Liputan6.com, Gorontalo - Di tengah hiruk-pikuk Kota Gorontalo malam hari, terlihat seorang laki-laki penjual roti bakar khas Bandung tengah sedang sibuk melayani pembeli.
Namanya Arko, lelaki bujang berumur 29 tahun itu merupakan warga Kota Bandung, Jawa Barat yang biasa mangkal di Jalan Andalas, Kota Gorontalo.
Baca Juga
Advertisement
Untuk menyambung hidup di kampung orang, dirinya terpaksa harus menyisihkan masa mudanya untuk berjualan. Tak seperti anak muda pada umumnya, malam hari menjadi tanda Arko untuk memulai pekerjaan sebagai tukang roti.
"Sore saya harus mulai jualan. Kalau sepi biasanya sampai jam 12 malam. Kalau ramai bisa lewat," kata Arko semberi menyediakan pesanan pelanggan.
Baca Juga
Senyum yang ramah dan semangat yang tak pudar, Arko melayani sepenuh hati satu persatu pelanggan yang datang. Arko bercerita, Memilih datang ke Gorontalo untuk berjualan memang sudah tekad Arko sejak dulu. Musabab, dirinya merupakan tulang punggung keluarga, termasuk orang tua.
"Meski belum menikah, tapi masih ada orang tua yang membutuhkan saya. Jadi mau dan tidak harus tetap berjualan," katanya.
Dua tahun lamanya, Arko menggeluti pekerjaan sebagai tukang roti. Untuk mendapatkan pelanggan yang banyak, ia harus berpindah-pindah tempat.
"Ditempat yang lalu sepi pembelinya, jadi saya pindah kesini" ungkapnya.
Dengan berpindah ke Jalan Andalas, keberuntungan pun menghampiri Arko. Gerobak derek yang bertuliskan roti bakar Bandung itu selalu ramai dikunjungi pembeli.
Mulai dari mahasiswa hingga para pekerja kantoran singgah di tempatnya. Sepertinya Roti bakar yang dijualnya sudah mempunyai pelanggan tetap.
Roti yang dijualnya pun beragam, varian topping yang beragam, mulai dari coklat, keju, hingga selai kacang yang menjadi salah satu varian terlezat roti bakar yang dijual Arko.
Walaupun roti bakar yang jual bukan milik pribadi, tapi dari berjualan itu, dirinya mampu menghidupi Arko dan orang tuanya yang di Bandung.
"Bos kami orang bandung. Kami hanya penjual yang dapat upah dari pembagian hasil jualan" tuturnya.
Gaji yang di dapat dari pembagian hasil jualan, bagi Arko itu sudah lebih dari cukup. Upah Arko digunakan untuk biaya hidup dan ditabung buat keperluan orang tuanya di Bandung.