Rusia Kirim 4 Kapal Perang ke Kuba, Termasuk Kapal Selam Nuklir

Kuba merupakan halaman belakang AS. Lantas, bagaimana reaksi AS?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Jun 2024, 11:01 WIB
Foto yang diambil dari video yang dirilis Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada 23 Mei 2024 menunjukkan fregat Rusia Laksamana Gorshkov melakukan latihan pertahanan udara di Samudra Atlantik. (Dok. Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia/AP)

Liputan6.com, Havana - Sekelompok kapal Angkatan Laut Rusia, termasuk kapal selam bertenaga nuklir, akan mengunjungi Kuba pekan depan sebagai bagian dari hubungan persahabatan yang bersejarah. Demikian disampaikan pemerintah Kuba pada hari Kamis (6/6/2024).

"Fregat Gorshkov Rusia, kapal selam bertenaga nuklir Kazan, kapal tanker minyak Pashin, dan kapal tunda penyelamat Nikolai Chiker akan mengunjungi pelabuhan Havana antara 12 dan 17 Juni," ungkap Angkatan Bersenjata Revolusioner Kuba dalam pernyataan yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Kuba, seperti dilansir CNN, Jumat (7/6).

Kuba menegaskan tidak ada kapal yang membawa senjata nuklir dan persinggahan mereka tidak mewakili ancaman terhadap wilayah tersebut.

"Kunjungan unit angkatan laut dari negara lain merupakan praktik sejarah pemerintahan revolusioner dengan negara-negara yang memelihara hubungan persahabatan dan kolaborasi," sebut pernyataan yang sama.

Rusia belum mengonfirmasi informasi yang diberikan Kuba.

Ini bukan pertama kalinya kapal Angkatan Laut Rusia dikirim ke Kuba, negara sekutu penting Uni Soviet selama Perang Dingin yang sempat menjadi tuan rumah rudal nuklirnya.

Juli lalu, kapal kelas pelatihan Angkatan Laut Rusia Perekop berlayar ke Havana untuk kunjungan empat hari.


Peringatan Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin (Dok. AFP)

Kunjungan terbaru ini tampaknya merupakan kunjungan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Kuba semakin bergantung pada minyak dan bantuan Rusia ketika negara yang dipimpin komunis itu berhasil melewati krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Pengumuman Kuba ini muncul beberapa hari setelah Joe Biden memberi izin kepada Ukraina untuk melakukan serangan terbatas di wilayah Rusia dengan amunisi yang dikirimkan Amerika Serikat (AS).

Sebagai tanggapan, Presiden Vladimir Putin melontarkan peringatan.

"Tindakan Barat baru-baru ini akan semakin melemahkan keamanan internasional dan dapat menimbulkan masalah yang sangat serius," ujar Putin di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, seperti dikutip dari kantor berita AP.

"Itu akan menandai keterlibatan langsung mereka dalam perang melawan Federasi Rusia dan kami berhak untuk bertindak dengan cara yang sama."

Putin menuturkan bahwa penggunaan beberapa senjata yang dipasok Barat melibatkan personel militer dari negara-negara tersebut yang mengendalikan rudal dan memilih target dan oleh karena itu dia menegaskan Moskow dapat mengambil langkah "asimetris" di tempat lain di dunia.

"Jika mereka menganggap mungkin untuk mengirimkan senjata ke zona tempur untuk melancarkan serangan ke wilayah kami dan menimbulkan masalah bagi kami, mengapa kami tidak memiliki hak untuk memasok senjata dengan jenis yang sama ke beberapa wilayah di dunia di mana itu bisa digunakan untuk melancarkan serangan terhadap fasilitas sensitif negara-negara yang melakukan serangan terhadap Rusia?" tanya Putin.

"Kami akan memikirkannya."

 


Operasi Rutin

Ilustrasi Amerika Serikat (Dok. Pixabay/oohhsnapp)

Kementerian Luar Negeri AS dan Pentagon memperkirakan militer Rusia akan meningkatkan aktivitas angkatan laut dan udaranya di dekat AS pada musim panas ini sebagai bagian dari manuver rutin menjelang latihan angkatan laut global pada musim gugur.

"Rusia kemungkinan akan mengirim kapal angkatan laut tempur ke Karibia, dengan potensi singgah di Kuba dan mungkin Venezuela," kata juru bicara Pentagon, Mayor Charlie Dietz, pada hari Kamis.

"Penyebaran pesawat atau penerbangan di wilayah tersebut juga diantisipasi. Pengerahan ini merupakan bagian dari operasi angkatan laut rutin Rusia dan tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap AS."

Bersamaan dengan kapal-kapal Rusia pada musim panas ini, kata Dietz, juga akan ada salah satu kapal selam kelas Severodvinsk II Angkatan Laut Rusia.

"Permintaan pelabuhan untuk kapal selam itu disetujui setidaknya sebagian karena ketidaksenangan Havana atas kunjungan kapal selam nuklir AS ke Pangkalan Angkatan Laut AS di Teluk Guantanamo, Kuba, tahun lalu," tutur Dietz.

Kuba menjadi tuan rumah bagi kapal-kapal Rusia setiap tahun antara tahun 2013 dan 2020, terang Dietz, seraya menambahkan bahwa latihan tersebut membebani biaya yang signifikan pada Angkatan Laut Rusia, yang menghadapi tantangan dalam menjaga kesiapan dan melakukan penempatan dengan armada yang sudah tua.

"Mengingat sejarah panjang kunjungan Rusia ke pelabuhan Kuba, ini dianggap sebagai kunjungan angkatan laut rutin, terutama dalam konteks peningkatan dukungan AS terhadap Ukraina dan latihan NATO," imbuh Dietz.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya