Liputan6.com, Jakarta - Dunia fashion muslim di Indonesia sedang diwarnai tren pakaian berbahan satin yang licin dan lembut. Material itu memberi kesan elegan kepada pemakainya. Ditambah lagi, bahan satin yang jatuh dengan lemas memberikan keuntungan yang membuat si pemakai bisa terlihat lekuk tubuhnya namun tidak ketat.
Selain satin, sering kita dengar sutra. Meski memiliki bentuk yang hampir sama, keduanya adalah jenis bahan pakaian yang berbeda. Pengarah gaya hidup kenamaan Amerika Serikat, Martha Stewart dalam lamannya membahas sejumlah perbedaan dan keuntungan antara bahan sutra dan satin dengan mewawancarai beberapa ahli tekstil.
Advertisement
"Meskipun sutra dan satin terlihat sangat mirip, keduanya mengacu pada komposisi bahan yang sangat berbeda," kata Parima Ijaz, pakar tekstil dan pendiri Pure Parima ketika diwawancarai oleh Stewart.
Ijaz mengatakan bahwa satin adalah bahan sintetis, sedangkan sutra terbuat dari bahan alam yang membuat komposisi bahannya berbeda. Perbedaan komponen dasar ini juga membuat keduanya punya karakteristik khas masing-masing.
Satin mengacu pada jenis pola tenun yang dapat dibuat dari berbagai macam serat. Pakaian satin bisa terbuat dari poliester, asetat, nilon, atau campuran bahan-bahan tersebut.
"Satin memiliki ciri permukaannya yang halus dan berkilau dan sering digunakan untuk hasil akhir yang mengkilap," sebut Alex Highson, pakar kain dan Pendiri Magic of Clothes.
Namun, satin sering kali tertukar dengan bahan sutra. Karena biasanya ditenun dengan banyak lapisan poliester, satin memberikan tampilan yang sangat halus dan halus, sehingga sering disalahartikan sebagai sutra, kata Ijaz.
Sutra Hanya dari Ulat Sutra dan Satin Bisa Berasal dari Berbagai Jenis Serat
Sutra adalah serat alami yang dibuat dari ulat sutra murbei. Jenis kain ini dibuat secara alami dari kepompong yang digulung menjadi benang sehingga harganya cukup tinggi.
"Kepompong dipanen dan kemudian ditenun menjadi kain sutra yang halus dan alami. Kain sutra ini, seperti lembaran misalnya, dikenal karena kelembutan dan teksturnya yang halus," kata Ijaz.
Perbedaan utama antara sutra dan satin terletak pada campurannya. Sutra adalah serat alami dan satin adalah pola tenunan yang sering kali dibuat dari serat sintetis, meski terkadang juga ada campuran sutra di dalamnya.
"Satin bisa dibuat dari berbagai bahan, termasuk sutra, sedangkan sutra secara khusus berasal dari ulat sutra," kata Higson.
Sifat alami sutra, seperti pengaturan suhu dan kualitas hipoalergenik, sering dianggap lebih unggul dibandingkan satin yang terbuat dari serat sintetis. Ringkasnya, pakaian satin dapat dibuat dari serat sintetis dan bisa saja mengandung sutra. Namun, pakaian sutra hanya akan terbuat dari tenunan kepompong ulat sutra murbei. Saat membeli pakaian, penting untuk membaca labelnya, apakah kain tersebut 100 persen sutra atau adalah pakaian satin yang terbuat dari berbagai serat.
Advertisement
Satin Vs Sutra, Mana Lebih Bagus untuk Dipakai?
Pakaian berbahan satin memiliki beberapa jenis grade. Grade terbaik akan memberikan kualitas tinggi bahkan campuran serat sutra yang besar.
Kelebihan dari kain satin adalah pilihan yang baik untuk mengurangi alergen dan membatasi jumlah alergi yang menumpuk. Pakaian berbahan satin juga sangat lembut, tahan kusut, dan tahan lama karena mengandung serat sintetis sehingga mudah dirawat dalam jangka panjang.
Namun, bahan satin juga memiliki kelemahan. Pertama, umumnya kurang menyerap keringat. Pembersihan pakaian dengan bahan satin juga cukup rumit, jika dibandingkan dengan katun. Bahan jenis ini juga mungkin menghasilkan listrik statis.
Sementara, sutra termasuk salah satu bahan mewah karena memiliki sifat isolator alami yang membuatnya sejuk dan enak dikenakan. Sutra juga merupakan pilihan populer sebagai pakaian untuk mereka yang punya kulit dan rambut sensitif. Berbeda dengan satin yang sulit menyerap keringat, sutra bisa menyerap keringat dengan mudah, sehingga sangan populer dijadikan bahan sprei dan sarung bantal.
Namun karena sutra sangat mewah, perbedaan harganya dengan satin sangatlah jauh. Jenis kain ini sulit untuk dirawat. Bahannya yang sangat halus membuatnya mudah rusak, bahkan ketika tersangkut. Sutra juga tidak bisa dijemur langsung terkena matahari dalam waktu lama karena bisa membuat warnanya pudar.
Jadi, bisa dikatakan bahwa satin menjadi pilihan yang baik untuk pakaian harian. Ditambah juga karena bentuknya yang masih mirip dengan sutra, sehingga tidak kehilangan sisi elegannya.
Kudung Luncurkan Koleksi
Hal demikian mengilhami jenama pakaian muslim Indonesia, Kudung untuk mengeluarkan koleksi baru, "Sweet Serenity" berbahan satin yang elegan dan ringan. Hal tersebut disampaikan oleh Farizky Putra selaku Brand Manager Kudung.
"Hampir 70 persen dari koleksi ini berbahan satin," sebutnya ketika ditemui di acara Peluncuran Koleksi "Sweet Serenity" di Jakarta Pusat, Kamis, 6 Juni 2024.
Farizky mengatakan bahwa koleksi kudung kali ini menampilkan beberapa jenis cutting yang loose fit yang sesuai dengan kebutuhan para muslimah yang ingin tetap syari namun bergaya. Selain itu, ada beberapa koleksi yang ditembahkan dengan aksen kain brokat yang elegan.
"Sesuai dengan konsep elegan yang dibawa oleh Kudung, kedua jenis bahan tadi (satin dan brokat) dipilih karena kami ingin mengedepankan kenyamanan pemakai," katanya.
Koleksi Kudung kali ini juga bermain dengan palet warna monokrom dan hiasan bunga yang menawan. Motif itu dipilih karena menawarkan kesan timeless yang cocok untuk para pemakai Kudung.
Karena memakai bahan dasar satin, koleksi "Sweet Serenity" ini tidak memerlukan perawatan khusus. Gamis dan kerudungnya bisa dicuci seperti biasanya layaknya pakaian sehari-hari yang lain.
Advertisement