Liputan6.com, Jakarta - Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menggelar International Animal Photo and Video Competition 2024 dengan tema "Soul of the Wild". Ajang yang berlangsung ke-33 kalinya ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan anak-anak muda terhadap satwa.
"Kita sama-sama mengajak dan mengedepankan kecintaan kita terhadap satwa dan peduli terhadap konservasi satwa. Kami yakin sekali dengan keindahan lensa, tentunya orang-orang akan lebih cinta lagi terhadap keberagaman satwa di Indonesia," ungkap VP Media, Event and Digital Taman Safari Indonesia Grup, Alexander Zulkarnain di Jakarta pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Advertisement
Dia mengatakan bahwa penyelenggaraan lomba ini merupakan salah satu komitmen dari keempat pilar yang dipegang teguh oleh TSI, salah satunya yaitu pilar edukasi. "Ini touch point terpenting dari pilar-pilar kami, oleh karena itu kita mengadakan Photo and Video Competition ini untuk mengedukasi soal satwa," tambahnya.
Antusias para fotografer dan videografer selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun lalu, jumlah peserta kompetisi ini mencapai 5900 dengan jumlah foto yang terkumpul sebanyak 16 ribu. Untuk tahun ini, Alex berharap bisa bertambah lagi.
"Tahun ini rencananya kita menaikkan target menjadi tujuh ribu. Kenapa menaikkan target tujuh ribu? Karena tahun lalu antusiasmenya luar biasa," ujar Alex.
Hadiah untuk kompetisi ini juga sangat menjanjikan yaitu di atas Rp100 juta rupiah. Namun, Alex mengatakan angka ini belum pasti karena mereka juga menunggu sponsor-sponsor yang akan akan bekerja sama sehingga angkanya bisa berubah.
Ada Kategori Baru
Terdapat lima kategori dalam kompetisi ini yaitu endemic animal, general wildlife, social media contest, roadshow, dan yang terbaru adalah photo enthusiast. Untuk kategori photo enthusiast ini berlaku untuk anak-anak muda yang berusia mulai dari 10 hingga 18 tahun.
Alexander menyampaikan bahwa alasannya karena zaman sekarang di usia mereka sudah punya keahlian dengan menggunakan handphonenya masing-masing untuk memotret. "Kita sudah seringkali mendapatkan konten-konten yang ditag ke kita ternyata itu kontennya adalah punya anak-anak remaja, anak-anak kecil. Akhirnya kita berpikir, kami tidak hanya ingin berbicara ke luar, tapi kita yang paling utama sekali adalah mendengarkan," jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa photo enthusiast tahun ini adalah upaya Taman Safari untuk mendengarkan para pengunjung yang foto ataupun videonya ingin diapresiasi dan dihargai. Oleh karena itu tahun ini dibuat kategori baru sehingga anak-anak muda tersebut bisa berlomba mengirimkan fotonya yang tadinya hanya diunggah di Instagram pribadi, sekarang sudah bisa di kanalisasi masuk ke kompetisi ini.
Advertisement
Sejalan Target Global di 2050, Hidup Berdampingan dengan Alam
Tahun ini tema yang diusung adalah "Soul of the Wild" atau "Jiwa Alam Liar". Menanggapi tema ini, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Indra Exploitasia, mengatakan bahwa tema ini sejalan dengan target global di 2050 mendatang.
"Ini sejalan dengan target global dari convention biological diversity di mana 2050 kita diminta untuk living harmony with nature itu artinya kita berdampingan dgn alam, ujar Indra.
Dia juga menambahkan bahwa alam liar merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sebagai manusia. Hutan, sungai, sebagai habitat kehidupan satwa liar tentunya harus dijaga kelestariannya dan lembaga konservasi sebagai lembaga yang dimandatkan untuk menjadi tempat menimba ilmu pengetahuan, tempat pengembangbiakkan dan pusat edukasi, jelas Indra dalam sambutannya.
"Nah edukasi inilah yang dilaksanakan oleh Taman Safari yang setiap tahun menyelenggarakan kegiatan yang mengarah kepada pendidikan untuk bagaimana mengenali alam melalui gerakan perlindungan satwa liar," tambah Indra.
Dapat Acungan Jempol dari Fotografer Senior
Dalam acara ini, hadir juga dua orang fotografer ternama di Indonesia yang turut menjadi narasumber dalam acara peluncuran lomba. Kegiatan legendaris yang sudah berpuluh-puluh tahun diselenggarakan ini, mendapat acungan jempol dari fotografer senior sekaligus menjadi juri dari kompetisi ini, Arbain Rambey.
Dia sangat mengapresiasi Taman Safari karena sudah secara konsisten menyelenggarakan ini. "Tidak ada lomba foto yang diselenggarakan sampai 33 tahun tahun berjalan. Tidak ada kompetisi yang bisa mengalahkan kompetisi ini. Luar biasa bertahan sampai berpuluh-puluh tahun," ungkap Arbain.
Selain Arbain, seorang Fotografer Artist, Alexander Thian, juga turut mengapresiasi mengenai penyelenggaraan kompetisi ini. Lexi mengatakan bahwa lomba-lomba seperti ini yang bertujuan untuk mengedepankan kecintaan anak-anak muda terhadap satwa perlu ditingkatkan.
"Jadinya kita juga lebih punya kecintaan ketika dari kecil sudah diajari binatang-binatang ini memang harus hidup berdampingan dengan kita. Jadi mulai dari kecil sudah diajari cinta kasih, dan empatinya," ujar Lexi.
Advertisement