Liputan6.com, Surabaya - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi terus menerus dengan melontarkan abu vulkanik pada Senin (10/6/2024).
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00:03 WIB disertai lontaran abu vulkanik yang teramati setinggi 400 meter di atas puncak, kemudian berlanjut erupsi pada pukul 00:50 WIB dengan tinggi abu vulkanik 500 meter di atas puncak.
Advertisement
"Selanjutnya erupsi pukul 02:18 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati 600 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi, Senin (10/6/2024).
Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi kembali pada pukul 06:33 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati 300 meter di atas puncak dan tidak selang lama erupsi lagi pukul 06:50 WIB.
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu kembali erupsi pada pukul 07:14 WIB dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak, selanjutnya berturut-turut pada pukul 08:27 WIB, 09:50 WIB, dan 10:47 WIB terpantau erupsi, namun visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut.
"Hingga siang pukul 12:02 WIB juga terekam terjadi erupsi, namun visual letusan tidak teramati. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," ujarnya.
Sejak Senin dini hari sampai siang tercatat erupsi Gunung Semeru sebanyak 10 kali yang tercatat petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru yang berada di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Masih Berstatus Siaga
Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement