Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 5,15 persen year to date hingga penutupan perdagangan Jumat, 7 Juni 2024 ke posisi 6.897,95. Lalu bagaimana prediksi IHSG hingga akhir semester I 2024?
Head of Research Investasiku (Mega Capital Sekuritas), Cheril Tanuwijaya menuturkan, sepanjang semester I 2024, sentimen global mempengaruhi IHSG. Ia menilai, salah satunya kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang cenderung tarik ulur sehingga membuat IHSG bergejolak.
Advertisement
"Harapan pasar yang masih belum menentu terhadap pemangkasan suku bunga membuat aliran dana asing keluar dari bursa saham kita dan nilai tukar rupiah melemah juga jadi sentimen negatif,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/6/2024).
Hal senada dikatakan Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana. Ia menuturkan, investor masih mencermati data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan berpengaruh kepada kebijakan moneter the Fed. Ia menuturkan, the Fed masih tetap menahan suku bunga acuannya. “Ada perkiraan secara probabilitas the Fed baru akan memotong suku bunga acuannya pada November 2024,” ujar dia.
Selain itu, sentimen lainnya yang pengaruhi IHSG, menurut Herditya yakni kondisi geopolitik Timur Tengah yang berimbas pada pergerakan harga komoditas.
Sementara itu, pengamat pasar modal Budi Frensidy menuturkan, IHSG melemah didorong sentimen domestik. Hal itu antara lain nilai tukar rupiah terhadap terhadap dolar Amerika Serikat yang tembus 16.000 dan aliran dana investor asing yang keluar dari bursa saham.
.
Terseret Saham BREN
Berdasarkan data BEI, sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 8,59 triliun. Selain itu, Budi menuturkan, dari makro ekonomi terjadinya defisit hingga kuartal I 2024 yakni defisit neraca transaksi berjalan, modal dan keuangan serta neraca pembayaran.
Tak hanya itu, Budi menuturkan, penerapan sistem full call auction (FCA) yang berdampak terhadap perdagangan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga bebani IHSG. Pada penutupan perdagangan Jumat, 7 Juni 2024, saham BREN turun 9,7 persen ke posisi Rp 6.050 per saham. Saham BREN selama sepekan terakhir telah anjlok 26,44 persen.
"Faktor BREN memakai sistem FCA sehingga BREN penyumbang penurunan IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com
Sentimen domestik meski bebani IHSG, Budi optimistis IHSG berpeluang ke posisi 7.000 hingga akhir semester I 2024. Hal itu dengan catatan, aliran dana investor asing kembali masuk ke pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mampu menguat di kisaran 15.500-16.000.
Ia menuturkan, koreksi IHSG yang terjadi saat ini, dapat dimanfaatkan untuk beli saham kapitalisasi besar dan LQ45 yang sudah murah. "Investor yang punya dana bisa beli saham big cap dan LQ45, dengan PER 3,9-8,9, banyak yang murah,” kata dia.
Advertisement
Prediksi IHSG
Sementara itu, Herditya menilai aliran dana investor asing masih rawan terjadi hingga semester I 2024. IHSG akan menguji rentang area 6.884-6.946.
Adapun Cheryl menuturkan, pelemahan IHSG tidak lama. Bahkan menurut dia, IHSG sentuh 6.800 dapat menjadi titik kembali menguat hingga kembali bertahan di atas level psikologi 7.000. Hal ini seiring data ekonomi Amerika Serikat (AS) sudah melemah antara lain inflasi, produk domestik bruto (PDB), pasar tenaga kerja AS.
"Bahkan Eropa sudah lebih dulu memangkas suku bunga sehingga menunjukkan keyakinan investor global terhadap pemangkasan suku bunga the Fed sebanyak dua kali tahun ini,” tutur dia.
Untuk sektor saham, Cheryl melihat sektor saham energi dan bahan baku sudah mulai jenuh akibat harga komoditas yang melemah/
“Dengan kondisi IHSG yang sedang di bottom bisa dimanfaatkan untuk koleksi saham sektor big banks maupun saham-saham blue chipdengan dividen besar,” kata dia.
Sementara itu, Herditya memilih sektor saham yang dapat dicermati pelaku pasar antara lain sektor saham perawatan kesehatan, bahan baku dan energi.
Kinerja IHSG pada 3-7 Juni 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 3-7 Juni 2024. Analis menuturkan, IHSG tertekan seiring aksi jual dan koreksi saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/6/2024), IHSG anjlok 1,04 persen ke posisi 6.897,95 dari pekan lalu 6.970,73. Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 2,85 persen menjadi Rp 11.488 triliun dari pekan lalu Rp 11.825 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan turun 17,94 persen menjadi 927 ribu kali transaksi dari 1,13 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan terbenam 23,82 persen menjadi 15,79 miliar saham dari 20,73 miliar saham pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian pekan ini anjlok 42,69 persen menajdi Rp 10,39 triliun dari Rp 18,12 triliun.
Pada Jumat, 7 Juni 2024, investor asing jual saham Rp 894,24 miliar. Sepanjang 2024,investor asing jual saham Rp 8,59 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG susut 1,04 persen selama sepekan dan masih didominasi volume penjualan. Selain itu, aliran dana keluar dari pasar modal Indonesia mencapai Rp 1,5 triliun pada Kamis, 6 Juni 2024. Ia mengatakan, banyak terdapat rilis data Amerika Serikat dan China yang menunjukkan kedua negara itu membaik.
“Dari Indonesia terdapat pelemahan significan terhadap saham BREN yang saat ini menempati peringkat terbesar ketiga setelah BBCA dan AMMN,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan pada akhir pekan ini, Herditya menuturkan, IHSG dibebani sejumlah sektor saham antara lain sektor saham keuangan yang susut 1,35 persen, diikuti sektor saham teknologi terbenam 1,31 persen.
Advertisement