya, dengan ketersediaan tersebut mampu mencukupi kebutuhan pelanggan. Namun, karena adanya gangguan menyebabkan ratusan ribu masyarakat terdampak pemadaman listrik. Sementara itu, salah seorang warga Tabing, Kota Padang, Sumbar, Andri Mardiansyah mengatakan listrik mulai padam pada Selasa, 4 Juni 2024 sekitar pukul 22.00 WIB hingga Rabu pagi.
"Sebagai pelanggan setia PLN, kami sangat berharap aliran listrik kembali pulih karena ini berdampak ke berbagai aktivitas," kata dia.
PLN: Normalisasi Kelistrikan di Palembang, Jambi, dan Bengkulu Dilakukan Bertahap
Sebelumnya, PT PLN memastikan upaya normalisasi listrik di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang terganggu imbas gangguan transmisi SUTT 275 Kv Linggau-Lahat dilakukan bertahap.
Manajer Komunikasi & TJSL PT PLN UID Sumsel, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) Iwan Arissetyadhi menuturkan, gangguan transmisi terjadi pada sistem transmisi SUTT 275 kv Linggau-Lahat.
Sistem transmisi tersebut adalah jaringan inter koneksi yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatera. Demikian seperti dikutip dari Antara, Selasa (4/6/2024).
Iwan mengatakan, transmisi SUTT 275 kv Linggau-Lahat adalah jaringan bleed system yang saling terhubung dan mencakup beberapa wilayah di Sumatera. Dengan demikian, saat sistem transmisi terjadi gangguan, dampaknya ke banyak daerah di Sumatera.
Dampak gangguan listrik terjadi Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jambi dan Bengkulu. Sedangkan wilayah provinsi lain di Sumatera yakni Sumatera Barat dan Riau, pihaknya mengaku belum mendapatkan informasi terganggu.
"Maka, apabila sistem ini terganggu yang lain akan kena imbasnya. Akan tetapi, imbas itu tidak bersifat permanen. Ketika sistemnya bisa distabilkan, bertahap yang lain bisa dinormalkan.Jadi, daerah yang tidak terimbas langsung diutamakan untuk dinormalkan,” kata dia.
Iwan menuturkan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan penormalan di gardu induk setiap wilayah. Sebagian daerah sudah kembali normal dan diharapkan dalam waktu dekat seluruhnya listrik sudah bisa menyala.
"Sebagian sudah menyala, kita mengupayakan penormalan sesegera mungkin karena personel di unit gardu induk sudah diturunkan. Insya Allah dalam waktu dekat semua bisa normal," ujar Iwan.
Advertisement
Mati Listrik Berjamaah di Palembang, Jambi dan Bengkulu, PLN Beberkan Penyebabnya
Sebelumnya, PT PLN Persero Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu melaporkan adanya gangguan pada transmisi SUTT 275 kV Linggau - Lahat. Gangguan ini menyebabkan mati listrik di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.
"Pemadaman listrik terjadi akibat gangguan transmisi SUTT 275 kV Linggau - Lahat yang berdampak pada sistem kelistrikan di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu," jelas PLN dalam klarifikasinya dikutip dari Antara, Selasa (4/6/2024).
PLN juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan.
"Saat ini, petugas kami sedang berusaha mengembalikan kondisi listrik ke normal," tambahnya.
Mati Lampu Sejak Jam 11.00 WIB
Sementara itu, warga Palembang melaporkan bahwa listrik padam sejak sekitar pukul 11:00 WIB.
"Sudah sejak pukul 11:00 lampu mati. Untung saya sudah mengecas ponsel sampai penuh. Semoga listrik cepat pulih," kata Intan, seorang warga Palembang.
Indra, warga Sukabangun Palembang, juga berharap agar listrik cepat kembali normal karena pemadaman cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada siang hari.
42 Juta Pelanggan Ditarget Terima Subsidi Listrik di 2025, Siapa Saja?
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR, Senin, 3 Juni 2024 mengajukan subsidi listrik sebesar Rp 88,36 triliun pada RAPBN 2025.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu menjelaskan target pelanggan subsidi listrik pada 2025 sebesar 42,08 juta.
Nantinya, subsidi listrik ini akan disalurkan kepada golongan yang berhak, rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong transisi energi yang lebih efisien dan adil.
Jisman mengungkapkan total anggaran subsidi listrik pada 2025, sekitar 45-46% atau Rp 38,18 triliun hingga Rp 40,16 triliun diperuntukan rumah tangga dengan daya 450 VA. Kemudian sebesar 18% atau Rp 15,75 triliun hingga Rp 16,68 triliun untuk alokasi subsidi listrik rumah tangga 900 VA.
Adapun subsidi untuk bisnis kecil sebesar Rp 9,39 triliun hingga Rp 10,18 triliun atau setara 11,31% sampai 11,52% dari total subsidi.
Anggaran Subsidi Listrik
"Golongan industri kecil mendapatkan alokasi subsidi listrik sebesar Rp 5,93 triliun hingga Rp 6,51 triliun atau setara 7,15% hingga 7,37%,” jelas Jisman, Senin (3/6/2024).
Anggaran Lebih Besar dari 2024
Tak hanya itu, pemerintah juga mendapat subsidi listrik sebesar Rp 0,36 triliun hingga Rp 0,39 triliun dan untuk golongan sosial sebesar Rp 11,16 triliun hingga Rp 13,08 triliun.
Jumlah anggaran subsidi listrik dalam RAPBN 2025, lebih besar hingga Rp Rp15,12 triliun dari APBN 2024 yang sebesar Rp 73,24 triliun. Besaran subsidi ini berdasarkan asumsi inflasi sekitar 1,5 hingga 3,5%.
Kemudian nilai kurs sebesar Rp 15.300 hingga 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS), dan harga jual minyak mentah di Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price 75-85 USD/barrel.
Advertisement