Liputan6.com, Jakarta Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengejutkan publik dengan putusan mengalihkan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) ke sejumlah bank syariah lainnya.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal, Anwar Abbas menyatakan, langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Di antaranya, pertama adalah meminimalkan resiko.
Advertisement
Abbas, menjelaskan bahwa porsi penempatan dana Muhammadiyah terlalu terkonsentrasi di BSI. Hal ini dapat menimbulkan risiko konsentrasi yang tidak sehat dalam dunia perbankan syariah.
"Oleh karena itu, pengalihan dana dilakukan untuk mendiversifikasi penempatan dana di berbagai bank syariah lain dan mengurangi risiko tersebut," jelasnya, Kamis (6/6/2024).
Selain itu, sambung Abbas, penempatan dana yang terkonsentrasi di BSI membuat bank-bank syariah lain sulit bersaing dengan margin yang ditawarkan oleh BSI. Hal ini tidak diinginkan karena dapat menciptakan persaingan yang tidak sehat di antara perbankan syariah.
"Muhammadiyah berupaya untuk mendukung terciptanya persaingan yang sehat dengan merasionalisasi dan mengkonsolidasikan masalah keuangannya," sambungnya.
Muhammadiyah, sambung Abbas, memiliki komitmen tinggi untuk mendukung perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Dengan menata ulang penempatan dana dan pembiayaan yang diterima, Muhammadiyah berharap dapat berkontribusi lebih baik bagi dunia perbankan syariah dan mendukung ekosistem keuangan yang lebih sehat dan kompetitif.
Respons BSI
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI buka suara terkait penarikan dana oleh Muhammadiyah. Perusahaan menegaskan posisinya dalam mendukung pengembangan UMKM dari bisnis yang dijalankannya.
Muhammadiyah melalui memo organisasi per 30 Mei 2024 menyampaikan penarikan dana dari BSI dan mengalihkannya ke bank syariah lain. Salah satu perhatiannya adalah terkait penggunaan dana kelolaan untuk mendukung pengembangan UMKM di samping menghindari risiko atas penyimpanan dana jumbo di satu bank.
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, baik institusi maupun perorangan.
"Kami berupaya menjadi bank yang modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah,” ujar Wisnu dalam keterangannya, dikutip Kamis (6/6/2024).
Dia menegaskan, BSI menjalankan seluruh bisnisnya dengan prinsip syariat Islam. Termasuk dalam upaya meningkatkan pengembangan ekonomi syariah nasional.
"Kami di BSI senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam. BSI akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” tegas Wisnu.
Advertisement
Apa Itu Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi keagamaan Islam non-pemerintah di Indonesia. Muhammadiyah gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah).
Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya atau nama kecilnya bernama Muhammad Darwisy.
Muhammadiyah menganjurkan dibukanya keran ijtihad sebagai bentuk penyesuaian detail hukum Islam dengan perkembangan jaman dengan Ideologi mengedepankan Pancasila di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal ini merupakan antitesis dari pemikiran kebanyakan muslim di masa kolonial yang mencukupkan diri dengan ijtihad ulama 4 mazhab dan menutup diri dari kemungkinan pembaharuan ijtihad.
Apa Aliran Muhammadiyah?
Organisasi Muhammadiyah menekankan Alqur'an dan Hadis sebagai hukum Islam tertinggi yang berfungsi sebagai dasar yang sah dari interpretasi keyakinan agama dan praktik.
Fokus utama gerakan Muhammadiyah adalah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab moral masyarakat, menyucikan iman mereka ke Islam yang benar.
Advertisement