Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor, BKKBN: Untuk Siapkan Generasi Berkualitas

Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor atau PSA adalah program yang diinisiasi BKKBN jelang peringatan Hari Keluarga Nasional.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Jun 2024, 20:00 WIB
Sambut Hari Keluarga Nasional, BKKBN Gencarkan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor Guna Siapkan Generasi Berkualitas. Foto: BKKBN.

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap 29 Juni, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor (PSA).

Peluncuran program ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara dan diikuti secara daring dan luring di seluruh Indonesia.

Menurut Kepala BKKBN dokter Hasto Wardoyo, PSA adalah langkah BKKBN untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dengan mengatur jarak kelahiran.

“Karena cerdas atau tidaknya sangat dipengaruhi oleh stunting, maka stunting itu menjadi penting. Karena stunting itu dipengaruhi oleh jarak anak, maka jarak anak itu menjadi penting,” ujar dokter Hasto saat kunjungan di Bali, Selasa, 4 Juni 2024 mengutip keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com.

Dokter Hasto menambahkan, kini kualitas SDM diukur dari human capital index yang indikator di dalamnya adalah kecerdasan anak.

Selain itu, ia juga memaparkan bahwa penopang aging population bergantung pada kualitas generasi selanjutnya dan pemberdayaan perempuan.

"Generasi yang bertanggung jawab terhadap orang-orang tua karena aging population tadi namanya 'sandwich generation' yang harus menanggung ortu tadi. Sandwich generation ini harus kita ajak supaya memproduksi anak dan keturunannya harus sehat. Jaraknya diatur sebaik-baiknya. Supaya nanti bisa menopang aging population dengan baik," tuturnya.


Pengelolaan Bonus Demografi

Sambut Hari Keluarga Nasional, BKKBN Gencarkan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor Guna Siapkan Generasi Berkualitas. Foto: BKKBN.

Dalam keterangan yang sama, Hasto menyebut bahwa bonus demografi dapat menaikkan pendapatan per kapita jika dikelola dengan baik.

"Bonus demografi di Indonesia yang akan menutup pada tahun 2035-2040 bila dikelola dengan baik bisa menaikkan pendapatan per kapita kita," kata Hasto.

“Barang siapa negara yang sudah lewat bonus demografinya tapi tidak kaya, maka biasanya selamanya dia terjebak dalam middle income trap atau terjebak pada ekonomi menengah ke bawah. Ini mengerikan sekali,” tambahnya.


Perempuan Tentukan Pendapatan Suatu Negara

Di sisi lain, peran perempuan juga tak kalah penting. Hasto menilai, pemberdayaan perempuan sangat menentukan pendapatan suatu negara. Serta menentukan kesuksesan suatu negara dalam menghadapi aging population yang akan datang.

“Ketika perempuan produktif dan hari tua perempuan sehat, produktif, maka luar biasa, pertumbuhan ekonomi akan tetap berjalan. Bali jadi contoh karena pertumbuhan ekonomi Bali angka-angkanya bagus semua," ujar dokter Hasto.

Bali juga menunjukkan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan stunting yang rendah.

"Mudah-mudahan hal ini juga menjadi best practice bali menjadi contoh sesuai kenyataan yang ada,” imbuhnya.

"Ketika kita bisa memberdayakan perempuan, kemudian merawat kesehatannya dan angka harapan hidupnya panjang, maka betul-betul bonus demografi bisa kita nikmati."


Banyak Calon Bidan dan Calon Dokter Belum Pernah Pasang Alat Kontrasepsi

Guna melancarkan Pelayanan KB Sejuta Akseptor, Hasto menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) dan mitra kerja lainnya.

Dia berharap kerja sama ini dapat menjadi material teaching karena banyak calon dokter dan calon bidan yang ketika lulus belum pernah memasang alat kontrasepsi.

“Material teaching ini jangan sampai dilewatkan karena banyak sekali calon-calon dokter, calon bidan yang nantinya lulus belum pernah pasang IUD, vasektomi dan tubektomi. Ini memprihatinkan. Ini adalah kesempatan yang baik untuk kemudian memanfaatkan material teaching untuk belajar,” paparnya.

Kepala AIPKI Pusat, Prof Dr. dr. Budi Santoso SpOG (K), menyambut baik MoU ini. Menurutnya, kerja sama yang dilandasi MoU ini akan menambah insentifikasi terhadap pelayanan kontrasepsi bagi mahasiswa.

“Ini adalah bentuk nyata 'academic health system'. Di FK itu pendidikannya tidak terbatas. Tetapi bekerja sama dengan pusat-pusat kesehatan lainnya misalnya BKKBN, Dinkes, laboratorium. Ini agar anak didik kita mempunyai kompetensi yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Bali menyatakan dukungan penuh terhadap acara PSA ini dan optimis akan melebihi target akseptor yang telah ditetapkan.

“Kami janji tugas kita bersama untuk mengkoordinasikan pelayanan ini dengan sebaik-baiknya. Kami mewakili Pemprov Bali berharap kepala pimpinan pusyankes, pimpinan PT Kedokteran, dan OPD KB bersama kades, lurah, desa adat untuk memberikan pelayanan ini dengan sebaik-baiknya,” kata Sekda Provinsi Bali.

“Mudah-mudahan target ini bisa dicapai secara nasional dan peringatan Harganas 2024 bisa berjalan dengan baik yang ditandai dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya