Disetrap 3 Jam hingga Alami Heat Stroke, Bocah Malaysia Kini Sandang Disabilitas

Bocah Malaysia mengalami heat stroke hingga jadi penyandang disabilitas usai dipaksa berdiri di bahwa terik matahasi selama 3 jam.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Jun 2024, 13:00 WIB
Disetrap 3 Jam hingga Alami Heat Stroke, Bocah Malaysia Kini Sandang Disabilitas . (AP Photo/Aaron Favila)

Liputan6.com, Jakarta - Anak laki-laki di Malaysia kini jadi penyandang disabilitas lantaran mengalami heat stroke atau serangan panas usai disetrap.

Pada 30 April 2024, bocah umur 11 tahun itu dihukum oleh gurunya dan dipaksa berdiri di bawah terik matahari selama hampir 3 jam.

Akibatnya, bocah malang itu mengalami serangan panas atau heat stroke dan kini dinyatakan mengalami disabilitas.

Sang ibu, Ms A.D. Mogahana Selvi (35) mengatakan bahwa pihak Rumah Sakit Ampang di Selangor memberikan surat pemberitahuan kepada keluarga. Surat itu menyatakan bahwa putranya kini tergolong sebagai penyandang disabilitas mengingat masalah kesehatan yang dialaminya.

Mengutip The Straits Times, anak laki-laki tersebut disuruh berdiri di bawah sinar matahari dari pukul 10.00 pagi hingga 12.50 siang, dan kemudian dilarikan ke rumah sakit. Sejak itu dia didiagnosis mengidap penyakit saraf, kata laporan itu.

Berbicara kepada media pada konferensi pers pada tanggal 29 Mei, Ibu Mogahana mengatakan dia sedih dengan kondisi anaknya.

Ia mengatakan, dulu putranya sering bermain dengan saudara-saudaranya, tapi kini ia cenderung bersembunyi dan berbicara sendiri.

“Rumah sakit memberitahu saya bahwa saya tidak dapat menyekolahkan putra saya ke sekolah biasa lagi karena masalah kesehatannya. Mereka bilang saya harus menyekolahkannya ke sekolah anak berkebutuhan khusus sekarang,” katanya mengutip The Straits Times, Jumat (7/6/2024).


Ambil Jalur Hukum

Sang ayah yang berusia 40 tahun, B. Suresh juga hadir dalam konferensi pers tersebut. Ditemani oleh pengacara Dinesh Muthal dan ketua Satuan Tugas Pekerja Malaysia-Singapura S. Dayalan.

Atas nama keluarga, Dinesh mengatakan dia akan mengajukan gugatan perdata terhadap semua orang yang terlibat dalam kasus ini.

“Kejadian ini menimbulkan banyak stres bagi orangtua korban, terutama Mogahana, yang sedang hamil tiga bulan. Mereka kini harus menerima kenyataan bahwa putra mereka tidak akan pernah menjalani kehidupan normal,” ujar Dinesh.

“Selain gugatan perdata, kami ingin guru yang terlibat didakwa di pengadilan dan diberi hukuman yang pantas (jika terbukti bersalah).”


Pihak Sekolah Belum Ditindak Secara Memuaskan

Dalam kesempatan yang sama, Dayalan mengatakan bahwa selama ini penyelidikan pihak berwenang terhadap kasus tersebut dan tindakan yang diambil terhadap sekolah tersebut tidak memuaskan.

Dia juga menyoroti tiga surat peringatan yang diduga dikirimkan sekolah kepada orangtua anak tersebut mengenai ketidakhadirannya dari tanggal 2 hingga 23 Mei saat dia menerima perawatan medis.

Artinya, alih-alih menanyakan keadaan sang anak, pihak sekolah malah mempertanyakan mengapa anak tersebut tidak hadir di sekolah dari tanggal 2 hingga 23 Mei. Padahal, anak tersebut sedang menjalani perawatan akibat heat stroke yang dialami.

“Selama ini, mereka tidak membahas masalah anak laki-laki yang dipaksa berdiri di bawah sinar matahari.”

Kapolsek Ampang Jaya, Mohd Azam Ismail, sebelumnya mengatakan polisi telah menyelesaikan penyelidikannya dan menyerahkan berkas perkara ke Kejaksaan Agung untuk ditindaklanjuti.


Bahaya Heat Stroke

Heat stroke memang menjadi kondisi yang ditakutkan saat cuaca panas melanda. Menurut dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital BSD, Rudy Kurniawan, heat stroke atau pitam panas adalah sebuah kondisi gangguan kesehatan ketika tubuh tidak lagi sanggup mengontrol suhu tubuh.

Dalam kondisi ini, suhu tubuh akan naik dengan cepat, mekanisme tubuh dalam mengatur keringat akan mengalami kegagalan. Dan tubuh akan kehilangan kemampuannya untuk menurunkan suhunya. Heat stroke bisa meningkatkan suhu tubuh seseorang hingga mencapai 40 derajat.

Ketika suhu tubuh sudah melebihi 38,5 derajat Celsius, maka kondisi ini disebut hipertermia. Ini adalah kondisi serius dan membutuhkan penanganan cepat.

“Apabila tidak segera ditangani, heat stroke juga dapat menyebabkan disabilitas permanen atau bahkan kematian,” kata Rudy dalam keterangan pers.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya