Cerita Sutradara Dilan 1983: Wo Ai Ni, Fajar Bustomi dan Pidi Baiq Hidupkan Adegan Pembuka di Timor Timur

Pada awal film Dilan 1983: Wo Ai Ni, Dilan digambarkan berpamitan dengan sahabatnya yang asli Timor Timur, berdialog menggunakan bahasa daerah setempat. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi duet sutradara Fajar Bustomi dan Pidi Baiq.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 10 Jun 2024, 16:40 WIB
Gala Premier film Dilan 1983: Wo Ai Ni yang digelar di CGV Paris Van Java Bandung, Jawa Barat pada Minggu (9/6/2024). (Foto: Ruly Riantrisnanto)

Liputan6.com, Jakarta Sutradara Dilan 1983: Wo Ai Ni, Fajar Bustomi, membeberkan salah satu tantangan di balik produksi film yang rencananya akan tayang di bioskop pada 13 Juni 2024 mendatang. Dilan 1983: Wo Ai Ni membawa kembali suasana Timor Timur tahun 1983 yang kala itu masih belum menjadi Timor Leste.

Awalnya, Fajar Bustomi menyampaikan bahwa suasana hangat yang tersaji dalam film Dilan 1983: Wo Ai Ni, juga turut dirasakan oleh para sineas, kru, serta para pemain selama syuting. Setelah itu, barulah Fajar Bustomi membeberkan tantangan mengarahkan adegan pembuka film barunya itu.

Pada awal film, Dilan digambarkan sedang berpamitan dengan seorang sahabatnya yang asli Timor Timur. Dalam adegan tersebut, Dilan bersama sahabatnya tampak berdialog menggunakan bahasa daerah setempat. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan bagi Fajar Bustomi.

"Kalau ditanya apa yang bikin susah, sebenarnya semuanya hampir menyenangkan, ya. Dengan keluarga Dilan ini, semuanya menyenangkan sekali. Tapi soal adegan awal itu, saya belum pernah ke Timor Timur, cuma dari riset," ujar Fajar Bustomi di gala premier film Dilan: Wo Ai Ni di CGV Paris Van Java, Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/6/2024).


Fajar Bustomi Mengaku Tak Mengerti Bahasa Daerah Setempat

Fajar Bustomi. (Foto: Dok. Instagram @fajarbustomi)

Fajar Bustomi pun tak menyangkal bahwa selama menyutradarai Dilan 1983: Wo Ai Ni, dirinya masih belum mengerti bahasa Timor Timur. Namun, Pidi Baiq yang juga menjadi sutradara sekaligus penulis naskahnya, memintanya agar tetap ada dialog bahasa Timor Timur di awal film.

"Lalu harus menggunakan bahasa Timor Timur, saya kan enggak mengerti. Bahasa Sunda saja kadang-kadang harus tanya dulu sama si Ayah (Pidi Baiq)," ujar Fajar Bustomi.

"Adegan itu waktu mengerjakannya, si Ayah bilang, 'Nanti ditambahin ya adegan Timor Timur harus pakai bahasa Timor Timur benaran," sambungnya.

 


Pidi Baiq Punya Kenangan di Timor Timur

Pidi Baiq. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Fajar Bustomi pun menyatakan bahwa Pidi Baiq tak serta merta melempar konsep tersebut kepadanya. Namun, Pidi Baiq yang juga penulis novel-novel Dilan, ikut serta dalam menghidupkan adegan di Timor Timur lantaran punya kenangan dan masih ingat bahasa daerah tersebut.

"Untungnya nge-direct-nya berdua, sama Ayah. Ayah juga bisa bahasa Timor Timur. Tadi dengar di awal, itu ada lagu dengan lirik bahasa Timor Timur," terang Fajar Bustomi.

"Si Ayah bukan hanya Bandung, sama Timor Timur juga punya masa lalu yang bagus. Itulah salah satu adegan yang sampai akhirnya jadinya seperti itu. Saya senang banget, mudah-mudahan bisa syuting di sana lagi," tutup sang sutradara.


Rangkaian Gala Premiere Dilan 1983: Wo Ai Ni

Festival Dilan 1983: Wo Ai Ni (Dok. Falcon)

Rangkaian gala premiere Dilan 1983: Wo Ai Ni turut dihadiri oleh para pemain, sineas, tim rumah produksi Falcon Pictures, dan sejumlah awak media. Bekerja sama dengan KCIC, rombongan berangkat dari Jakarta menuju Bandung, Jawa Barat pada Minggu (9/6/2024) pagi.

Setiba di Bandung, rombongan terlebih dahulu menggelar acara ramah tamah di Gedung Pakuan. Setelah itu, barulah rombongan bergesar ke mal Paris Van Java untuk menonton gala premiere Dilan 1983: Wo Ai Ni di CGV sekaligus digelarnya Festival Dilan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya