Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, kembali menggelar pelayaran budaya bertajuk Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024. Sebagai persiapan pelayaran, Kemendikburistek memberikan sejumlah pembekalan materi kepada 29 Laskar Rempah batch 1 yang siap berlayar dengan rute Jakarta – Belitung Timur – Dumai.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengatakan bahwa pembekalan materi ini merupakan upaya dalam membangun semangat dan memberi pengetahuan Jalur Rempah kepada Laskar Rempah. Kebersamaan yang erat dan semangat yang luar biasa dari Laskar Rempah akan menumbuhkan keinginan belajar dan menggali nilai budaya dalam mengarungi pelayaran MBJR 2024.
Advertisement
“Melalui pembekalan ini, kami ingin menyelaraskan tujuan program MBJR 2024 yaitu mengampanyekan Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO. Sebelum melakukan pelayaran, para Laskar Rempah terlebih dulu memahami Jalur Rempah dan sejarah dari tempat persinggahan pelayaran,” ujarnya dalam pembekalan materi MBJR 2024 di Hotel Aston Kemayoran Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Irini menambahkan, kampanye Jalur Rempah adalah upaya menggaungkan kembali peran Jalur Rempah dalam merekatkan Indonesia melalui rasa, kebersamaan, dan cinta. Selain itu, Jalur Rempah juga menjadi konektivitas sebagai keterkaitan nilai budaya di Indonesia.
“Kami berharap, para Laskar Rempah dapat menggali potensi dan mengeksplorasi nilai budaya dalam setiap persinggahan pelayaran. Sehingga, nilai budaya tersebut menjadi sebuah investasi ilmu pengetahuan untuk generasi Indonesia mendatang,” pungkasnya.
3 Tujuan dalam MBJR 2024
Pada kesempatan yang sama, Kurator Program MBJR 2024, Adi Wicaksono, mengatakan bahwa ada tiga hal yang menjadi tujuan dalam MBJR 2024.
Pertama, menyalakan ingatan dan kebanggaan akan jati diri sebagai bangsa Bahari dengan memperkuat tali keindonesiaan melalui kehangatan persahabatan, asimilasi pengetahuan, budaya dan peradabaan, serta diplomasi di setiap pelabuhan Jalur Rempah.
“MBJR 2024 juga menjadi wadah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan Jalur Rempah sebagai modal meningkatkan kesejahteraan bersama yang lestari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyiapkan Jalur Rempah sebagi warisan dunia untuk memperkuat diplomasi, sekaligus meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Adi.
Salah satu Laskar Rempah asal Jawa Barat, Fasha Maulana, merasa bangga terpilih mewakili pemuda Provinsi Jawa Barat menjadi Laskar Rempah MBJR 2024. Keikutsertaannya dalam kegiatan ini merupakan bentuk nyata untuk berkontribusi mengampanyekan Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia.
“Melalui MBJR 2024 ini saya juga ingin belajar dan berkolaborasi dengan rekan sesama Laskar Rempahmelalui pertukaran nilai budaya. Selain dari kesiapan fisik dan mental, dalam pelayaran nanti saya juga ingin mengeksloprasi nilai budaya di Belitung Timur dan Dumai, serta saya publikasikan melalui media sosial Instagram,” ucapnya.
Fasha berharap, MBJR 2024 dapat membuka wawasan generasi muda tentang pentingnya Jalur Rempah sebagai sejarah emas Indonesia.
“Saya meyakini bahwa pentingnya sosok atau pelopor kebudayaan di masing-masing daerah dalam pelestarian kebudayaan. Setelah pelayaran, saya ingin menjadi inisiator di Prov. Jawa Barat untuk membantu mengampanyekan Jalur Rempah,” pungkasnya.
Advertisement
Eksplorasi Rempah
Selain itu, Yohanes Andrianto Sir, Laskar Rempah asal Ambon, merasa semangat untuk melakukan pelayaran MBJR 2024. Pemuda yang akrab disapa Andre ini ingin mengeksplorasi tentang Sahang atau lada putih atau hitam yang tumbuh subur di Belitung Timur.
“Melalui pelayaran ini, saya ingin melihat langsung bagaimana bentuk pohon lada, bagaimana cara pengolahannya, dan aktivitas warga dalam mengolah hasil panen lada tersebut. Selesai pelayaran, saya ingin membuat sebuah pameran kecil tentang kartu pos Jalur Rempah untuk dipublikasikan agar generasi muda sadar akan pentingnya Jalur Rempah, sekaligus mengampanyekan Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia,” imbuhnya.
Senada dengan Fasha dan Andre, Megawati Abidin, Laskar Rempah asal Banda Neira, merasa bahagia berkesempatan berlayar ke Jalur Rempah di Belitung Timur dan Dumai. Ia ingin menggali lebih dalam pacu jalur (lomba dayung dan mencari karakteristik perbedaan antara pacu jalur di Belitung Timur dengan Banda Neira.
“Saya ingin melihat langsung tradisi pacu jalur tersebut dan menggali bagaimana keterkaitan antara Jalur Rempah Banda Neira dengan Melayu. Saya berharap, keikutsertaan dalam MBJR 2024 ini dapat menginspirasi teman-teman di Banda Neira untuk lebih semangat untuk belajar dan mengampanyekan Jalur Rempah,” tutup Mega.