Kimia Farma Rugi Triliunan, Ternyata Ini Penyebabnya

Kementerian BUMN mengungkaokan bahwa ada temuan dugaan rekayasa keuangan berdasarkan hasil audit internal PT Kimia Farma.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jun 2024, 08:30 WIB
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, Kementerian BUMN tengah menelisik penyebab rugi Kimia Farma. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mendapat sorotan. Kali ini adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Dugaan sementara kerugian yang besar di Kimia Farma terjadi karena adanya rekayasa keuangan.   

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, Kementerian BUMN tengah menyelidiki penyebab Kimia Farma rugi hingga triliunan. Dugaan sementara kerugian tersebut karena adanya rekayasa keuangan dari anak usaha.

“Kimia Farma juga demikian. Ada inilah, rekayasa keuangan,” kata Arya dikutip dari Antara, Kamis (6/6/2024).

Kementerian BUMN sudah menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan pada anak Kimia Farma. Namun, dia tidak menyebut secara rinci anak perusahaan tersebut. “Temuannya udah ada, tinggal diproses aja,” ucap Arya.

Arya menjelaskan, rekayasa keuangan yang diduga dilakukan anak usaha Kimia Farma itu berbeda dengan yang terjadi pada dugaan kasus fraud pada PT Indofarma.

“Itu beda, dia (anak usaha Kimia Farma), rekayasa keuangan. Beda sama kalau Indo (Indofarma) itu kan uangnya hilang, diambil, kalau ini kan dia rekayasa, menggelembungkan,” jelas Arya.

Rekayasa Hasil Penjualan

Lebih lanjut, Arya menjelaskan, bentuk rekayasa keuangan yang diduga dilakukan oleh anak usaha Kimia Farma yaitu seakan-akan hasil penjualan atau distribusi berjalan baik. Tetapi pada kenyataannya hasil penjualan tidak berjalan baik.

“Misalnya di distribusi distribusi dan sebagainya, seakan-akan penjualan semua bagus padahal enggak. Anaknya si KF (Kimia Farma),” tutur Arya.

Arya mengungkapkan bahwa temuan dugaan rekayasa keuangan tersebut berdasarkan hasil audit internal PT Kimia Farma.

 

“Itu hasilnya kalau nggak ada audit dari internalnya KF (Kimia Farma) mana dapat itu, karena yang audit internal makanya didapat itu,” ungkap Arya.

 

Lebih lanjut area menambahkan bahwa permasalahan lain yang terjadi di kimia Farma yaitu banyaknya pabrik yang dibangun tetapi dinilai tidak efisien.

“Dan di samping itu juga KF (Kimia Farma) ada juga problem di pabriknya. Yaitu kebanyakan pabrik, enggak efisien. Makanya dari 10 pabrik bakal tinggal lima pabrik yang dikelola. Iya, jadi enggak efisien lah pokoknya, dulu itu terlalu banyak bangun pabrik. Padahal enggak butuh,” demikian Arya menjelaskan.


Kimia Farma Gelar Investigasi Usai Ada Dugaaan Pelanggaran Laporan Keuangan Anak Usaha

(foto: Liputan6.com)

Sebelumnya, Manajemen PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menemukan dugaan pelanggaran penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha yakni PT Kimia Farma Apotek pada 2021-2022. Hal ini membuat perseroan mencetak rugi mencapai Rp1,82 triliun dalam laporan keuangan 2023.

Direktur Utama Kimia Farma David Utama menyebutkan, kerugian disebabkan oleh dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha yaitu, PT Kimia Farma Apotek (KFA)  pada 2021-2022.

 "Manajemen KAEF menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha yaitu KFA pada periode tahun 2021-2022," ujar David dalam keterangan resmi dikutip Rabu (5/6/2024).

Kondisi ini diperparah dengan kenaikan beban usaha Rp4,66 triliun pada 2023. Beban usaha ini naik hingga 35,53 persen secara year on year (YoY)  dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp3,44 triliun. 

Kenaikan beban usaha terjadi secara dominan pada anak usaha yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA). David menuturkan, kondisi ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Saat ini, manajemen Kimia Farma tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen. Hal ini sejalan dengan program bersih-bersih yang digaungkan Kementerian BUMN.

Kimia Farma Group juga berkomitmen melakukan pembenahan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir melaksanakan reorientasi bisnis pada seluruh anak usahanya. Reorientasi bisnis yang dijalankan meliputi penataan fasilitas produksi, penataan portofolio produk (segmen etikal, OGB & OTC), optimalisasi channel penjualan, cost leadership (strategi kepemimpinan biaya), dan transformasi Sumber Daya Manusia (SDM). 


Pembenahan Internal

Apotek Kimia Farma Sunter (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Pembenahan juga dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja PT Kimia Farma Apotek (KFA). Ke depan akan dilakukan langkah-langkah perbaikan kualitas persediaan dan cashflow management di KFA.

David optimistis upaya pembenahan internal ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja dan fundamental bisnis Perseroan pada tahun yang akan datang. Pihaknya menyadari tantangan yang dihadapi perusahaan akan lebih menantang ke depan.

"Kami melihat pembenahan yang dijalankan merupakan upaya untuk melakukan perbaikan dan pertumbuhan. Kami optimistis melalui bersih-bersih di tahun 2023 akan memberikan fundamental yang baik untuk kinerja Kimia Farma ke depan," ujar dia.

INFOGRAFIS CEK FAKTA_Waspada Penipuan Undian Berhadiah Catut Bank BUMN, Kenali Cara Mencegahnya (liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya