Liputan6.com, Jakarta- Penyebaran hoaks di media sosial dilakukan untuk beragam tujuan, salah satunya adalah aksi kejahatan siber berupa social engineering (soceng) yang dilakukan melalui internet.
Praktik soceng dengan memanfaatkan hoaks, biasanya disajikan dengan beragam kemasan, mulai dari undian berhadiah dari perusahaan hingga bantuan dari pemerintah.
Advertisement
Apakah aksi kejahatan siber soceng?
Soceng adalah strategi kejahatan dengan memanipulasi psikologis dan pikiran korban dengan suka rela mau memberikan data pribadi yang bersifat rahasia.
Korban memberikan akses kepada pelaku untuk melihat seluruh data yang ada di perangkat pribadi miliknya. Bukan hanya itu, pelaku kejahatan siber terseut pun bisa mengakses aplikasi mobile banking dan melakukan transaksi di dalamnya.
Advertisement
Bagaimana aksi kejahatan soceng bekerja?
Soceng biasanya dibungkus hoaks yang menawarkan hal yang menggiurkan agar kita tertarik untuk mengikutinya, mulai dari hadiah barang berharga hingga uang dengan nominal besar.
Untuk mendapatkan imng-iming tersebut biasanya penerima informasi diarahkan untuk mengklik tautan yang mengarah pada halaman situs yang menampilkan formulir pendaftaran berupa data pribadi, seperti Nomor Kartu ATM, PIN ATM, Kode Akses Mobile Banking, Pin Mobile Banking, Kode OTP, Kode Reservasi Cardless.
Data tersebut dijadika kunci pintu masuk pencurian data untuk memencuri uang korbanya yang ada di tabungan.
Bagaimana cara menghindari soceng?
Jangan panik dan jangan mudah percaya dengan pihak yang mengatasnamakan perusahaan dan instansi pemerintah.
Jangan pernah memberikan data pribadi kepada siapa pun, termasuk nomor rekening, PIN, dan password baik langsung maupun melalui link yang harus diisi data.Tidak memberikan akses untuk siapa pun ke dalam perangkat pribadi yang terhubung dengan akun bank.
Segera laporkan ke pihak yang berwajib jika ditemukan indikasi penipuan
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.