Apa yang Terjadi Akibat Batu Ginjal? Kenali Ciri-ciri Gejalanya

Prof Nur Mengatakan Gejala Batu Ginjal Sering Tidak Dirasakan. Gejala Muncul Jika Batu Berpindah atau Menyumbat Ureter, Menyebabkan Nyeri Parah

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 07 Jun 2024, 19:27 WIB
Tahukah Kamu Apa yang Terjadi Akibat Batu Ginjal? Batu Ginjal Bisa Menyebabkan Nyeri Parah. Oleh Karena Itu, Kenali Ciri-ciri Gejalanya. (Foto: http://www.doctortipster.com/)

Liputan6.com, Jakarta - Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI, Prof Dr dr Nur Rasyid SpU-K menyatakan bahwa gejala yang terjadi akibat batu ginjal sering kali tidak dirasakan adanya keluhan.

Hal ini disampaikannya dalam acara temu media 'Mengatasi Kasus Batu Ginjal yang Sulit dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)' di Jakarta, pada Rabu, 5 juni 2024.

"Batu ginjal biasanya tidak akan menimbulkan gejala sampai batu tersebut berpindah ke dalam ginjal atau masuk dan menyumbat ke salah satu ureter," ujar Nur.

Jika batu ginjal tersangkut di ureter, hal ini dapat menghambat aliran urine dan menyebabkan ginjal membengkak dan ureter menjadi kejang, yang bisa sangat menyakitkan. Beberapa gejala yang sering dirasakan:

  • Nyeri yang parah dan tajam di bagian samping dan punggung, di bawah tulang rusuk.
  • Nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan.
  • Nyeri yang datang secara bergelombang dan intensitasnya berfluktuasi.
  • Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil.

Tanda dan gejala lain yang mungkin dirasakan:

  • Urine berwarna merah muda, merah atau coklat.
  • Urine keruh atau berbau busuk.
  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya, atau buang air kecil dalam jumlah sedikit.
  • Mual dan muntah.
  • Demam dan menggigil jika ada infeksi.

Prevalensi penderita batu ginjal diperkirakan sebanyak 6 per 1.000 penduduk atau 1.499.400 penduduk di Indonesia.

Sebagian besar kasus batu ginjal dialami oleh orang berumur 30 s.d 60 tahun, 15 persen pada pria dan 10 persen pada wanita.

 


Apa Penyebab dari Penyakit Batu Ginjal?

Penyebab batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari mineral dan garam di dalam ginjal. Menurut Nur, batu ginjal dapat terjadi karena kepekatan urine di dalam ginjal.

Kepekatan ini memungkinkan mineral untuk mengkristal dan saling menempel, yang akhirnya membentuk batu ginjal.

Nur juga menambahkan bahwa seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal jika salah satu anggota keluarga pernah menderita batu ginjal.

"Selain itu, faktor risiko lainnya, yaitu dehidrasi atau tubuh kurang cairan, apalagi bagi orang yang tinggal di iklim hangat dan kering, sehingga mereka cenderung berkeringat dan malah banyak mengeluarkan cairan," katanya.


Makanan Apa Pemicu Batu Ginjal?

Mengonsumsi makanan dengan tingkat protein, natrium (garam) dan gula berlebihan dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal.

Namun, Nur menjelaskan bahwa menentukan makanan yang menjadi pemicu batu ginjal tidak mudah ditentukan karena metabolisme setiap orang berbeda.

"Kalau makanan, itu memang susah (ditentukan penyebabnya) karena metabolisme orang berbeda-beda," kata Nur.

Jika seseorang dengan metabolisme yang tidak beres, akan ada tingkat penyerapan di usus yang terlalu besar, sehingga ususnya menyerap zat pembentuk batu lebih tinggi.


Apakah Orang yang Terkena Batu Ginjal Bisa Sembuh?

Jawabannya, bisa! Pengobatan untuk menyembuhkan batu ginjal bisa dilakukan, salah satunya dengan menggunakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS).

Metode ini sangat berguna untuk menangani kasus batu ginjal yang sulit, seperti batu ginjal berukuran besar, batu yang sangat keras, atau batu yang sulit dijangkau tanpa operasi.

RIRS adalah prosedur minimal invasif yang efisien dalam mengatasi masalah batu ginjal. Prosedur ini menggunakan ureteroskop fleksibel yang dimasukkan melalui saluran kemih untuk mendeteksi lokasi batu.

Setelah lokasi batu terdeteksi, batu tersebut dipecahkan menggunakan laser. Pecahan batu kemudian dikeluarkan melalui saluran kemih bersama urin atau menggunakan basket/keranjang kecil.

Kemajuan teknologi dalam prosedur RIRS telah meningkat pesat, menjadikan metode ini sebagai pilihan aman dan efektif untuk mengatasi batu ginjal dan masalah saluran kemih lainnya.

Selain itu, RIRS memungkinkan pengambilan contoh batu untuk analisa lebih lanjut, agar dapat mengetahui jenis batu dan menentukan pengobatan untuk pencegahan kekambuhan batu saluran kemih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya