Putin soal Gaza: Yang Terjadi Bukan Perang, tapi Penghancuran Total Warga Sipil

Putin tegaskan dukungan terhadap solusi dua negara, di mana Negara Palestina dan Israel hidup berdampingan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 08 Jun 2024, 08:03 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Gavriil GRIGOROV / SPUTNIK / AFP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu (5/6/2024) mengatakan bahwa apa yang terjadi di Jalur Gaza saat ini adalah penghancuran total terhadap warga sipil. Sejak 7 Oktober 2023, Israel  telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina di wilayah kantong itu dan menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan kelaparan.

"Hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah tentu saja kami menentang terorisme dalam segala manifestasinya, kami menentang serangan terhadap warga sipil - di mana pun dan di negara mana pun. Namun, apa yang terjadi saat ini di Gaza sebagai respons terhadap aksi teroris yang terkenal di Israel tidak terlihat seperti perang, melainkan semacam penghancuran total terhadap penduduk sipil," ungkap Putin dalam pertemuannya dengan sejumlah kepala kantor berita global terkemuka di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), seperti dilansir kantor berita Anadolu, Sabtu (8/6).

Putin menekankan bahwa Amerika Serikat (AS) adalah pihak yang harus disalahkan atas apa yang terjadi di Jalur Gaza.

"Kami percaya ini adalah akibat dari kebijakan AS. Mereka memonopoli proses perdamaian. Mereka mengesampingkan semua mekanisme yang telah ditetapkan sebelumnya dalam upaya kolektif menyelesaikan masalah yang sangat sulit ini," tutur Putin.

 

2 dari 3 halaman

Rusia Mengakui Negara Palestina

Presiden Rusia Vladimir Putin (Dok. AFP)

Putin mengindikasikan bahwa pemerintah AS mungkin melakukan pendekatan terhadap isu Gaza dengan pandangan yang lebih sedikit, solusi yang lebih cepat.

"Namun, dalam praktiknya, hal itu tidak terjadi. Tidak mungkin menyelesaikan masalah dengan menawarkan sejumlah materi. Isu sebenarnya, masalah politik, perlu diselesaikan. Hal itu melibatkan pembentukan dua negara ... Negara Palestina dan negara Yahudi," kata Putin.

Putin menekankan bahwa tidak mungkin menyelesaikan situasi ini tanpa mengatasi masalah-masalah mendasar.

"Kami sudah lama mengakui Negara Palestina sejak era Uni Soviet. Pendekatan kami dalam hal ini tidak berubah," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Apresiasi Putin terhadap Erdogan

Warga sipil yang mengungsi melarikan diri dari timur al-Bureij di Jalur Gaza tengah akibat pengeboman Israel di kota tersebut pada 5 Juni 2024. (Bashar TALEB/AFP)

Menyoroti sejumlah langkah yang diambil oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengakhiri perang Israel Vs Hamas di Jalur Gaza, Putin mengatakan, "Kami tahu bahwa Presiden Erdogan telah melakukan upaya yang kuat untuk menyelesaikan masalah yang sangat mendesak dan sudah berlangsung lama ini. Mengingat otoritas Presiden Erdogan di kawasan, dunia, dan dunia Islam, kami berharap kontribusinya dapat terlihat. Bagi kami, dengan mempertimbangkan hubungan jangka panjang kami dengan Israel, kami siap melakukan apa pun yang bisa dilakukan Rusia untuk menyelesaikan situasi ini.”

Turki, yang merupakan donor bantuan terbesar ke Jalur Gaza sejak konflik meletus delapan bulan lalu, telah menangguhkan semua hubungan komersial dengan Israel, dan mendesak negara itu untuk menyetujui gencatan senjata.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya