Sarana Menara Nusantara Akuisisi 90,11% Saham IBST, Apa Dampaknya ke Investor?

Saham IBST akan dibeli dari PT Bakti Taruna Sejati selaku pengendali 79,88% saham IBST dan beberapa pemegang saham minoritas Inti Bangun Sejahtera lainnya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Jun 2024, 15:30 WIB
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui entitas usahanya, PT Iforte Solusi Infotek (Iforte) berencana mengakuisisi 90,11% saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). IBST adalah sebuah perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi.

Saham tersebut akan dibeli dari PT Bakti Taruna Sejati selaku pengendali 79,88% saham IBST dan beberapa pemegang saham minoritas Inti Bangun Sejahtera lainnya.

Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Tbk, Adam Gifari mengatakan, setelah penyelesaian transaksi pengambilalihan saham tersebut, pembeli akan menjadi pengendali baru IBST.

"Tujuan Rencana Pengambilalihan adalah untuk pengembangan usaha serta memperluas jaringan usaha dalam rangka memperkuat posisi bisnis grup Pembeli di bidang digital infrastruktur telekomunikasi," kata Adam dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (6/6/2024).

Rencana pengambilalihan tersebut dilakukan melalui proses tender atau lelang yang diadakan oleh para penjual, dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang merupakan anak perusahaan terkendali yang dimiliki secara langsung oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan lelang dimaksud hingga dipilih sebagai pemenang dari lelang (preferred bidder).

Setelah Protelindo terpilih sebagai pemenang lelang (preferred bidder), Protelindo kemudian menunjuk iForte, yang juga merupakan anak perusahaan terkendali dari Protelindo untuk bertindak sebagai pembeli pada rencana pengambilalihan.

"Negosiasi sehubungan dengan rencana pengambilalihan dan penyelesaian aksi tersebut dilakukan secara langsung antara pembeli dengan para penjual. Adapun materi negosiasi yang masih didiskusikan antara lain adalah mengenai nilai final rencana pengambilalihan dan waktu penyelesaian rencana pengambilalihan," jelas Adam.

Setelah penyelesaian rencana pengambilalihan, sebagai pengendali baru IBST, iForte akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan OJK No. 9/2018.

Pelaksanaan Rencana Pengambilalihan maupun penawaran tender wajib akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, termasuk ketentuan di bidang pasar modal.


Pendapatan Sarana Menara Nusantara Tembus Rp 8,71 Triliun hingga Kuartal III 2023

Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), Protelindo bergerak dalam bidang penyewaan tower, fiber optic dan jasa connectivity, (Foto: tangkapan layar/Protelindo)

Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 7,53 persen year on year (YoY) menjadi Rp 8,71 triliun per kuartal III 2023. Sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan TOWR tercatat sebesar Rp 8,10 triliun.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/11/2023), sebagian besar pendapatan Sarana Menara Nusantara per kuartal III 2023 berasal dari segmen pendapatan sewa menara sebesar Rp 6,25 triliun. Adapula pendapatan dari segmen jasa lainnya yakni senilai Rp 1,63 triliun.

TOWR turut mengalami peningkatan beban pokok pendapatan per kuartal III 2023 sebesar 12,84 persen menjadi Rp 2,46 triliun, dibandingkan dengan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 2,18 triliun.

Beban pokok pendapatan TOWR pada periode sembilan bulan 2023 terdiri dari depresiasi dan amortisasi sebesar Rp 1,94 triliun dan beban pokok pendapatan lainnya sebesar Rp 521,51 miliar.

TOWR mencatatkan laba bruto sebanyak Rp 6,25 triliun per akhir 2023 atau tumbuh 5,57 persen YoY dibandingkan laba bruto per akhir kuartal III 2022 sebesar Rp 5,92 triliun. Laba usaha TOWR juga meningkat 7,14 persen YoY dari Rp 4,90 triliun per kuartal III 2022 menjadi Rp 5,25 triliun per kuartal III 2023.

Namun, TOWR mengalami peningkatan biaya keuangan neto sebesar 24 persen YoY dari Rp 1,75 triliun per kuartal III 2022 menjadi Rp 2,17 triliun per kuartal III 2023.

Akibatnya, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOWR berkurang 5,09 persen menjadi Rp 2,42 triliun per akhir kuartal III 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih TOWR berada di level Rp 2,55 triliun.

 


Aset Perseroan

Hingga akhir kuartal III 2023, TOWR memiliki total aset sebanyak Rp 68,22 triliun, meningkat 3,96 persen dari posisi aset perusahaan pada akhir 2022 senilai Rp 65,62 triliun.

Liabilitas TOWR tampak meningkat 1,81 persen menjadi Rp 52,12 triliun per akhir 2023, dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir 2022 senilai Rp 51,19 triliun.

Tidak hanya itu, ekuitas TOWR naik 11,50 persen menjadi Rp 16,09 triliun per kuartal III 2023, dari sebelumnya Rp 14,43 triliun pada akhir 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya